Warga Griya Shanta Tolak Jalan Tembus, Komisi C DPRD Kota Malang Minta Pemkot Malang Kaji Ulang

Ketua Komisi C Anas Muthtaqin di dampingi anggota Komisi.(Djoko W)
Rabu, 2 Juli 2025
Malangpariwara.com – Warga Perumahan Griya Shanta RW 12 Mojolangu, getol menolak rencana pembuatan jalan tembus. Yang diduga jalan tembus itu hanya untuk kepentingan developer.
Hal ini disampaikan perwakilan warga saat audiensi dengan Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kota Malang, Rabu (2/7/2025).
Ketua Komisi C DPRD Kota Malang, Muhammad Anas Muttaqin mengaku akan melihat secara utuh masalah ini, dengan memanggil eksekutif. Agar nantinya bisa memberikan rekomendasi terbaik.
Apakah mereka sudah berkomunikasi dengan warga atau pihak lainnya. Agar tidak ada masalah di kemudian hari.
“Setelah ini kami juga akan melihat prespektif dari eksekutif terkait hal ini. Dengan memanggil juga dinas terkait dan kita ingin mengetahui skema dari mereka seperti apa,” terang Anas.
Karena menurutnya, hal ini tidak bisa dilakukan salah satu pihak terkait. Sebab ada beberapa prespektif, ada prosedur regulasi, juga persoalan sosiologis. Terlebih hal ini juga terkait dengan warga sekitar yang terdampak dengan rencana itu.
“Kita ingin melihat argumentasi itu juga kenapa kemudian muncul rencana jalan tembus itu. Kalau prespektif dari warga sudah jelas mereka menolak dan menganggap itu tidak diperlukan, arena masih ada opsi atau alternatif lain terkait hal itu,” tuturnya.
Anas juga menegaskan akan berpihak kepada masyarakat, jika ada program ataupun rencana dari eksekutif yang ternyata merugikan masyarakat.
“Sejauh program atau apapun rencana eksekutif yang itu merugikan masyarakat, kita akan berada di pihak masyarakat. Kita akan mendukung atau membackup apapun permasalahan yang merugikan masyarakat,” tegasnya.
Senada, Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Malang, Dito Arief Nurahmadi mengaku telah mendengar prespektif warga yang menolak. Sehingga Pemerintah Kota (Pemkot) Malang tidak boleh terburu-buru terhadap kebijakan ini, karena dampaknya juga akan panjang.
“Tadi juga disampaikan secara peta itu sebenarnya ada beberapa alternatif atau opsi jalan selain jalan tembus yang sekarang didorong untuk dibuat di Griyasanta RW 12 . Ada jalan Candi Panggung dan ada jalan Kipas yang ujungnya juga sama sebetulnya,” ungkapnya.
Apalagi, lanjut Dito, dalam surat yang disampaikan Pemkot Malang itu kesannya memang jalan tembus itu untuk memfasilitasi developer agar bisa melewati itu.
“Artinya kita juga harus melihat bahwa jangan berpihak pada satu sisi. Tapi sisi dari masyarakat juga sangat penting dan semua proses tahapan harus dilalui. Termasuk mengajak masyarakat untuk bicara dan berdiskusi,” ucapnya.
Jika alasannya untuk mengurai kemacetan, Dito menilai hal itu kurang tepat. Artinya meskipun ada jalan tembus itu, bukan berarti kemacetan di jalan Sukarno Hatta dapat terurai. Karena sebenarnya di sekitar situ juga ada jalan lainnya.
“Termasuk di Jalan Candi Panggung itu yang dari Permata Jingga juga diblokir. Kenapa tidak itu saja yang dibuka. Jadi penjelasan alasannya harus ilmiah,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua RW 12, Jusuf Toyib mengaku sangat keberatan jika dibangun jalan tembus di Griya Shanta. Karena menurutnya, saat ini daerah Griya Shanta sudah cukup ramai dengan siswa sekolah.
“Griya Shanta saat ini sudah sangat crowded, sekarang masih mau ditembus jalannya hanya untuk kepentingan developer. Sehingga warga sepakat untuk menolak adanya jalan tembus,” pungkasnya diamini ketua RT.04 Sugiharso( Djoko W)