UB Berikan Bantuan Kuota untuk 7000 Mahasiswa Bidikmisi dan UKT Golongan 1
Foto: Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Brawijaya, Prof. Dr. Drs. Abdul Hakim, M.Si.
Rabu, 29 April 2020
Malangpariwara.com – Untuk mendukung kegiatan perkuliahan secara daring, Universitas Brawijaya tengah menyiapkan mekanisme pembagian kuota untuk mahasiswa.
Pembagian kuota ini akan difokuskan bagi mahasiswa bidikmisi dan mahasiswa yang berada di kategori Uang Kuliah Tunggal golongan 1.
Hal ini disampaikan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Brawijaya, Prof. Dr. Drs. Abdul Hakim, M.Si. pada Rabu, (29/4/2020) di Gedung Kebudayaan Mahasiswa.
“Saat ini sedang diproses paket data untuk sekitar 7000 mahasiswa, diprioritaskan untuk mahasiswa bidikmisi dan kategori UKT 1. Bisa dipastikan dari keluarga yang tidak mampu, orang tua yang terdampak baik akibat PSBB hingga sulit bekerja maupun pemutusan hubungan kerja. Sudah pasti akan berdampak juga kepada mahasiswa”, jelasnya.
Walaupun bisa dipastikan hampir semua mahasiswa ini menerima beasiswa, imbuh Hakim, jika dalam kondisi normal, penerima beasiswa akan mampu mencukupi kebutuhannya.
“Namun dengan kondisi pandemi seperti saat ini, beasiswa tersebut akan dibagi lagi dengan anggota keluarga yang lain. Tidak hanya penerima bidikmisi, tapi juga mahasiswa afirmasi dan kategori 1”, terangnya.
UB adalah kampus yang hampir memenuhi batas kebijakan pemerintah untuk menerima 20 persen mahasiswa dari keluarga tidak mampu dari total kuota.
“Kuota bidikmisi kita paling tinggi”, jelasnya lagi.
Dalam masa pandemi, orang tua yang terdampak juga akan berakibat ke mahasiswa.
“Saya sangat memaklumi situasi tersebut. Oleh karena itu, UB melakukan berbagai upaya untuk mahasiswa yang terdampak,” tukasnya.
Terkait pembelajaran daring, ia menghimbau untuk dapat menggunakan cara yang praktis dan memudahkan mahasiswa, serta memanfaatkan paket yang sudah disediakan.
Diperkirakan sekitar 60 hingga 70 persen mahasiswa UB telah kembali ke rumah masing-masing, dengan keadaan sinyal yang terkadang kurang stabil. Terkait hal ini, Hakim menghimbau untuk menggunakan cara lain, mengingat partisipasi kuliah daring tidak bisa 100 persen.
“Bisa menggunakan WA group untuk share materi atau tugas sesuai yang telah diusulkan”, pungkasnya.( JKW )