14 Juli 2025

Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P. Buka Sidang Pleno MWA UB

IMG20220319121823_resize_2_compress98

Foto: Sidang Pleno Majelis Wali Amanat Universitas Brawijaya Sosialisasi Peraturan MWA no.2 /2022 tentang Pemilihan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Rektor digelar Sabtu(19/3/22).(Djoko W)

Minggu, 20 Maret 2022

Malangpariwara.com
Sidang Pleno Majelis Wali Amanat Universitas Brawijaya Sosialisasi Peraturan MWA no.2 /2022 tentang Pemilihan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Rektor digelar Sabtu(19/3/22).

Sosialisasi yang dilaksanakan di Gedung Samantha Krida UB ini dihadiri Ketua, Anggota MWA dan Senat Universitas Brawijaya.

Sosialiasi ini dibuka dengan Sambutan Ketua MWA Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P. dan dilanjutkan perkenalan anggota MWA.

Sesi berikutnya penyampaian intisari Peraturan MWA No 2/2022 dan timeline Pemilihan Rektor UB.

Acara ditutup dengan penyerahan secara simbolik peraturan tersebut dari MWA kepada Senat UB.

Dari 17 anggota MWA, dua orang diantaranya saat ini sedang menjabat menteri yaitu Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD, S.H., S.U., M.I.P. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan dan Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Sosialisasi ini diikuti secara luring oleh anggota MWA dan SAU (Senat Akademik Universitas). Serta diikuti secara daring oleh Dewan Profesor, Dosen, Tenaga Kependidikan, Dosen dan Mahasiswa.

Usai membuka Sidang Pleno Majelis Wali Amanat Universitas Brawijaya Sosialisasi Peraturan MWA no.2 /2022 tentang Pemilihan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Rektor, kepada wartawan
Muhadjir Effendy, mendorong Universitas Brawijaya (UB) agar memiliki dana abadi untuk menyediakan beasiswa.

Hanya saja menurutnya, beasiswa yang disediakan melalui dana abadi tersebut diperuntukan bukan untuk mahasiswa Indonesia tetapi mahasiswa luar negeri yang nanti belajar di UB.

“Namanya International class itu mestinya mahasiswanya juga dari luar negeri. Yang dalam negeri sedikit aja mungkin perbandingannya bisa 4 banding 1 saja,” ucapnya.

Sehingga hal ini betul-betul dalam rangka untuk membawa UB menjadi kampus milik dunia, bukan hanya kampus milik arek Malang atau milik Indonesia saja.

“Apalagi UB merupakan kampus yang sangat besar. Sehingga perlu efort tersendiri untuk bangkit menjadi kekuatan yang dasyat besar seperti yang menjadi visi dan misi UB,” tuturnya.

Namun demikian, terkait dana abadi UB ini masih berupa gagasan sehingga untuk kisaran besaran dana abadi masih dalam pembicaraan.

“Kisaran dana abadi itu nanti akan kita bicarakan lebih lanjut. Karena ini masih berupa gagasan,” tandasnya.

Sementara itu, Prof Erani Yustika, Ketua Ikatan Alumni UB, menjelaskan, dalam proses pembelajaran, riset dan yang lainnya, tentunya membutuhkan anggaran yang cukup besar. Dan hal ini menurutnya tak bisa terus bergantung pada pemerintah.

Terlebih lagi, lanjutnya, kampus-kampus yang bertranformasi menjadi Badan Hukum Miliki Negara (BHMN) harus makin lincah untuk mencari sumber pendanaan, di mana salah satunya adalah Dana Abadi.

Seperti yang disampaikan oleh Ketua MWA bersama pimpinan perguruan tinggi akan menginisiasi Dana Abadi, di mana hal ini juga telah banyak dilakukan oleh kampus BHMN.

“Hal ini menjadi prioritas yang harus dikawal Rektor dan dibantu oleh MWA,” tandasnya. Sabtu(19/3/21).(Djoko Winahyu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *