Malangpariwara.com – Acara puncak Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2025 digelar meriah di Balai Kota Malang pada Sabtu (26/10), mengusung tema “Financial Evolution: Perjalanan Menuju Kemandirian Keuangan.”
Beragam kegiatan seru turut memeriahkan acara ini, mulai dari fun walk, Financial Expo, Fun Zumba, EduFin Challenge, Pasar Rakyat UMKM, promo produk keuangan, hingga pemilihan Duta Literasi Pasar Modal 2025.
Semua kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang keuangan dan mengajak mereka lebih waspada terhadap maraknya penipuan digital.
Kepala OJK Malang, Farid Falatehan, menjelaskan bahwa literasi keuangan merupakan kunci penting untuk mencapai kemandirian finansial.
Ia menyebut ada empat langkah utama dalam membangun sistem keuangan yang sehat, yaitu fondasi, pertumbuhan, proteksi, dan kemandirian.
“Untuk BIK ini, kita menekankan empat tahap, mulai dari fondasi, kemudian pertumbuhan, proteksi, dan akhirnya kemandirian,” ujarnya.
Farid berharap kegiatan ini bisa membantu masyarakat memiliki pola pikir keuangan yang lebih baik. Menurutnya, masyarakat perlu memahami cara mengelola keuangan, menggunakan produk keuangan sesuai kebutuhan, serta memiliki perlindungan finansial agar bisa mandiri di masa depan.
Meski begitu, Farid juga menyoroti tingginya pertumbuhan kredit di Kota Malang yang mencapai hampir 10 persen, lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 7,6 persen. Namun di sisi lain, peningkatan ini juga diiringi oleh naiknya kasus penipuan keuangan.
“Pertumbuhan kredit di Malang cukup tinggi, tapi kasus penipuannya juga meningkat. Banyak masyarakat yang sebenarnya mampu secara finansial, tapi belum cukup waspada,” jelasnya.
Farid mengingatkan masyarakat agar tidak mudah percaya dengan oknum yang mengatasnamakan lembaga resmi, terutama di media sosial.
Ia mencontohkan kasus warga Malang yang kehilangan belasan juta rupiah karena memberikan nomor rekening dan PIN kepada pelaku penipuan.
“Jangan pernah memberikan nomor rekening, PIN, atau data pribadi ke siapapun, meskipun mengaku dari lembaga resmi,” tegasnya.
OJK juga menghimbau masyarakat untuk segera melapor ke Indonesia Anti-Scam Centre (IASC) jika menjadi korban penipuan.
Farid menjelaskan, laporan cepat dalam waktu satu jam setelah kejadian memungkinkan rekening pelaku segera diblokir.
Hingga kini, sekitar Rp360 miliar berhasil diselamatkan melalui kerja sama antara OJK, Bank Indonesia, PPATK, perbankan, dan kepolisian.
Melalui BIK 2025, OJK berharap masyarakat semakin melek finansial, tidak hanya memahami produk keuangan, tetapi juga mampu melindungi diri dari berbagai modus penipuan yang kini marak.( Djoko W )






