Ini Temuan Profesor UB, Vaksinasi dan Imunomodulasi Untuk Mengatasi Penyakit Demam Tifoid
Prof. Dr.Dra. Sri Winarsih, MSi.,Ap menjelaskan temuannya
MALANG – Demam tifoid adalah salah satu penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan di negara berkembang termasuk Indonesia, dengan angka kematian yang cukup tinggi. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi dan Salmonella Paratyphi yang ditularkan melalui makanan dan minuman.
Hal ini disampaikan Prof. Dr.Dra. Sri Winarsih, MSi.,Ap saat orasi untuk pengukuhan profesornya beberapa waktu lalu.
.
Menurutnya, fenomena demam tifoid atau jamak dikenal dengan tipes.
Demam tifoid menyerang semua umur, terutama anak-anak. Obat yang digunakan untuk mengatasi penyakit infeksi disebut antibiotika.
.
“Secara alamiah, untuk mempertahankan siklus hidupnya, bakteri memiliki kemampuan mengembangkan mekanisme untuk melawan obat yang mengganggu dirinya (resistensi),” tambahnya.
.
Saat ini, telah terjadi banyak kasus resistensi bakteri terhadap antibiotika di Indonesia maupun di dunia, sehingga menyulitkan para dokter dalam menyelesaikan masalah penyakit infeksi.
.
Cara efektif untuk mengatasi masalah resistensi adalah dengan cara vaksinasi dan imunomodulasi. Vaksinasi maupun imunomodulasi lebih menguntungkan bagi masyarakat, karena individu tidak menjadi sakit, disamping bahan yang digunakan tidak langsung kontak dengan sel bakteri sehingga tidak menginduksi resistensi bakteri.
.
“Kedua cara ini mengandalkan respon kekebalan yang telah diberikan oleh Sang Pencipta pada diri manusia. Vaksinasi bersifat mencegah penyakit secara spesifik, sehingga vaksin dibuat dari bagian sel bakteri penyebab penyakit tersebut; sedangkan imunomodulasi bersifat tidak spesifik dengan menggunakan senyawa kimia (disebut imunomodulator) yang dapat mengatur respon kekebalan tubuh untuk melawan semua jenis penyakit infeksi,” pungkas
Prof. Dr.Dra. Sri Winarsih, MSi.,Ap kepada Malangpariwara.com.(*) ( JKW )