3 Juli 2025

Tutup Dies Natalis 40 “Wahyu Mahkutoromo” Dimaknai Bawa Perubahan Bagi POLINEMA

IMG-20220821-WA0050

Foto: Penyerahan gunungan sebagai pertanda dimulainya pagelaran wayang Kulit POLINEMA.(ist)

Minggu, 21 Agustus 2022

Malangpariwara.com
Ada yang beda penutupan Dies Natalis di POLINEMA tahun ini.

Diusia yang ke- 40 ini ada yang beda, Politeknik Negeri Malang (Polinema) menutup rangkaian Dies Natalis ke-40 dengan gebyar seni pagelaran wayang kulit, Sabtu (20/8/22) malam.

Acara diawali dengan Tari Tradisional sebagai pembuka, Potong tumpeng, hiburan Jula Juli Theatrisic, Opera Polinema (Jajaran Pimpinan), dan penutup Pagelaran Wayang Kulit dengan Lakon “Wahyu Makuthoromo” .

Potong tumpeng rasa syukur (ist)

Dies Natalis adalah suatu peringatan atas hari lahir yang di dalam sejumlah besar budaya dianggap sebagai peristiwa penting yang menandai awal perjalanan kehidupan. Oleh karena itu, secara turun-temurun peringatan itu dirayakan dengan penuh syukur dan kebahagiaan.

Pundemikian yang dilakukan POLINEMA namun untuk tahun ini menampilkan pagelaran seni budaya wayang kulit yang mengambil lakon “Wahyu Mahkutoromo” ini didalangi dua civitas akademika Polinema sendiri, yakni Ki.H. Joko Setiono dan Ki.R. A KL.R. Araya Ismoyo.

Joko Setiono sebagai dosen dan Ki Araya Ismoyo aktif sebagai mahasiswa S2.

Direktur Polinema, Supriatna Adhisuwignjo, mengatakan, makna lakon yang ditampilkan itu pada intinya bisa mampu membawa perubahan yang baik di Polinema.

Itu juga alasan sengaja digelarnya wayang kulit dalam penutupan Dies Natalis Polinema tahun ini.

“Intinya ingin mengajak seluruh civitas akademika dalam Polinema, bersama-sama melakukan perbaikan. Jadi yang dirasa belum baik mari diperbaiki,” katanya, Sabtu malam(20/8/22).

Suasana pagelaran wayang kulit di acara penutupan Dies Natalis -40 POLINEMA(ist)

Dalam usia ke 40 tahun ini, Supriatna berharap bisa menancapkan jati diri awal suatu pendirian Polinema.

“Dalam filsafat, usia 40 usia paling sakral. Kalau orang bilang antara manusia dan organisasi kurang lebih sama. Diharapkan peringatan mencerminkan kedawasaan seseorang dan organisasi,” ungkapnya.

Supriatna menegaskan, Polinema ke depan harus menunjukkan semangat baru dalam dunia pendidikan serta mewujudkan visi misi.

“Agar menjadi semangat baru untuk bisa bersama punya motivasi semangat mewujudkan visi misi ke depan, tentunya bisa menggandeng dengan kondisi situasi saat ini,” katanya mengakhiri.(Djoko W)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *