Pemkot Malang Tak Ingin Warung Tekan Inflasi Bikin Pendapatan Pedagang Turun
Sabtu, 9 Maret 2024
Malangpariwara.com – Keberadaan warung tekan inflasi (WTI) di Kota Malang merupakan salah satu upaya pemerintah daerah untuk mengendalikan inflasi. Yakni dengan memastikan ketersediaan bahan pokok dan stabilitas harga tetap dijangkau masyarakat.
Namun demikian, keberadaannya juga diharapkan tidak banyak berpengaruh pada pendapatan pedagang, terutama di pasar dimana dibuka WTI. Apalagi jika sampai pendapatan pedagang di pasar yang terdapat WTI turun.
“Ini nanti kalau kita buka (terus menerus) di pasar, pedagang itu bisa turun (pendapatannya),” jelas Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang, Eko Sri Yuliadi, Jumat (8/3/2024).
Saat ini, WTI sendiri ditempatkan di 3 pasar Kota Malang. Yakni Pasar Blimbing dan Pasar Dinoyo. Untuk itulah menurut Eko, WTI dioperasikan saat dibutuhkan secara isidentil. Yakni jika tingkat inflasi sedang tinggi.
Terlebih bahan pokok atau komoditi yang dijual di WTI dibanderol dengan harga yang sama dengan tingkat distributor. Sedangkan pembelian juga dibatasi untuk setiap orangnya.
“Kalau terus-terusan kita buka kasian di pasarnya karena kita buat pasar yang terlalu murah, berpengaruh pada temen temen pedagang,” terang Eko.
Termasuk pada moment Bulan Ramadan, yang biasanya diikuti dengan meningkatnya kebutuhan bahan pokok. Beroperasinya WTI disebut menjadi salah satu alternatif jika harga bahan pokok naik diikuti dengan tingkat inflasinya.
“Kalau inflasi sudah terkendali dalam taraf yang rendah, ini WTI bisa kita (berhentikan) sementara. Artinya kehadiran WTI karena inflasi kita tinggi. Kalau sudah standar misalnya sudah turun ya sudah,” pungkas Eko.
Sebelumnya, keberadaan WTI di 3 pasar Kota Malang sempat menuai kritik. Bahkan, sempat disebut bahwa WTI hanya sekadar lip service dari Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat.(Djoko W)