Kepala Staf Kepresidenan RI Jenderal TNI (Purn.) Dr. H. Moeldoko, S.I.P. Kesengsem Cara Inisiator 3G Rubah Mindset Warga

Foto: Kepala Staf Kepresidenan RI Jenderal TNI (Purn.) Dr. H. Moeldoko, S.I.P. berkunjung ke WNS RW.19 Purwantoro Kampung binaan dan replikasi 3G.(ist)
Rabu, 23 Maret 2022
Malangpariwara.com –
Usai Resmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kampus 2 Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang yang berlokasi di Jalan Karanglo Km.2 Kelurahan Tasikmadu Kecamatan Lowokwaru Kota Malang, Kepala Staf Kepresidenan RI Jenderal TNI (Purn.) Dr. H. Moeldoko, S.I.P. berkunjung ke WNS RW.19 dan rumah prestasi 3G.
Seperti yang sering disampaikan Pembina Lingkungan Nasional Bambang Ir, setiap tamu yang akan ke 3G pintu masuknya adalah WNS (Wonosari ) RW.19 Kelurahan Purwantoro dimana, WNS sebagai kampung binaan sekaligus replikasi dari 3G.
Kepala Staf Kepresidenan RI Jenderal TNI (Purn.) Dr. H. Moeldoko, S.I.P. sangat mengapresiasi dan menaruh harapan agar kampung WNS ini dijadikan role model untuk kampung kampung lainnya di tanah air.

Di dampingi Bambang Ir pembina Kampung WNS, Dewi godhong serta suku Dalu, Moeldoko diajak keliling kampung dan melihat langsung renovasi taman GARUDA dan selanjutnya melihat presentasi (demografi) bagaimana Bambang Irianto membangun kampung mulai dari nol.
“Saya sangat apresiasi dan menaruh rasa hormat kepada teman teman yang ada di kampung ini, yang telah membangun sebuah kampung. Yang saya lihat tadi tidak sekedar membangun fisiknya tapi juga membangun karakternya, dimana tadi masyarakat awalnya ogah-ogahan diajak menuju konsep kampung yang bagus, karena ketekunan Pak Bambang untuk meyakinkan mereka supaya melakukan perubahan. Jadi pak Bambang berhasil merubah mindset warganya,” terang Moeldoko.
“Ini sangat dasyat sekali. ini kalau semua wilayah seperti ini, maka sebenarnya tidak ada lagi yang namanya kampung tertinggal, masyarakat miskin, tidak ada lagi kekumuhan,” imbuhnya.
“Jadi konsep keamanan dan stabilitas wujudnya adalah ketahanan, maka kampung ini kalau direplikasi kepada seluruh kampung yang ada, baik cara mengelolanya ataupun out comenya maka ini bisa saya katakan Indonesia akan menjadi negara yang sangat stabil, karena kampung ini dibangun atas dasar gotong royong tidak ada lagi bicara intoleransi, tidak ada lagi bicara sara, dll,”ungkap Moeldoko.

Terkait Slogan Kampung WNS Go Green menjadi kampung Pancasila, Moeldoko berkomentar. “Kalau dilihat dari semuanya itu, maka saya katakan ini bukan hanya sebuah konsep, bentuknya ini sudah internalisasi.
kalau orang lain baru berbicara mengarusutamakan pancasila, maka di sini sudah dalam bentuk Pancasila ter-internalisasi.
“Tadi secara spontan Pak Bambang tadi punya konsep yang bagus bagaimana membangun taman garuda yang dimana di dalamnya akan ada tempat Saung Garuda, Saung Literasi Pancasila, Warung Kejujuran termasuk pengembangan urban farming,” urainya.

Pada kesempatan itu pula Moeldoko memberikan atensi kepada kampung dan menyerahkan bantuan dana 15 Juta.
“Saya tidak punya tujuan apa-apa, saya hanya ingin meringankan agar apa yang diinginkan bisa terwujud. Jadi kami berikan bantuan 15 juta,” sebutnya.
Sementara itu, Bambang Irianto dalam paparannya mengatakan kalau Prinsipnya membangun kampung itu kan harus ada kolaborasi dan konsultasi. Kemudian apa yang kita kerjakan kita publikasikan.
“Nah dalam proses itulah kemudian Glintung Go Green berinteraksi dan berkomunikasi dengan berbagai kementerian. kali ini KSP mendengar sudah lama sebelum pandemi tentang Glintung Go Green tapi karena kesibukan pandemi baru kali ini datang kemari. tapi sebelumnya Ibu Moeldoko sudah pernah berkunjung kemari,” Kata Bambang.

Bambang Irianto berharap
apa yang sudah dia kerjakan di kampung ini bisa dibantu pemerintah dalan artian untuk dapat mereplikasi dan untuk mempercepat bahwa membangun bangsa kita mulai dari yang kecil dari kampung-kampung. itu harapan saya.
karena KSP tentu punya koordinasi dengan berbagai kementerian,” paparnya
Sebenarnya saya membangun kampung itu modal dasarnya itu gotong royong.
“Dari awal saya tidak pernah berbicara tentang Pancasila, tapi praktek-praktek membangun kampung selalu saya terapkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila,” tukasnya.
Tapi dengan langkah nyata dan berdaya guna bermanfaat bagi mereka, sebenarnya dia sudah ter-internalisasi kehidupannya dengan nilai-nilai Pancasila dan Pak Moeldoko mampu menangkap itu.
“Di taman Garuda itu kita bangun urban farming ketahanan pangan yang langsung bisa dimanfaatkan oleh warga. Tapi melalui proses ber-urban farming itulah nilai-nilai Pancasila itu saya masukkan. Sehingga orang belajar Pancasila melalui ketahanan pangan,” paparnya.

Bambang Irianto membeberkan rancangan program pembangunan lokasi khusus.
“Kami buat beberapa lokus, ada saung Pancasila, literasi Pancasila, warung Kejujuran, Panggung Pancasila di suatu lokus area urban farming. sehingga masyarakat akan tertarik, bukan sekedar jargon-jargon atau kalimat kata-kata tapi wujud nyata. Gotong royong disitu ada, jadi ibaratnya menuju sila ke 5 itu sedikit-sedikit sudah mulai kelihatan. Itu strategi saya menginternalisasikan Pancasila dalam kehidupan masyarakat,” Pungkas Manager 3G itu.(Djoko Winahyu)