Prof. Amin Setyo Leksono, S.Si., M.Si., Ph.D, UB, Temukan Arthropoda Dalam Pengelolaan Agroekosistem dengan Pemberdayaan Potensi Lokal

Prosesi pengukuhan Profesor Baru untuk bidang Ilmu (FMIPA) Prof. Amin Setyo Leksono, S.Si., M.Si., Ph.D

MALANG – Universitas Brawijaya (UB) kembali kukuhkan Dua Profesor Baru untuk bidang Ilmu (FMIPA) dan dalam Bidang Manajemen dan Rekayasa (FT). Rabu (13/11/2019) di Gedung Widyaloka UB Malang.

Salah satunya, Prof. Amin Setyo Leksono, S.Si., M.Si., Ph.D, dikukuhkan sebagai Profesor dalam Bidang Ilmu Entomologi dan Ekologi pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).

.
Ia merupakan Profesor ke-20 di FMIPA, dan ke-251 di UB.

.
Dalam pidato ilmiahnya
Prof. Amin Setyo Leksono, S.Si., M.Si., Ph.D: memaparkan Peran Komunitas Arthropoda dalam Pengelolaan Agroekosistem dengan Pemberdayaan Potensi Lokal.

Menurutnya, penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan upaya peningkatan peran komunitas Arthropoda khususnya di agroekosistem untuk mengendalikan hama.

.
Arthropoda merupakan komponen biologi yang memiliki peran penting dalam agroekosistem. Dari beragam peranan Arthropoda pada agroekosistem, beberapa peran penting tersebut meliputi musuh alami hama, peran sebagai penyerbuk, peran sebagai pengurai dan peran sebagai bioindikator.

.
Untuk meningkatkan peran Arthropoda Prof. Amin melakukan inovasi kombinasi rekayasa habitat dan pupuk pestisida hayati cair menggunakan potensi lokal. Rakayasa habitat dilakukan dengan menanam jenis tumbuhan refugia yang sebagian merupakan tumbuhan liar seperti, babandotan, kenikir, marigold, bawangan, sebagian lain adalah tumbuhan budidaya seperti kacang panjang, gambas, cabai, dan tomat.

Prof. Amin Setyo Leksono, S.Si., M.Si., Ph.D saat menunjukkan pupuk pestisida hayati cair menggunakan potensi lokal.

.
Tumbuhan refugia ini ditanam di tepi kebun atau di pematang sawah. Rekayasa habitat yang dilakukan di pematang sawah berupa ajir tunggal dan ajir ganda. Selain melakukan rekayasa habitat, Prof. Amin juga melakukan inovasi dengan membuat pupuk pestisida hayati cair yang berasal dari bahan alami lokal seperti empon-empon, gadung, buah maja, dicampur dengan air cucian beras, air kelapa, gula dan terasi.

.
Hasil inovasi yang dilakukan menunjukkan peningkatan kelimpahan dan keragaman Arthropoda sebagai musuh alami hama, meningkatkan kualitas tanah dan kualitas produk lahan budidaya.Desain rekayasa habitat dengan ajir tunggal disukai oleh kumbang kubah, kupu-kupu dan capung, sedangkan desain ganda disukai semut, kumbang kubah dan laba-laba.

.
Adanya ajir ganda menyebabkan laba-laba mudah membuat jaring untuk menangkap mangsa.

.
” Saya berharap agar ada kajian lebih lanjut untuk meneliti peranan Arthropoda yang lebih khusus di tingkat populasi dan pada berbagai jenis tanaman budidaya. Serta upaya yang lebih mendalam untuk mengembangkan produk pupuk biopestisida cair dari sumberdaya lokal untuk beragam jenis tanaman budidaya,” pungkas Profesor ke-20 di FMIPA ini menutup Pidato Ilmiahnya.(*) (JKW)

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *