Bank Indonesia Optimis Harga Komoditas Akan Kembali Ke Level Normal Paska Tahun Baru

Foto: Ilustrasi pasar tradisional di Probolinggo.(ist)

Senin, 3 Januari 2022

Malangpariwara.com-
Hasil surve Bank Indonesia, berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Kota Probolinggo, perkembangan harga pada Natal dan Tahun Baru 2022 sejumlah harga komoditas bahan pokok di Kota Probolinggo mulai merangkak naik diantaranya adalah cabai rawit, telur dan minyak goreng.

Kepala Perwakilan BI Malang, Azka Subhan Aminurridho mengatakan,
PIHPS merupakan aplikasi berbasis web yang menyediakan informasi harga 10 komoditas pangan yang memiliki kontribusi signifikan dalam pembentukan angka inflasi (strategis) berdasarkan survei yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia.

“Harga cabai rawit saat ini meningkat sebesar Rp37.500,00 per kilogram atau meningkat 92,59% dibandingkan harga pada 1 Desember 2021,” ungkap Azka.

Kepala Perwakilan BI Malang ini menambahkan,
melonjaknya harga cabai di wilayah Kota Probolinggo didorong oleh terjadinya curah hujan tinggi sehingga menyebabkan tanaman cabai rusak/busuk.

Hal ini mengganggu jumlah pasokan cabai di tengah meningkatnya permintaan pada momentum Nataru.

Selain itu, kejadian erupsi Gunung Semeru pada beberapa pekan lalu juga berdampak pada tanaman cabai akibat abu vulknaik yang merusak tanaman cabai.

“Sebagaimana kita ketahui, wilayah Lumajang yang terdampak berat erupsi Gunung Semeru merupakan salah satu pemasok cabai untuk wilayah Kota Probolinggo,” ujarnya.

Selain itu, komoditas telur ayam ras juga terpantau mengalami peningkatan harga sebesar Rp8.750,00 per kilogram atau meningkat 41,18% dibandingkan harga pada 1 Desember 2021.

Menurut peternak telur, harga telur naik juga dipicu oleh proyek Program Keluarga Harapan (PKH) – Program Sembako Dinas Sosial yang pada bulan ini melakukan penambahan penyerapan kebutuhan sebanyak 2-4 kali (biasanya dilakukan sebulan sekali).

Selain itu, peningkatan harga telur ayam ras juga didorong oleh terjadinya koreksi harga menuju ke harga normal setelah mengalami penurunan harga selama beberapa bulan terakhir.

Komoditas lainnya yang mengalami kenaikan adalah minyak goreng yang mengalami peningkatan sudah hampir dua bulan.

Adapun harga saat ini telah meningkat sebesar 11,43% sejak 1 November 2021. Kenaikan ini dipengaruhi oleh terjadinya kekurangan pasokan akibat krisis energi di negara China dan India.

Hal ini turut mengakselerasi laju peningkatan harga minyak kelapa sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) dunia sehingga mendorong pengusaha CPO tanah air untuk melakukan ekspor CPO.

Di tengah peningkatan sejumlah komoditas pangan strategis, Bank Indonesia optimis harga komoditas akan kembali ke level normal paska tahun baru.

“Bank Indonesia senantiasa bersinergi dan berkolaborasi dengan pemerintah daerah serta stakeholders terkait untuk memperkuat lumbung pangan daerah dan pemantauan ketersediaan stok komoditas pangan strategis melalui forum TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah),” tukasnya

Hal ini dilakukan antara lain melalui penyelenggaraan High Level Meeting (HLM) yang bertujuan untuk mengidentifkasi komoditi utama penyebab inflasi dan menentukan kebijakan & strategi stabilitasi harga seperti sidak pasar dan pasar murah.

Selain itu, penguatan Kerjasama Antar Daerah (KAD) juga perlu ditingkatkan untuk menjamin stabilitas harga dan kesinambungan pasokan. Peran inovasi digital khususnya di bidang pengolahan hasil pertanian juga dapat terus ditingkatkan agar mampu menciptakan nilai tambah produk.

Selanjutnya, Bank Indonesia Malang tetap berkomitmen menjaga stabilitas harga serta konsisten dalam mengarahkan ekspektasi inflasi melalui program-program TPID guna mengendalikan inflasi tahun 2022 sesuai kisaran targetnya sebesar 3,0% ± 1%.( Djoko Winahyu)

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *