22 Agustus 2025

Misteri Pembunuhan Janda Pengusaha Roti Mulai Terkuak

Sabtu, 25 September 2021

Malangpariwara.com
Sepintar apapun pelaku pembunuhan menyembunyikan perbuatannya, pasti akan terkuak.

Seperti kasus pembunuhan yang menggegerkan warga Jalan Emprit Emas Sukun Malang Sabtu dinihari lalu.

Kasus dugaan pembunuhan di Jalan Emprit Kota Malang akhirnya memunculkan titik terang. Ratna Darumi Soebagio, 56, memang menjadi korban dugaan pembunuhan.

Kapolresta Malang Kota, AKBP Budi Hermanto, Jumat (24/9/21) mengabarkan, terduga pelaku adalah pasangan dari korban. Yaitu, pria bernama Sofyan, 50.

Terduga pembunuh janda pengusaha roti Ratna , mengaku suami sirih kirban

“Pelaku sudah mengakui. (Pelaku) Itu pacarnya semacam nikah siri, nanti kami rilis,” ujar Buher, sapaan akrabnya.

Sampai hari ini, Sabtu, 25 September 2021, Sofyan masih mendekam di sel tahanan Polresta Malang Kota.

“Sudah ada di Mapolresta. Kami lakukan pemeriksaan sejak hari Senin, dan kami sudah tahan sejak Selasa,” ujar Buher.

Mantan Kapolres Batu ini menerangkan, kasus dugaan pembunuhan terhadap Ratna di Jalan Emprit nomor 10, Kota Malang sedang menunggu hasil otopsi.

Hasil otopsi, bakal menentukan jeratan pasal apa yang bakal mengenai Sofyan.

Sebelum ini, jenazah korban memang sempat akan menjalani kremasi atau perabuan, pada hari Senin (20/9).

Tetapi, anak korban, Bayu A, 23, bersama rekan-rekan almarhumah Ratna alumnus Hwa Ind Kolose Santo Yusup, mencurigai sejumlah bekas luka.

Akhirnya, Bayu, atas dorongan rekan-rekan ibunya, melapor ke polisi adanya dugaan pembunuhan, dengan Sofyan sebagai terlapor.

Sehingga, jenazah korban mengalami penundaan kremasi. Baru pada hari Rabu, 22 September 2021, jenazahnya menuju tempat kremasi di Sentong, Lawang.

Buher membenarkan, bahwa polisi meminta penundaan kremasi karena perlu ada otopsi untuk menindaklanjuti laporan Bayu, anak korban.

“Kami minta dulu dari keluarga untuk otopsi. Karena kalau sudah kremasi kan sudah sulit untuk pemeriksaan jenazah. Sekarang sudah otopsi, dan sekarang kami juga menunggu hasilnya,” tambah Buher.

Menurut perwira polisi angkatan 2000 tersebut, Polresta bakal segera merilis kasus pembunuhan ini untuk memberi rasa keadilan bagi keluarga korban.

“Setelah ada hasil otopsi, pasti kami rilis. Kami masih koordinasikan dengan rumah sakit,” tambahnya.

Saat ini, polisi juga masih mengumpulkan barang bukti. Publik sendiri masih menunggu, kronologi, motif sebenarnya, serta senjata yang dipakai terduga pelaku untuk menghabisi korban.

Sebelum ini, alumnus Hwa Ind dan warga Jalan Emprit Kota Malang heboh dengan penemuan jenazah korban Ratna bersimbah darah di kamar mandi.

Mulanya, anak tunggal korban, Bayu, 23, pulang ke rumah tersebut pada Sabtu dini hari (18/9/21) sekitar pukul 00.00 WIB.

Menurut informasi, rumah ini adalah rumah kontrakan antara pasangan Ratna dan Sofyan. Bayu yang baru pulang dari rumah temannya, mencari sang ibu.

“Saat datang ke rumah itu, Bayu mencari ibunya. Sedangkan, pria yang biasa dipanggil Koko (terduga pelaku) berada di teras sambil roko’an,” ujar salah satu rekan Ratna.

Kemudian, Bayu pun masuk ke dalam rumah. Betapa kagetnya dia, karena mendapati ibunya telah terkulai di kamar mandi dalam kondisi kepala terluka.

Dia pun mencari pertolongan warga, dan membawanya ke rumah sakit. Tetapi, tidak ada proses visum, karena asumsi awal, korban meninggal akibat terpeleset di kamar mandi dan bukan korban pembunuhan.

Terduga pelaku pun tetap mengikuti ke rumah sakit dan ikut menuju persemayaman Gotong Royong. “Ya ekspresinya seakan-akan seperti orang berduka,” tambahnya.

Pakai topi hitam Bayu anak korban (Djoko Winahyu)

Dari himpunan keterangan lainnya, pada hari Jumat sebelum penemuan jenazah korban, tetangga sekitar mendengar pertengkaran dari rumah tersebut.

“Pertengkaran terjadi karena korban tidak mau terduga pelaku ikut ke rumah baru di Jalan Kurma. Selama ini yang laki-laki pengangguran dan tidak kerja,” ringkasnya.

Korban sendiri adalah seorang janda. Kemudian, Bayu adalah anak tunggal korban. Suami pertama korban dan ayah dari Bayu, sudah meninggal.

Keseharian korban sebelum meninggal yaitu berbisnis roti. Dia biasanya mengirim roti ke toko-toko.

Sedangkan, Sofyan sendiri adalah pasangan korban dan selama ini hidup bersama di Jalan Emprit, Sukun Kota Malang.( Djoko Winahyu )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *