Mamin Otonomi Award Pemkot Malang Viral
DIKELUHKAN: Sajian Mamin dalam plastik yang di bagikan kepada para tamu undangan di acara malam Otonomi Awards
MALANG – Sajian Mamin dalam plastik di acara malam Otonomi Awards pada Senin (26/08/2019) malam lalu, yang mayoritas dihadiri tokoh masyarakat di tingkat RT dan RW yang dianggap tidak pantas dan melecehkan tokoh masyarakat itu akhirnya menuai kecaman yang ditujukan kepada pemkot atau penyelenggara.
Malam Puncak Otonomi Award yang diselenggarakan oleh Bagian Pemerintahan Pemkot Malang pada Senin (26/08/2019) di gedung Graha Cakrawala UM dan sebagian besar dihadiri ketua RT, RW, TP PKK kelurahan hingga kelompok PKK RT, menuai kritikan pedas dari beberapa kalangan.
Keluhan ini viral di salah satu grup komunitas di Kota Malang menjadi bahan perbincangan yang hangat, foto kegiatan banyak beredar di grub grub WA.
Bahkan di beberapa Akun Facebook “Komunitas Peduli Malang Raya” Disebutkan bahwa acara Otonomi Award sungguh mengenaskan jika dibandingan dengan anggaran yang sangat besar.
Kutipan keluhan yang viral di medsos ini sebagai berikut “Acara Otonomi Award Kota Malang yang sungguh mengenaskan. Konsumsinya sangat-sangat tidak menghargai para tokoh undangan yang hadir…”
Berikut kutipan di grub WA
H Siswo Waroso mantan anggota dewan PAW meminta kepada anggota dewan yang baru untuk memonitor terkait anggaran. ” Tolong dewan yg sekarang, mohon di monitor terkait anggaran 1,15 m acara otonomi award itu,” pintanya.
Lainlagi komentar H M Fauzan mantan anggota Dewan 2014. Menurutnya
Anggota dewan wajib memanggil & hearing bagian umum Pemkot Malang…kalau perlu mengundang pihak terkait lainnya (KPK, dll).
Saat di konfirmasi, kepala Bagian Humas Pemkot Malang Muhammad Nur Widianto, S.Sos membenarkan jika foto tumpukan mamin kue dalam plastik bersama air mineral gelas adalah acara di Malam Otonomi Awards dan panitianya ” Budi” sudah meminta maaf atas kekurang nyamanan penyajian konsumsi itu.
Hal ini ditanggapi Eko anggota grub ” Grassroot_peduli_PKB
“Ya sekalipun alasan “tidak sesuai spesifikasi kontrak” oleh pihak rekanan ini dijadikan dasar permintaan maaf. Yg dikeluhkan tentu saja bagaimana bisa pengawasan dari pihak penyelenggara dalam hal ini EO dan Penanggung jawab acara entah dari seksi apa di OPD/jajaran eksekutif “lalai” dalam hal ini. Tanpa khusnudon terkait tender2 tsb, satu yg perlu digarisbawahi : karena lalai (dalam mengawasi bawahan) bahkan seorang walikota bisa masuk bui kemarin… ,” ujarnya.
Salah satu anggota DPRD Kota Malang hasil PAW yang juga baru saja dilantik di masa jabatan yang baru, Eko Hadi Purnomo membenarkan anggaran besar disebutkan warganet tersebut.
“Iya. Sangat kami sayangkan kok jadinya seperti itu. Saat kemarin (saat jadi anggota dewan PAW,red) di Komisi A saya memang ikut membahas soal anggaran acara ini memang anggarannya Rp 1,15 miliar. Saya dilapori banyak warga yang mengeluh soal sajian dalam acara ini,” tegas Eko menjelaskan anggaran tersebut masuk dalam proker Kabag Pemerintahan Pemkot Malang.
Hal yang sama disampaikan anggota DPRD Kota Malang Arief Wahyudi. Dia melihat Pemkot Malang tidak terlalu serius menyelenggarakan otonomi award dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Kelurahan benar-benar menyiapkan diri dengan maksimal pada tahun sebelumnya. Untuk Tahun ini rupanya sekadar menyelenggarakan saja.
“Puncaknya gelaran penghargaan di Gedung Cakrawala yang menuai banyak komentar negatif dari yang hadir. Dan banyak undangan yang meninggalkan tempat sebelum acara selesai.
“Saya sangat menyayangkan kegiatan yang asal asalan padahal menelan anggaran yang lumayan besar,” terangnya.
Ke depan menurutnya, perlu evaluasi total baik penilaian atas otonomi award itu sendiri maupun gelaran penghargaan yang seharusnya spektakuler. Sementra itu Pemkot Malang sendiri hingga kemarin malam belum dapat memberikan konfirmasi terkait kejadian tersebut,” tegasnya.
Sementara itu salah satu udangan, Diana Maf’ulla Ketua Kelompok PKK RW. 2 Kel. Sukun yang saat utu juga hadir sangat menyayangkan event Puncak otonomi award yang sudah beberapa tahun ini berlangsung di kota Malang, tahun ini tidak berlangsung seperti biasanya
“Sungguh sangat disayangkan, Kemegahan tempat dengan segala dekorasinya tidak berimbang dengan konsumsi yang diberikan untuk para undangan, terutama untuk tokoh masyarakat, RT, dan RW. Tahun tahun sebelumnya selalu berlangsung meriah dengn konsumsi sepantasnya dan tidak dibedakan antara satu dengan yang lainnya. Sehingga semua undangan mengikuti acara mulai awal sampai akhir dengan perasaan gembira. Tapi kali ini tidak begitu, semua pulang lebih awal dengan kecewa, sampe- sampe bintang tamu yang biasanya ditunggu sudah tidak lagi ditunggu akhirnya ketika Bintang tamu tampil sebagian besar tamu sudah pulang semua,” tukas ketua PKK RW yang juga istri Jurnalis senior itu.
Data yang berhasil dihimpun, pemenang tender untuk jasa penyelenggaraan event puncak acara Otonomi Award ini dimenangkan oleh CV Mubarok dari Jember dengan total anggaran sekitar Rp 346 juta.(*) ( JKW )