Mgr. Fransiscus Xaverius Hadisumarta, O.Carm Tutup Usia

Foto: Caption : Suasana memanjatkan doa di Gereja Katedral Ijen Kota Malang untuk Mgr. Fx.Hadisumarto, O. Carm.(Yon)
Selasa, 15 Februari 2022
Malangpariwara.com – Gembala umat Katolik Mgr. Fransiscus Xaverius Hadisumarta, O.Carm yang pernah menjabat keuskupan Malang 1973-1988 tutup usia.
Pria yang banyak.meneladani perbedaan ini wafat hari Sabtu, (12/2/2022) pukul 03.31 di Jakarta. Rencananya akan dimakamkan Kamis di taman pemakaman Kristen Sukun Kota Malang.
RM. Eko Putranto, O. Carm menjelaskan dalam gereja Katolik, Mgr. Fransiscus Xaverius Hadisumarta, O.Carm adalah sebagai pimpinan gereja Keuskupan Malang yang meliputi eks karesidenan Malang, Blambangan dan Pulau Madura. Beliau berlatar belakang Kitab Suci yang pernah studi di Roma dan Yerusalem.
Banyak orang belajar keteladanan dari beliau, mulai soal kepemimpinannya yang sangat mengangkat nilai -nilai kemanusiaan. Meskipun beliau orang Jawa Tengah tetapi kedekatan dengan umat menunjukkan hormatnya akan perbedaan budaya .
” Dalam mengelola keuskupan Beliau sangat menekankan kemandirian.Tidak hanya kemandirian finansial, tetapi kemandirian tenaga. Maka sektor pendidikan sangat penting “tegasnya.
Perhatian pendidikan ketika sebagai uskup Malang ditunjukkan dengan sekolah Yayasan Karmel dan pendirian asrama asrama di Sorong.
Kenangan terindah adalah saat beliaunya memmberikan pelayanan di Sorong Papua dengan sebuah pesan yang ingin disampaikan bahwa perbedaan budaya justru untuk kita menjadi satu dalam menjembataninya dengan menghormati budaya saudara yang lain seperti saudara kita Papua.
“Kalau di pasar Pulau Jawa tawar menawar hal yang lumrah, dan itu berbeda kalau di pasar Papua tawar menawar gak ada, jadi gak jadi beli yah sudah gak ada masalah ,”tukasnya.
Beliaunya memberikan keteladanan saat mempimpin sebagai pelayan yang sangat mengakar sekali , meskipun beliaunya orang Jawa tengah tetapi jarak antara bawahan dan atasan sangat tidak tampak sama seklai.
Biografi Singkat Mgr. Fransiscus Xaverius Sudartanta Hadisumarta, O.Carm.* meninggal dunia pada pukul 03.31, hari ini, Sabtu, 12 Februari 2022 dalam usia 90 tahun. Rasanya tidak ada orang Katolik di Indonesia yang tidak mengenal namanya.
Ia lahir pada 13 Desember 1932. Pada awalnya ia bersama keluarga tinggal di Magelang, namun pada tahun 1949 ketika terjadi Agresi Militer Belanda II, ia bersama beberapa teman, termasuk Y.B. Mangunwijaya, mengungsi ke Malang.
Di Malang, ia masuk SMA St. Albertus, dimana ia terpanggil untuk menjadi imam. Pada waktu tersebut, mayoritas klerus berasal dari Ordo Karmelit yang membuat dirinya turut serta masuk novisiat Ordo Karmel pada tahun 1952, dan kemudian mengucapkan kaul pertama 16 Juli 1953.
Ia ditahbiskan menjadi imam 12 Juli 1959 di Malang, Jawa Timur. Pastor Hadisumarta merupakan imam yang ahli dalam bidang tafsir Kitab Suci, dengan dasar pendidikan di Seminari Tinggi Malang, kemudian belajar tafsir Kitab Suci di Roma dan Yerusalem.
Pada tahun 1966, Pastor Hadisumarto sempat mengalami kecelakaan di kawasan perkebunan karet, cukup jauh dari kota Pematang Siantar, Sumatra Utara, yang menyebabkan ia tidak sadarkan diri selama dua bulan.
Setelah kecelakaan tersebut, ia dirawat di rumah sakit di Pematang Siantar dan di Medan sebelum kemudian dirawat selama tiga bulan di Nijmegen, Belanda, dan menjalani pemulihan selama enam bulan di Bonn, Jerman.
Setelahnya, ia meneruskan tugasnya mengajar di Seminari Tinggi Pematang Siantar dan kemudian di Seminari Tinggi Malang. Selama menjadi imam, ia juga menjadi Provinsial Ordo Karmelit di Indonesia.
Ia ditunjuk menjadi Uskup Malang pada 1 Maret 1973, bertepatan dengan dikabulkannya permohonan pengunduran diri Mgr. Antoine Everardo Jean Avertanus Albers, O.Carm oleh Paus Paulus VI.
Tahbisan uskup berlangsung pada tanggal 16 Juli 1973, di halaman tengah susteran Ursulin Cor Jesu, Malang.
Dalam penahbisan tersebut, Uskup Agung Semarang Justinus Kardinal Darmojuwono menjadi Penahbis Utama, dan bertindak sebagai Uskup ko-konsekrator adalah Uskup Surabaya Mgr. Jan Antonius Klooster, C.M. dan Uskup Agung Jakarta, Mgr. Leo Soekoto, S.J.
Sejak tahun 1979 hingga 1988 ia menjadi Ketua Konferensi Waligereja Indonesia. Setelah itu, ia ditunjuk menjadi Uskup Manokwari-Sorong pada 5 Mei 1988 oleh Paus Yohanes Paulus II.
Penunjukkan ini bukan menyatakan ‘dipindah’, melainkan ‘menyediakan diri untuk dipindah’. Ia meninggalkan Malang pada 1 Juni 1988. Ia menjabat sebagai uskup Manokwari sampai 30 Juni 2003, dan masa jabatannya berakhir karena mengundurkan diri. Setelah pensiun, ia tinggal di Wisma Karmel, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Ia juga masih aktif dalam menulis homili di situs Iman Katolik. Pada beberapa kesempatan, ia turut bertugas dalam penerimaan Sakramen Penguatan terutama di Keuskupan Agung Jakarta, serta bertugas secara periodik di Keuskupan Manokwari-Sorong.(Yon)