Malangpariwara.com – Politeknik Negeri Malang (Polinema) kembali menggelar ajang Polinema BIM International Competition (PBIC) 2025.
Kompetisi ini mengusung tema “Sustainable Urban Living Hub: BIM for Eco-Friendly Mixed-Use Building.”
Kompetisi tahunan yang difokuskan pada pemanfaatan Building Information Modeling (BIM) ini menjadi wadah bagi mahasiswa Teknik Sipil untuk menunjukkan kemampuan desain bangunan berkelanjutan.
Ketua Jurusan Teknik Sipil Polinema, Mohamad Zenurianto, menjelaskan PBIC tahun ini merupakan penyelenggaraan kedua.

Jika tahun sebelumnya diikuti peserta dari kawasan ASEAN, kali ini peserta internasional belum dapat hadir karena keterbatasan waktu penyelenggaraan.
“Untuk tahun ini, yang kedua ini, mereka yang mendaftar itu ada 14 perguruan tinggi, kemudian yang mensubmit proposal lengkap itu sebelas, enam yang masuk finalis,” ujarnya, Kamis (27/11/2025).
Enam finalis tersebut berasal dari berbagai kampus, diantaranya sebagai berikut:
- Naraya Still Dancing – Politeknik Negeri Malang
- Evori – Politeknik Negeri Pontianak
- Gentaga – Politeknik Pekerjaan Umum
- Trinova – Politeknik Negeri Malang
- Vicato – Institut Teknologi Bandung
- Kouois – Institut Teknologi Bandung

Menurut Zenurianto, jumlah peserta tahun ini sebenarnya meningkat, tetapi partisipasi internasional mengalami penurunan.
Kualitas Kompetisi Internasional
Untuk 2026, Polinema akan kembali menyasar mitra-mitra luar negeri agar kompetisi benar-benar berkelas internasional.
“Jadi tadi kami sudah sampaikan bahwa kita kan punya mitra banyak ya, dari Wadir 4. Nah kemarin sudah banyak kegiatan bersama yang bidang training sipil ya. Misalnya ada seminar bersama, ada tukar mahasiswa, ada join degree,” ujarnya.
Tiga juri yang dilibatkan pada PBIC 2025 berasal dari lembaga dan perusahaan yang memiliki reputasi kuat di bidang BIM.

Zenurianto menegaskan bahwa penilaian lomba sepenuhnya mengikuti tema besar PBIC 2025.
“Apa yang dirancang oleh teman-teman harus sustain. Sustain artinya bangunannya harus berkelanjutan. Kemudian yang tidak kalah pentingnya yang kedua tadi khusus untuk yang mixed-use building. Berarti bangunan-bangunan gedung yang memang campuran,” katanya.
“Tidak hanya untuk misalnya apartemen ya, biasanya kan ada apartemen, ada hotel, ada meeting dan seterusnya ya. Nah model-model yang seperti itu,” jelasnya.
Elemen eco-friendly atau ramah lingkungan juga menjadi aspek penting, termasuk konsep green building yang kini menjadi kebutuhan dalam perencanaan konstruksi modern. (Djoko W)






