Uji Nyali Sensasi Pedas Superames dengan Cabai Carolina Reaper

Malangpariwara.com – Kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi hingga saat ini, memaksa para usaha kuliner untuk tetap berpikir kreatif. Seperti halnya yang dilakukan CEO Cokelat Klasik, Martalinda Basuki. Ia harus memutar otak untuk membuat sebuah produk kuliner yang mampu bertahan ditengah pandemi.
Bersama keempat temannya, perempuan yang akrab disapa Lala ini kemudian menciptakan produk baru berupa nasi rames dengan brand Superames.
“Ini brand baru yang kita ciptakan ditengah pandemi. Kalau soal Cokelat Klasik, nampaknya memang sudah tergerus zaman dan saya harus putar otak untuk produk baru ini,” akunya.
Bercerita soal ide yang kini secara resmi telah diperkenalkan, hal itu muncul ketika Lala berada di wilayah Jakarta, khususnya Jabodetabek.
“Selama 8 bulan saya di Jakarta merintis Superames ini dan kita kerjasama dengan empat orang. Kita ciptakan makanan harian kalau di Jawa biasa disebut nasi capur, tapi kita sesuaikan dengan konsep di Jakarta dengan nama nasi rames yang identik dengan kepedasannya,” jelasnya.
Superames, lanjut Lala, saat ini telah memiliki 4 cabang yang dimana cabang keempat satu-satunya di Jawa Timur berada di Kota Malang.
“Kalau yang cabang pertama hingga ketiga ada di Jakarta dan kita akan running sampai 8 cabang di Jabodetabek,” katanya.

Selain itu, menariknya lagi Lala memperkenalkan cabai terpedas di dunia, yakni Carolina Reaper yang tersedia di seluruh cabang Superames dengan keadaan fresh dan ada juga yang berbentuk saus dalam kemasan kripik bernama Potato Chips.
Cabai asal Amerika tersebut memang sudah terkenal dengan super pedasnya. Di Superames sendiri dijual dengan harga Rp 15 ribu per biji dan bisa dijadikan sambal khas dengan berbagai macam lauk yang tersedia di Superames.
“Bisa kita sediakan ulekan untuk para konsumen yang ingin menikmati pedasnya cabai Carolina dengan aneka lauk yang tersedia. Tinggal pilih dan di makan dengan sambal Carolina Reaper ini,” tuturnya.
Sebagai informasi, tingkat kepedasan dari Carolina Reaper ini memang melebihi rata-rata. Jika cabai biasa memiliki tingkat kepedasan 50 ribu SHU, untuk Carolina Reaper ini bisa mencapai 2 juta SHU.

Sementara itu, salah satu pengunjung yang sempat ‘uji nyali’ mencicipi Carolina Reaper secara fresh tanpa olahan, Hendra Saputra, merasakan hal diluar ekspetasi setelah mencoba cabai terpedas di dunia itu. Menurutnya, diawal memakan cabai Carolina memang tidak ada rasa pedas bahkan cenderung manis.
“Tapi lambat laun setelah beberapa menit barulah pedasnya terasa menusuk ke dinding atau langit-langit mulut saya. Itu luar biasa sensasinya. Apalagi di coba dengan lauk dan diulek sepertinya sangat istimewa. Jadi perlu di coba,” pungkasnya.(AgusN/DjokoWinahyu)