Gandeng Wouww, MAC Gali Potensi Anak Berkebutuhan Khusus Penyandang Autis

Pres Conference Workshop Rupacitra by Wouww.com" dengan tema 'Pengembangan Kreativitas dan Kemandirian Anak Autisme" yang dihadiri wakil dari dinas terkait Malang Raya. ( Djoko W)
Malang, 5 Maret 2024
Malangpariwara.com — Ada yang berbeda di Hall MCC Kota Malang, Selasa(5/3/24), puluhan anak berkebutuhan khusus (ABK), terutama penyandang autisme bersama sama melakukan Corat coret dan menggambar di kanvas.

Rupanya mereka bersama merek cat premium, Wouww berkolaborasi dengan Malang Autism Center (MAC) untuk menyelenggarakan pelatihan RUPA CITRA di Malang, Jawa Timur.
Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan bekal keterampilan kepada anak berkebutuhan khusus (ABK), terutama penyandang autisme.
Selain pelatihan intensif selama beberapa hari, para peserta juga akan mendapatkan sertifikat keahlian yang dikeluarkan oleh Balai Latihan Kerja (BLK) Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Tangerang.

Ricky Soesanto, Chief Operations Officer sekaligus Founder Wouww mengatakan, melalui pelatihan pengecatan dan seni dekoratif ini, ingin memberikan anak-anak penyandang autisme kesempatan untuk mengembangkan potensi mereka, juga mempertemukan keterampilan mereka dengan kebutuhan industri masa kini.
“Para peserta pelatihan ini mendapatkan sertifikasi industri yang menandakan mereka telah menguasai keterampilan dengan baik,” ujar Ricky.

Keterampilan pengecatan dan seni dekoratif menjadi topik utama pelatihan ini karena mempertimbangkan profesi baru yang tengah berkembang di masyarakat.
Ada banyak sekali kebutuhan seni dekoratif yang diaplikasikan pada berbagai ruang publik dan bangunan. Misalnya dalam bentuk mural yang diterapkan di dinding bangunan hotel, restoran, maupun area publik lainnya.
Di sisi lain, ada banyak penelitian yang menyebutkan bahwa penyandang autisme memiliki fokus dan kreativitas tinggi. Pelatihan keterampilan berbasis seni juga dipercaya sebagai salah satu aktivitas terbaik untuk menggali kreativitas tersebut dan mengembangkannya ke arah yang positif.

Pelatihan RUPA CITRA sendiri diselenggarakan di Malang Autism pada 27 Februari 2024 – 5 Maret 2024, dengan tema “Mural Artist dan Tenaga Cat Profesional”. Pelatihan tersebut diberikan khusus untuk ABK usia 17 – 28 tahun yang berdomisili di Malang, dan terlebih dahulu melakukan pendaftaran.
Pada kesempatan itu pula juga dilaksanakan Pres Conference Workshop Rupacitra by Wouww.com” dengan tema ‘Pengembangan Kreativitas dan Kemandirian Anak Autisme” yang dihadiri wakil dari dinas terkait Malang Raya diantaranya, Kepala dinas Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak kota Batu Aditya, Kepala dinas sosial P3AP2KB kota Malang Donny Sandito.
Selain itu juga hadir Ricky Soesanto, Chief Operations Officer sekaligus Founder Wouww.com serta M. Cahyadi Founder Malang Autism Center (MAC).
Menjawab pertanyaan wartawan, Cahyadi Founder Malang Autism Center (MAC) mengungkapkan bahwa angka penyandang ASD di Indonesia yang terus bertambah dan memiliki berbagai latar belakang ekonomi. Bagi mereka yang memiliki tingkat ekonomi yang rendah, kesempatan untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada penyandang ASD semakin sempit dikarenakan tingginya harga layanan terapi saat ini.
Melihat kondisi seperti ini
Founder Malang Autism Center (MAC) tergerak untuk membuka Omah Terapi Autis MERDEKA Bayarnya dan itu dibuktikan Selasa (30/8/22) di bukalah Omah Tetapi Autis Merdeka Bayarnya di salah satu rumah di jl Sido Makmur GG.IV Sengkaling Mulyoagung Kec Dau Kabupaten Malang.

Dikatakan Cahyadi, Autis adalah kondisi dimana ada masalah kompleks pada gangguan sarafnya. Dampak yang timbul karena adanya masalah pada saraf berupa susah berinteraksi, susah berkomunikasi non-verbal dan berkomunikasi verbal, susah berbicara hingga mengalami kesusahan dalam hal sosial-motorik.
Sampai saat ini, belum ada obat atau metode yang dapat menyembuhkan autis. Metode atau terapi yang ada saat ini hanyalah berfungsi untuk membantu mereka agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.

Berbagai metode atau terapi berbasis rumah dan berbasis sekolah pun sudah tersedia sangat banyak. Tujuannya adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan setiap individu pengidap autis.
“Untuk memenuhi kebutuhan setiap individu perlu penanganan serius dan terprogram,” pungkas Cahyadi.(Djoko W)