Gaungkan Pancasila dalam Tindakan Bambang Irianto Contohkan Paguyuban keluarga Sejahtera

Paguyuban keluarga sejahtera Bambang Irianto dalam kegiatan Anjangsana.(Djoko W)

Minggu, 15 Januari 2023

Malangpariwara.com – Pancasila tak harus diucapkan secara lantang untuk kelima butirnya. Namun ia butuh diamalkan dengan sepenuh hati dalam kehidupan nyata.

Bambang Irianto penerima penghargaan 72 Ikon Prestasi Indonesia yang kini berganti menjadi Ikon Prestasi Pancasila dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) adalah lembaga yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden yang memiliki tugas membantu Presiden dalam merumuskan arah kebijakan pembinaan ideologi Pancasila menyampaikan, bahwa
Pancasila tak perlu diucapkan namun bagaimana Mengusung nilai-nilai Pancasila, dalam kehidupan sehari hari.

Bambang Ir didampingi mantan ketua Paguyuban keluarga sejahtera Hariyono.(Djoko W)

Hal ini disampaikan Bambang Ir, pria yang juga penerima penghargaan tertinggi dari Presiden RI Joko Widodo berupa Kalpataru kategori Pembina Lingkungan tingkat Nasional dalam acara pertemuan keluarga yang diberi nama keluarga sejahtera, di rumah Prestasi 3G, Minggu (15/1/23).

“Penerapan lima sila dari Pancasila menjadikan Paguyuban Keluarga Sejahtera mampu bertahan dan tetap eksis selama kurang lebih 40 tahun,” Ungkapnya.

Kompak dalam keluarga besar paguyuban keluarga sejahtera.(Djoko W)

Tentu bukan waktu yang sebentar untuk mempertahankan sebuah paguyuban keluarga tetap kompak dan eksis sampai saat ini.

Ketua Paguyuban Keluarga Sejahtera, Ir Bambang Irianto menjelaskan, selama 40 tahun paguyuban ini berjalan, pertemuan dilakukan rutin setiap bulan pada Minggu ke dua. Setiap tahun, pertemuan hanya ada satu kali libur yakni pada saat bulan puasa.

“Pandemi kemarin selama 3 tahun kita juga tidak melakukan pertemuan. Kalau dihitung, kira-kira keluarga besar sejahtera ini bertemu sudah 370 kali pertemuan,” jelasnya.

Pembagian sovenir bagian dari salah satu dari butir Pancasila.(Djoko W)

Menurut Bambang, jalinan silaturahmi yang kuat menjadi kekuatan tersendiri bagi Paguyuban Keluarga Sejahtera. Belum tentu hal ini bisa dilakukan keluarga yang lainnya.

“Karena itu saya ikut berbahagia, ikut bangga menjadi bagian keluarga besar Paguyuban Keluarga Sejahtera,” akunya.

Selain itu lanjut Bambang, budaya silaturahmi dan berkumpul dari paguyuban ini layak untuk disebarluaskan. Untuk memberikan contoh kepada keluarga lainnya.

“Ini merupakan satu nilai gotong royong sebuah keluarga yang menjalankan prinsip-prinsip Pancasila,” ucapnya.

Komunikasi, diskusi menjadi bagian dari silaturahmi dan Komunikasi sosial dalam keluarga.(Djoko W)

Dimana mana Bambang Ir mengajarkan mereplikasi tindakannya kepada semua orang. Sebagai ikon prestasi Pancasila, dirinya punya prinsip untuk memulainya dari diri sendiri, mulailah dari yang paling mudah dan kerjakan !!!.

“Di dalam membangun semangat gotong royong, kekeluargaan, saya mulai dari keluarga saya sendiri. Maka tentu paguyuban ini semangat Pancasila dan gotong royongnya tidak perlu diragukan lagi. Sehingga saya boleh berbangga bahwa saya dan keluarga telah menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan keluarga,” urainya.

“Semoga apa yang saya dan paguyuban keluarga sejahtera ini kerjakan bisa memberikan inspirasi bagi keluarga-keluarga yang lain di tanah air,” imbuhnya .

Senada, ketua Paguyuban periode sebelumnya, Hariyono menerangkan, misi dari Paguyuban Keluarga Sejahtera adalah “mengumpulkan tulang yang tercecer”. Jadi harapannya agar semua keluarga bisa tetap berkumpul, tetap rukun dan tetap eksis dalam perkumpulan itu.

” Jadi jangan ada hal-hal yang memisahkan. Karena paguyuban keluarga ini dari kita untuk kita,” tandasnya.

Sementara itu, sesepuh Paguyuban Keluarga Sejahtera, Marianik Rais dan Hasan Basri menceritakan, Paguyuban Keluarga Sejahtera pada saat itu didirikan untuk mempererat silaturahmi keluarga.

“Sekaligus untuk menghindari terjadinya pernikahan sedarah antar keluarga,” terangnya.

Kalau dulu, lanjut Marianik Rais, konsep pertemuan adalah tuan rumah cukup menyediakan tempat dan air putih saja. Tapi kita dari masing-masing keluarga yang datang ini yang membawa makanan. Untuk kemudian dimakan bersama. Dalam pertemuan Anjangsana keluarga diisi dengan doa bersama, arisan, koperasi kecil kecilan, dan juga Baksos bagi keluarga yang kesusahan.

“Setelah pandemi ini harapannya pertemuan bisa rutin dilaksanakan kembali. Sehingga anak cucu yang sudah besar ini bisa ikut juga,” pungkasnya sambil menerangkan jika pernah membuat sketsa dinasti Keluarga sejahtera.(Djoko W)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.