29 Agustus 2025

Bersama Mappilu PWI, Tenaga Ahli Bawaslu RI Ungkap Hal Minor 25 Tahun Perjalanan Pemilu

IMG-20231230-WA0009

Sabtu, 30 Desember 2023

Malangpariwara.com – Empat tenaga ahli Bawaslu RI mengungkap berbagai hal yang minor dalam 25 tahun perjalanan Pemilu. Mereka dihadirkan dalam acara Konsolidasi Nasional Bawaslu dengan Pemantau Pemilu. Digelar selama tiga hari, (28-30/12) di hotel Ibiz Jakarta Pusat.

Seperti tenaga ahli Titi Anggreini yang merupakan dosen Fakultas Hukum Universitas Indonesia, juga selaku Wakil koordinator Maju Perempuan Indonesia (MPI).

Menurutnya isu selama 25 tahun penyelenggaraan Pemilu masih tetap tidak bermakna. Pemilu selama ini hanya sekedar rutinitas lima tahunan.

“Selama ini dalam penyelenggaraan Pemilu banyak hal negatif yang semestinya ditindaklanjuti,” ungkap Titi, Jum’at (29/12).

Lebih lanjut akademisi ini menguraikan jika yang dimaksud Pemilu yang bermakna minimal harus memiliki enam hal. Diantaranya, adanya demokrasi, juga terdapat kredibilitas yang bagus dari penyelenggara Pemilu. Serta wajib ada penegakan hukum dalam setiap pelanggaran, dan pemilih yang posisinya berdaya, bukan di pihak yang lemah.

Tenaga ahli lain, Dr Nur Hidayat Sardini SSos MSi, yang merupakan akademisi dari Universitas Gajah Mada (UGM). Menurutnya carut marut politik di Indonesia dipicu oleh para politikus alumni Golkar menyebar ke seluruh partai. Mereka menjadi opportunity, dan tidak akan mau menjadi oposisi. Namun hanya menunggangi partai pemenang untuk mencari zona aman.

Sedangkan Dr Wirdyaningsih SH MH menyoroti tentang nihilnya penindakan dari tiap pelanggaran Pemilu. Ia menilai Sentragakkumdu berjalan di tempat, disertai kendala peraturan Pemilu yang kerap berubah-ubah. Serta ketidaksiapan dan ketidakmauan aparat dalam menangani perkara pelanggaran Pemilu, diperparah lagi dengan ketidakjelasan kepastian hukum di Indonesia.

Tenaga ahli Bawaslu yang keempat Jeirry Sumampow, ia merupakan koordinator komite pemilih Indonesia. Secara singkat ia mengkritisi mengenai kondisi lembaga pemantau yang saat ini ia anggap lemah dan terkesan berjalan sendiri-sendiri.

Diskusi yang melibatkan empat tenaga ahli ini digelar oleh Bawaslu RI di acara konsolidasi nasional pemantau Pemilu. Dengan mengangkat tema tentang eksistensi dan peran strategis pemantau Pemilu dalam mengawal Pemilu 2024 yang jujur, adil dan demokratis.

Pagi ini panitia konsolidasi nasional Pemantau Pemilu membagi 100 peserta menjadi lima kelas diskusi. Masing-masing kelas membahas tema yang berbeda.

Kelas tersebut membahas tema diantaranya ; Pertama mengenai politik uang, hoaks dan ajaran kebencian.

Juga ada kelas ke dua yang mengupas mengenai potensi netralitas ASN, anggota TNI Polri, para penyelenggara Pemilu dan Badan lainnya.

Kelas ke tiga, mengulas potensi kecurangan pd tahapan kampanye dan masa tenang.

Pada kelas ke empat mengulik kecurangan pada saat pemungutan dan perhitungan suara.

Sedangkan kelas ke lima mendalami tentang redesain pemantau Pemilu yg efektif & akuntable.(Djoko W)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *