Komunitas GEMAS Asal Sukolelo Prigen Kab Pasuruan Belajar Starategi dan Manajemen Membangun Kampung/ Desa Tematik ke 3G
foto bersama kunjungan perdana Komunitas GEMAS SuKolelo Prigen ke 3G
Malangpariwara – Menjadi Tamu Perdana Memasuki New Normal muda mudi Kampung Herbal Dusun SuKolelo Kecamatan Prigen Kab Pasuruan melakukan Studi banding ke Kampung 3G untuk belajar langkah Starategi dan manajemen membangun kampung/ Desa Tematik.
Sekitar Pukul 09.00 Wib Minggu ( 12/7/2020), rombongan Muda mudi Generasi Mandiri ( GEMAS ) SuKolelo sebanyak 20 orang didampingi Kepala Desa Sukolelo Prigen, Nur Maidin datang disambut warga WNS ( Wonosari ) RW 19 Purwantoro Kec Blimbing sebagai pintu Masuk kampung Wisata.
Ketua Gemas Sukolelo, M. Slamet mengatakan, tujuan datang ke 3G ini,
dalam rangka pelaksanaan kegiatan program kerja Divisi olahraga seni budaya dan pariwisata Komunitas GEMAS Dusun Sukolelo Prigen Kab Pasuruan.
“Kami kedatangan tamu Kunjungan ke kampung herbal bapak Yayak dari Jogja. Beliau menyarankan kami untuk belajar ke 3G,” cerita Slamet.
Sebelum ke Rumah Prestasi Glintung Go Green ( 3G ) rombongan dipandu Poktan GARUDA Wonosari RW.19 Purwantoro Kec Blimbing Malang untuk menyusuri lorong kampung yang hijau dan terakhir sebelum ke Rumah Prestasi melihat Taman GARUDA kebun sayur yang di kelola para lansia WNS.
Di Rumah Prestasi rombongan diterima Srikandi 3G tentunya dengan cara menerapkan protokol kesehatan seperti pengecekan suhu tubuh, cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, penyemprotan disinfektan dengan bilik sprayer termasuk physical distancing.
Dalam sambutanya Manager 3G, Ir.H. Bambang Irianto menjelaskan,” Saat ini kawasan kampung glintung go green sudah menjadi kawasan wisata edukasi yang sudah layak untuk dikunjungi karena kami menerapkan protokol kesehatan dan kampung kami ini menjadi kampung mandiri yang sudah dikunjungi oleh gubernur Jatim, Kapolda, materi PKN dari mabes polri dan lain-lain pada masa Pandemi ini, jadi kunjungan sudah mulai ada yang dipelajari dari 3G,” ungkapnya mengawali presentasi.
Inisiator Glintung Go Green ini menyampaikan bagaimana proses dirinya membangun kampung.
“Desember 2012 saya dipilih menjadi ketua RW, kampungnya banjir angka kriminal nya tinggi rata-rata warga tercekik rentenir. Saya dipilih jadi ketua RW dananya tidak ada 0 tingkat kesehatan masyarakat nya rendah satu-satunya prestasi yang dimiliki oleh kampung saya, pernah meraih juara lomba memandikan jenazah bagaimana cara membangun kampung semacam itu ?, maka langkah pertama yang saya lakukan membangun kampung adalah menerapkan prinsip lagu Indonesia raya bangunlah jiwanya bangunlah badannya,” ujar penerima Kalpataru sebagai Pembina Lingkungan ini.
Lanjut Bambang Ir, “tahun pertama saya rubah mindset warga tahun kedua saya mulai gerakan penghijauan Alhamdulillah 90% warga saya ternyata menolak diajak penghijauan yang ditanyakan adalah mana dananya karena membangun lingkungan identik dengan bagi-bagi dana sementara RW tidak punya uang maka kemudian saya buat aturan-aturan di kampung,” katanya.
Lebih lanjut manager Glintung Go Green ini menceritakan, tahun 2013 Bambang Ir memanfaatkan power sebagai ketua RW untuk menerapkan regulasi. Barang siapa minta stempel RW rumahnya tidak ada tanaman, akan di tolak.
Tiga tahun membangun kampung dan Minsed warga mulai terbentuk.
Menjadi inspirasi bagi 3G, pada tahun 2016 kampung konservasi air pertama di dunia diresmikan oleh menteri dalam negeri berkunjung ke 3G. Sejak diresmikan 3G mulai berbayar karena banyak edukasi yang bisa diperoleh. Tiga tahun Kas RW cukup untuk mendirikan koperasi berbadan usaha, bahkan omset koperasi sekarang sudah 750 juta, inilah yang menjamin keberlanjutan.
Setelah itu segudang prestasi di sandang Bambang Ir dengan 3G nya.
“Story saya membangun kampung 2016 membuat event namanya farming festival dihadiri 41 negara.
“Pada hari ini sangat luar biasa Kepala Desa Sukolelo Prigen ini membawa anak muda binaannya untuk belajar membangun kampung dan utamanya merubah minsed ke Rumah Prestasi 3G,”pungkas Bambang Irianto.
Kepala Desa Sukolelo Nur Maidin sangat puas dengan paparan Pembina Lingkungan Tingkat Nasional Ir.H.Bambang Ir.
“Apa yang disampaikan Pak Bambang Ir sangat sesuai dengan apa yang di inginkan untuk pengembangan Desa Wisata Kampung Herbal yang di kelola komunitas GEMAS menjadi kampung tematik/ Desa Wisata,” aku Nur Maidin.
” Benar sekali apa yang disampaikan Pak Bambang Ir, Membangun kampung/ desa tematik harus holistik (menyeluruh), artinya tidak bisa hanya mengandalkan satu potensi saja, tetapi antar potensi yang lain harus saling melengkapi. Untuk kesinambungan, dalam waktu dekat ini kita akan undang pak Bambang Ir ke Kampung Herbal dan kampung kami, siap menjadi kampung binaan 3G,” pungkasnya.( JKW )