PKK Kota Malang Fokus Garap Urban Farming Menuju Zero Stunting 2023
MALANG – PKK Kota Malang Fokus Garap Urban Farming Menuju Zero Stunting 2023.
Hal ini diungkapkan Ketua Tim Penggerak PKK Kota Malang, Hj. Widayati Sutiaji. Jum’at (05/07/2019).
“Lahan persawahan kita memang terbatas, tapi bukan berarti program ketahanan pangan tidak bisa dihidupkan di kawasan perkampungan dan permukiman perkotaan, “ujar Widayati penuh optimis.
Kelihatannya memang kontradiktif dengan kondisi kekinian, dimana sektor pertanian tidak lagi dilirik sebagai penopang utama perekonomian rumah tangga. Namun Widayati meyakini itu bukan berarti pertanian dilupakan sama sekali. Itu yang menjadi pengungkit munculnya pertanian perkotaan (urban farming).
PKK Kota Malang bersama Pemerintah Kota Malang pun memiliki sejumlah program untuk mendorong dan memanfaatkan lahan yang ada semaksimal mungkin.
“Pertanian perkotaan atau istilahnya urban farming. Konsep ini sebenarnya bagaimana memanfaatkan lahan pekarangan yang sempit di kawasan permukiman perkotaan untuk area bercocoktanam. Salah satu tujuannya bisa untuk menjaga ketahanan pangan, selain menjadi penghijauan lingkungan sekaligus menjadi tools (sarana) pengendalian inflasi di kota Malang. Karena dengan ketahanan dan kemandirian pangan, warga tidak terdampak secara ekstrim akan fluktuasi harga harga pangan,” ujar Ketua TP PKK Kota Malang.
Secara khusus terkait pengendalian inflasi, PKK Kota Malang difasilitasi Bagian Perekonomian juga menjalin kerjasama dengan Bank Indonesia Perwakilan Malang. Salah satu bentuk kolaborasi antara BI dan PKK, diantaranya telah digelontorkan CSR BI untuk PKK Kota Malang dalam wujud dukungan sarana dan prasarana program pengembangan Urban Farming di kota Malang.
Bantuan sarana budidaya Urbanfarming untuk pengembangan yaitu Tanah Katel, Pupuk Kandang, Sekam, benih tanaman dan polybag. Untuk pra sarana berupa rak dan tempat budidaya tanaman dari talang kanal C.
Bantuan yang diajukan oleh Tim Penggerak PKK Kota Malang akan digunakan sebagai aset kader di wilayah yang akan digunakan oleh anggota dengan cara di manfaatkan bersama sama untuk memenuhi kebutuhan pangan khususnya.
Bantuan ini sangat dibutuhkan dan ditunggu tunggu oleh kader wilayah dan anggota untuk peningkatan kemampuan produksi sayur sebagai sumber konsumsi pangan dan ketersediaan gizi keluarga sehingga bantuan untuk kegiatan ini akan berjalan dengan baik dan berhasil.
Urbanfarming lebih banyak melakukan budidaya tanaman yang bersifat produk volatile yaitu produk pertanian yang mempunyai nilai harga jual fluktuatif, yang artinya harga tertinggi dan terendah dari produk itu sangat tidak stabil, seperti produk sayuran daun, sayuran buat tomat dan cabe serta bawang merah.
Kondisi harga produk yang tidak stabil mempengaruhi kemampuan beli masyarakat berarti mempengaruhi ketersediaan dan kecukupan bahan pangan tersebut untuk masyarakat.
Misi besar lainnya adalah zero stunting. “Stunting Jatim memang terkategori tinggi. Sejalan dengan program Pemprov, kita (PKK Kota Malang) juga melakukan langkah langkah penguatan untuk mampu menghilangkan stunting. Salah satunya melalui perbaikan mutu dan gizi pangan, urban farming yang kita garap diantaranya menonjolkan tanaman tanaman organik yang itu bagus untuk pertumbuhan dan kesehatan, sehingga di 2023 kita targetkan kota Malang zero stunting, “tutur Perempuan yang fashionable dan pernah didaulat catwalk pada ajang umkm fashion tingkat nasional.
Ditambahkan perempuan murah senyum ini, bahwa dalam rangka penguatan urban farming, PKK punya program yang namanya HATINYA (Halaman Asri Teratur Indah dan Nyaman) PKK.
Satu program yang dijalankan anggota PKK ditingkat kelurahan ke bawah (RT/RW, biasa disebut dengan istilah kelompok Dasa Wisma), dengan memanfaatkan lahan di lingkungan masing masing untuk bercocok tanam seperti cabe, tomat, sayur mayur, dll.
“Program Hatinya PKK itu juga dikawinkan dengan program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang dilakukan Pemkot Malang. Tujuannya sama yakni untuk mengoptimalisasikan pemanfaatan lahan pekarangan serta menjadi sarana untuk terbangunnya ketahanan pangan, “info istri Walikota Malang tersebut.
Ditambahkannya, sudah 57 kelurahan yang disentuh program urban farming yang dikembangkan PKK Kota Malang.
“Terbanyak tanaman cabai yang dibudidayakan di setiap rumah. Dan diakui keberadaan tanaman cabai itu membantu di skala rumah tangga. Terutama ketika cabai mahal, konsumen cabai skala rumah tangga sangat terbantu ketika memiliki tanaman cabai,”ujar Widayati Sutiaji.
Kemandirian pangan, ketahanan pangan serta pengendalian inflasi dan zero stunting, kembali diutarakan Hj. Widayati sebagai bagian dari misi programurban farming.
“Salah satu wujud konkritnya, kita PKK telah mampu mendistribusikan bantuan untuk kegiatan urban farming kpd 57 kelurahan,” pungkasnya.(JKW)