16 Oktober 2025

Malang Raya Jadi Tuan Rumah ICCF 2025 Usung Nusantaraya – Senyawa Malang Raya’.

img_1760613988254

Malang Raya resmi menjadi tuan rumah Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) 2025 yang akan digelar 6-10 November 2025.(Ist)

Kamis, 16 Oktober 2025

Malangpariwara.com
Malang Raya resmi menjadi tuan rumah Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) 2025 yang akan digelar 6-10 November 2025. Mengusung tema ‘Nusantaraya – Senyawa Malang Raya’.

Festival ini menjadi momentum besar kolaborasi Kota Batu, Kota Malang, dan Kabupaten Malang untuk mengukuhkan posisi Jawa Timur sebagai provinsi kreatif di tingkat nasional.

Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat menegaskan kesiapannya dalam menjadi bagian kolaborasi besar lintas wilayah Malang Raya. Ia menambahkan bahwa hal ini membutuhkan proses yang panjang sehingga butuh persiapan yang matang.

_“Ini kan proses panjang, persiapan juga sudah kita lakukan utamanya berkoordinasi walaupun sifatnya informal,” _kata Wahyu, Rabu (15/10/2025).

Wahyu menambahkan bahwa saat ini sudah memasuki tahapan akhir yaitu finishing. Menurutnya, Malang Creative Center (MCC) akan menjadi venue dari ICCF 2025 ini.

Lebih lanjut, Wahyu mengatakan bahwa ada juga produk kreatif arek Malang yang digunakan untuk fasilitas pelayanan publik di Kota Malang. Salah satunya adalah Aplikasi Mbois yang menjadi poin utama dengan nilai tertinggi dari Kementerian Komunikasi.

_“Ada dari 17 sektor ekonomi kreatif terkait fashion dan keunggulan-keunggulan yang terkait digitalisasi itu. Salah satu contoh Aplikasi Mbois itu satu Handphone (HP) sudah hampir 70 pelayanan yang bisa dilakukan,” _ujar Wahyu.

ICCF 2025 ini juga menjadi jalan bagi Kota Malang menuju pekan UNESCO yang berkait dengan Creative City of Media Arts. Kota Malang tidak hanya menumbuhkan ekspresi budaya, melainkan juga menggerakkan roda ekonomi masyarakat.

_“Kami mengandalkan ICCF ini adalah rute to media art,” tambah Wahyu.

Ketua Indonesia Creative Cities Network (ICCN), TB. Fiki C. Satari menegaskan bahwa ICCF 2025 bukan hanya sekedar forum silaturahmi dan perayaan komunitas kreatif Indonesia. Tetapi juga simbol konsolidasi civil society yang mendukung pemerintah membangun bangsa menunu Indonesia Emas 2045.

“Melalui Nusantaraya di Malang Raya, ICCF merepresentasikan bahwa kota-kota tidak terikat sekat administratif, tetapi mampu berkolaborasi dan bersinergi merayakan keberagaman serta kekayaan Indonesia, untuk bersama bergerak maju,” ujar Ketua ICCN itu.

Sementara itu, Ketua OC ICCF 2025, Vicky Arief mengatakan bahwa ICCF 2025, bukan hanya festival, tetapi sebuah gerakan besar. Menurutnya, Senyawa Malang Raya adalah arti dari model pembangunan berbasis kreatif, kolaboratif, partisipatif dan orientasi kemajuan bersama.

“Dari Malang Raya kita buktikan, Kota Batu dengan gastronominya, Kota Malang dengan Media Arts, dan Kabupaten Malang dengan kekuatan budayanya,” ucapnya.

Sebagai penggerak ekonomi kreatif di Kota Malang, Koordinator Creative Fushion Dedik Wahyu Chang menyoroti bagaimana Malang memperkuat posisinya menuju Road to Malang City Media Arts.

