“Opera Nusantara Manunggal Diversity” Meriahkan Dies Natalis ITN Malang
Sabtu, 15 Januari 2022
Malangpariwara.com – Opera Nusantara Manunggal Diversity menghentak Auditorium Kampus 1 Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Kamis lalu (13/01/2021).
Festival Budaya Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Dalam Negeri (PMM-DN) Angkatan Pertama 2021, Manunggal Diversity, menjadi ajang pertunjukan bagi mahasiswa inbound dari berbagai daerah yang belajar di Kampus Biru. Sekaligus, ikut memeriahkan Dies Natalis ITN Malang ke-53 tahun.
Opera Nusantara Manunggal Diversity menggambarkan sekumpulan generasi muda yang memiliki cita-cita luhur yang ingin menciptakan perdamaian, merajut kebersamaan dalam kehidupan melalui seni budaya adiluhung.
Undangan yang terdiri dari jajaran rektorat, dekanat, ketua dan sekretaris prodi, kepala lembaga, perwakilan himpunan mahasiswa jurusan, dan UKM, terkesima, ketika kesenian Reog Ponorogo dari Singo Barong Malang ditampilkan ke atas panggung.
Rektor ITN Malang, Prof. Dr. Eng. Ir. Abraham Lomi, MSEE., menyatakan, rangkaian kegiatan dies natalis ITN Malang kali ini lebih spesial dengan adanya mahasiswa Program PMM-DN dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Riset Teknologi (Kemendikbud Ristek).
Mereka tidak hanya disambut dengan hangat di Kampus Biru, bahkan dalam rangkaian dies natalis mahasiswa inbound juga dilepas dengan khusus.
“ITN Malang menerima 24 mahasiswa inbound Program PMM-DN 2021 yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia.
Ada yang dari Aceh, Lampung, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Kalimantan, Jambi, dan NTT. Festival budaya menjadi salah satu rangkaian dari kegiatan dies natalis ITN ke-53. Sekaligus bersamaan kegiatan pelepasan mahasiswa inbound.
Mereka dari berbagai latar belakang daerah asal membaur menjadi satu di ITN Malang yang berkarakter nasional,” jelas rektor, saat ditemui di sela-sela kegiatan.
Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dengan latar belakang berbeda ini selama dua bulan secara luring dibimbing oleh dua dosen pengampu modul nusantara. Yakni, Drs. Sumanto, M.Si., dan Ir. Maranatha Wijayaningtyas, ST., MMT., PhD., IPU.
Menurut Prof Lomi akrab disapa, mahasiswa inbound sangat menikmati iklim kuliah yang ada di ITN Malang. Selain mengambil mata kuliah di program studi yang mereka pilih, mahasiswa juga wajib mengikuti kuliah modul nusantara.
Mempelajari Kota Malang, mulai adat istiadat, hingga kuliner. Mahasiswa juga diajak berkeliling Malang dan sekitarnya untuk melihat budaya, dan pariwisata.
Sementara, untuk proses perkuliahan di program studi tetap dilaksanakan secara daring. Menyesuaikan dengan perkuliahan di ITN Malang. Tetapi, mahasiswa inbound masih diperkenankan untuk bertatap muka dengan dosen mata kuliah yang dipilih.
Prof Lomi juga menekankan, festival budaya kedepannya harus terus dilestarikan. Setiap tahun saat kegiatan pengenalan kampus bagi mahasiswa baru, mahasiswa baru diharapkan bisa menampilkan kebudayaan daerah masing-masing agar bisa saling mengenal.
“Nanti setiap kegiatan penerimaan maba, ITN akan mempunyai kegiatan-kegiatan yang mendorong kebhinekaan, toleransi, persaudaraan, dan itu akan terus digaungkan di ITN Malang,” harap rektor.
Apalagi, di Kampus 2 ITN Malang telah terbangun tiga tempat ibadah, masjid, gereja, dan pura, yang memperkokoh identitas ITN Malang yang multikultural.
Sementara itu, Ade Prianggi salah satu mahasiswa inbound menyatakan rasa bangga dan bahagia bisa mengikuti kuliah, dan modul nusantara di ITN Malang.
Selama dua bulan Ade dan teman-temannya bisa belajar keberagaman, dan kebudayaan di Kota Malang, yang menurutnya sangat berbeda dengan budaya di daerah asalnya, Aceh.
“Bangga dan bersyukur bisa bergabung Program PMM-DN di ITN Malang, dengan keberagaman dan kebudayaan Kota Malang yang luar biasa. Yang tentu saja sangat berbeda dengan budaya di Aceh,” katanya.
Selama mengikuti modul nusantara di ITN Malang, Ade bersama 23 temannya mengikuti banyak sekali kegiatan. Seperti, mengikuti Rapat Koordinasi Teknis Ekonomi dan Keuangan Tahun 2021 yang diadakan oleh Bappeda Kota Malang, mengunjungi UMKM, mengenal budaya Malang di Padepokan Gunung Wukir, Batu, mengunjungi situs bersejarah, mengunjungi kampung tematik, dan masih banyak yang lainnya.
Bahkan sempat pula berkunjung ke wilayah di sekitar Malang Raya. Mereka juga saling mengenal bahasa, kebudayaan, dan kuliner dari masing-masing mahasiswa inbound lewat festival bahasa, dan festival kuliner.
“Kesannya luar biasa keren! Apa yang sebelumnya belum kami ketahui, setelah mengikuti modul nusantara jadi tahu tentang budaya Malang. Juga dengan Karsa Budaya yang sangat keren karya seninya, dimana hari ini kami bisa berkolaborasi,” lanjutnya.
Bertemu dengan dosen ITN Malang yang ramah juga menjadi kesan mendalam bagi Ade.
Menurutnya dosen ITN Malang selain baik juga bagus dalam pengajaran.
“Para dosen pengajar di ITN memberikan ilmu yang luar biasa, dan mampu kami serap. Saya di ITN ikut kuliah di teknik industri, lingkungan, mesin, dan elektro. Semua perkuliahan dilakukan secara daring, kecuali modul nusantara. Alhamdulillah bisa mengikuti semua mata kuliah dengan lancar,” tandas mahasiswa Teknik Industri, Universitas Malikussaleh (Unimal) ini.(Djoko Winahyu)