Jembatan Polehan-Kedungkandang Resmi Dibuka, Akses dan Ekonomi Warga Makin Lancar

Berita18 views

Malang, 24 Oktober 2025

Malangpariwara.com – Masyarakat yang ingin melintas dari Kecamatan Blimbing ke Kedungkandang kini tak perlu lagi memutar jauh. Jembatan Sungai Kali Bangau yang menghubungkan dua wilayah itu resmi dioperasikan mulai Kamis (23/10/2025).

Peresmian ini dilakukan oleh Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Letjen TNI (Purn) A.M. Putranto, Wali Kota Malang Wahyu Hidayat, dan Paguyuban Marga Sosial Tionghoa Indonesia (PMSTI).

Kepala Staf Kepresidenan A.M. Putranto menyebut, Jembatan Sungai Kali Bangau menjadi jembatan ke-221 yang dibangun melalui program nasional infrastruktur sosial.

“Program ini sudah berjalan 10 tahun, saya masuk tahun ke lima. Saya mencoba mencari target melalui Babinsa atau Dandim, sehingga itu yang menjadi titik awal kita membangun jembatan,” ujarnya.

A.M Putranto, sapaan akrabnya, menyebut pembangunan jembatan tidak hanya berfokus di Jawa, tetapi juga menyasar daerah lain seperti Nias, Riau, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Utara.

“Tinjauan yang dilakukan ini meliputi estimasi biaya, kebutuhannya apa kan tidak semua daerah akan dibangun jembatan,” ujarnya.

Selain jembatan, KSP juga menggandeng PMSTI dalam pembangunan sumur bor di sejumlah daerah.

“Kebetulan saya kali ini bersama PMSTI, kita mengajak bahwa kegiatan ini adalah kegiatan kemanusiaan, tidak ada politik dan kepentingan apapun, kami bernuat membantu masyarakat,” tegasnya.

A.M Putranto berharap Pemerintah Kota Malang dapat menjadikan jembatan ini sebagai jembatan permanen.

“Jembatan ini sangat membantu masyarakat karena biasanya harus memutar lebih dulu, kini tidak perlu. Pendidikan juga berkembang, perekonomian berjalan, sehingga masyarakat bisa memanfaatkan semaksimal mungkin. Ada perawatan tertentu dan aturan oleh Vertical Rescue Indonesia (VRI),” jelasnya.

Sementara itu, Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menambahkan, keberadaan jembatan ini mempercepat mobilitas warga, termasuk siswa SMPN 28 Malang yang selama ini harus menempuh jalan memutar.

“Tidak hanya siswa yang bersekolah tetapi pergerakan ekonomi akan cepat karena selama ini harus berputar dulu,” ujarnya.

Ia mengingatkan masyarakat agar menaati aturan penggunaan jembatan.

“Jembatan ini ada ketentuan jadi kami minta masyarakat mentaati ketentuan yang sudah ditetapkan,” tegas Wahyu.

Dijelaskannya, jembatan ini hanya bisa dilalui bergantian, maksimal tiga orang dewasa. Sepeda motor bisa melintas, tapi juga bergantian.

Wahyu juga meminta Dinas PUPRPKP Kota Malang segera membenahi akses menuju jembatan.

“Saya minta tengahnya ada trap (tangga), kemudian jalan yang menukik akan saya bangun penghalang agar saat hujan atau anak-anak tetap aman,” ujarnya.

Menurut Wahyu, bahan jembatan berbasis Kayu Akasia memiliki ketahanan sekitar lima tahun, sedangkan struktur keseluruhan bisa mencapai 20 tahun.

“Saya minta ada pemeliharaan agar bisa terjaga kualitas jembatan. Sementara pemeliharaan dari RW, apabila ada hal-hal krusial bisa masuk program Rp. 50 juta per RT itu. Bisa dimanfaatkan untuk pemeliharaan jembatan,” ungkapnya.

Pak Mbois juga menyebut, Pemkot akan memanfaatkan lahan hibah di Kelurahan Polehan untuk memperluas akses jalan agar lebih aman dan tidak terlalu curam.(Djoko W)