Ia menyebut Malang sebagai Laboratorium ide yang menjadi inspirasi bagi kota-kota lain untuk mengembangkan budaya inovasi melalui kreativitas.

_“Kota Malang memiliki ekosistem kreatif yang matang dari komunitas digital, media art, hingga ruang kolaboratif seperti MCC,” tegasnya.

Dari Pelaku kreatif sekaligus koordinator Batu Creative Hub (BCH), Alan Wahyu Hafiludin menyebut bahwa Kota Batu berada dijalur tepat untuk menjadi kota Gastronomi dunia.

“Kekuatan Batu terletak pada kemampuannya mengolah potensi alam dan budaya menjadi pengalaman ekonomi kreatif yang menyatukan masyarakat, pelaku usaha, dan wisatawan,” imbuhnya.

Sebagai pelaku akar rumput dan perwakilan Kabupaten Malang Boim menegaskan bahwa Kabupaten Malang memiliki keunggulan pada jejaring komunitas yang luas dan berakar kuat.

_“Desa kreatif bukan hanya sekedar program, tapi cara hidup. Disinilah kreativitas tumbuh dari pasar, kampung, dan ruang publik desa membuat kekuatan budaya yang hidup,” _ucapnya.

ICCF 2025 ini diinisiasi oleh Indonesian Creative City Network (ICCN) yang berlangsung selama lima hari.

Opening ini akan dilaksanakan di Kota Batu pada 6 November 2025 dengan peresmian Selecta Living Museum yang menjadi simbol transformasi sejarah menjadi ekosistem belajar kreatif yang hidup.

Hari kedua, 7 November 2025 menghadirkan city tour bertema agro kreatif, meliputi wisata pertanian, kuliner, serta produk lokal fest yang menghadirkan pelaku UMKM, pengrajin dan brand lokal. Memperkuat Kota Batu sebagai kota berbasis gastronomi berbasis alam dan budaya.

Hari ketiga, Kota Malang menjadi tuan rumah. Kegiatan ini dipusatkan di Malang Creative Center (MCC) dengan tiga agenda utama:

International Conference “Future Creative Ecosystem: AI, Media Art, and Digital Humanity” dengan fokus Artificial Intelligence (AI) untuk industri kreatif, transformasi media art, dan masa depan kerja kreatif. Didukung Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur, hadir pembicara nasional & tamu jejaring internasional.
.
Festival Mbois 2025, termasuk Format baru yang memadukan art installation, music performance, digital experience, dan creative showcase komunitas muda Malang Raya.

Kongres ICCN (Pembukaan) Dihadiri >260 delegasi kota/kabupaten kreatif se-Indonesia, membahas arah gerakan kreatif nasional menuju 2045.

9 November 2025 akan digelar di Kabupaten Malang dengan Festival Nusantaraya dan ICCF Awarding Night yang menjadi puncak acara dan digelar di tiga titik:
Boon Pring,Bamboo Living Museum yang menampilkan ekowisata dan Pasar. Boon Pring dari para pelaku UMKM, pengrajin, serta komunitas kreatif desa wisata.

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari, yang menjadi panggung Tech & Digital Creative Showcase memadukan inovasi teknologi, startup kreatif, dan industri digital masa depan.

Salah satu Candi bersejarah di Kabupaten Malang, yang diubah menjadi panggung seni dan refleksi budaya Nusantara, memadukan pertunjukan tari, musik, dan instalasi seni dalam atmosfer spiritual khas Kabupaten Malang.

Festival ini adalah simbol pertemuan antara tradisi dan inovasi, antara warisan budaya dan teknologi baru, menghadirkan pengalaman lintas ruang bagi publik dan komunitas kreatif Indonesia.

Acara ini sekaligus Awarding Night, Malam penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi tertinggi bagi tokoh, komunitas, dan pemerintah daerah yang berperan besar dalam menggerakkan ekosistem kreatif di berbagai wilayah Indonesia.( Djoko W)