Mewadahi Minat Mahasiswa Berwirausaha, ETU Polinema Gelar PMW 2024

Minggu, 10 Maret 2024

Malangpariwara.com – Politeknik Negeri Malang (POLINEMA) melalui Entrepreneur Training Unit (ETU) melaksanakan Sosialisasi Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) 2024 dengan mengusung tema “Empowering Young Entrepreneurs To Create Green Businesses” bertempat di Auditorium Jurusan Teknik Sipil POLINEMA pada Rabu (6/3/2024).

Ayu Sulasari, SE. MM. Kepala UPA PKK POLINEMA menyampaikan bahwa kegiatan PMW merupakan program rutin tahunan yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2009.

“Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) merupakan program rutin tahunan yang diselenggarakan oleh ETU POLINEMA untuk mewadahi minat mahasiswa berwirausaha. ETU POLINEMA berada di bawah Unit Penunjang Akademik Pengembangan Karir dan Kewirausahaan (UPA PKK) POLINEMA,” ungkapnya.

Kegiatan Sosialisasi PMW 2024 di ikuti sekitar 250 mahasiswa secara luring dan 100 mahasiswa secara daring melalui Zoom Meeting yang melibatkan mahasiswa aktif baik dari kampus utama maupun Kampus PSDKU dari Kediri, Lumajang dan Pamekasan.

Kegiatan di buka dengan Sosialisasi program Kewirausahaan dari PMW POLINEMA yang diantaranya tujuannya adalah untuk mendorong mahasiswa memiliki jiwa wirausaha, luarannya memiliki skill usaha yang akan di bimbing dan bisa di sertifikasi oleh BNSP dan di akhir proses nantinya dapat berpartisipasi pada Program Entrepreneur Festival (Efest) POLINEMA untuk mempresentasikan produk yang akan di selenggarakan sekitar bulan Oktober 2024.

Beberapa kriteria Pengajuan Program Mahasiswa Wirausaha antara lain Mahasiswa aktif POLINEMA, luaran skripsi juga bisa di ajukan untuk program PMW, tim boleh dari lintas Program Studi maupun satu kelompok Program Studi, Proposal Pendaftaran kegiatan PMW dibuka mulai 6 Maret – 31 Maret 2024 melalui https://bit.ly/PendaftaranPMW2024POLINEMA. Selanjutnya ada seleksi proposal dan wawancara juga kalau dinyatakan lolos dapat pendanaan dari POLINEMA.

Selain sosialisasi terkait PMW adapula sosialisasi terkait Program Inkubasi Bisnis yang merupakan salah satu program untuk proses pembinaan pendampingan dan pengembangan yang di berikan oleh inkubator wirausaha kepada peserta inkubasi (tenant).

Tujuannya adalah untuk mendorong tumbuhnya mahasiswa berwirausaha terdidik dan berkarakter berbasis ilmu pengetahuan teknologi dan seni juga menjadi penumbuh kembangkan wirausaha baru khususnya yang berbasis technopreneur. Selanjutnya mahasiswa program inkubasi dapat berjalan secara mandiri.

Produk Inkubasi tahun 2023 antara lain “Opeel Tea” yang merupakan teh kemasan berbahan dasar dari kulit jeruk, “Nouggy” camilan nugget yang berasal dari kulit ari kedelai, “Medicorp” perusahaan yang bergerak pada bidang komputer, “Kreboo” adalah stik berbahan dasar rebung dan “Happiness Hijab” adalah produk hijab kekinian untuk pelajar dan mahasiswa.

Selain kegiatan Sosialisasi terkait Program Mahasiswa Wirausaha dan Program Inkubasi Bisnis, Kegiatan ini juga menghadirkan 3 Narasumber yakni bapak M sayuqi haris, M.Kom. dan bapak Alan W Hafiludin SE., CDM., CIE. dari PT. Narasumber Teknologi Indonesia (narasumber.id) juga Aurel yang merupakan alumni POLINEMA sekaligus alumni dari kegiatan PMW dan program inkubasi bisnis POLINEMA juga sebagai owner dari Opeel Tea.

M sayuqi haris, M.Kom. dalam paparannya menyoroti tentang Technopreneurship. Inovasi untuk memulai usaha, desain thingking kebutuhan, langkah untuk memulai usaha, juga tentang Technopreneur. Wajib di perhatikan untuk indentifikasi permasalahan yang di hadapi oleh pengusaha antara lain penemuan ide solusi sebagai jalan keluar dari permasalahan usaha tersebut, solusi untuk menjadi peluang atau kesempatan usaha, proses kreativitas dan proses inovasi atas produk dan jasa juga implementasi teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan dan karateristik dari pengguna.

“Beberapa kesalahan yang sering terjadi pada Startup pemula adalah tidak menyelesaikan masalah yang menjadi prioritas utama dari konsumen, target pangsa pasar yang terlalu kecil, tidak mempertimbangkan bagaimana sistem pendapatan ketika mengambil peluang dan cenderung bergantung pada permodalan awal dibandingkan akusisi konsumen”, ungkapnya.

Alan W Hafiludin SE., CDM., CIE. Menyoroti tingkat kewirausahaan yang mengacu pada sejauh mana masyarakat atau suatu wilayah tertentu mendorong dan mendukung kegiatan wirausaha. Tingkat kewirausahaan dapat diukur melalui beberapa indikator yang mencerminkan jumlah, jenis, dan keberhasilan usaha yang dimulai oleh individu atau kelompok.

“Beberapa elemen yang dapat memberikan gambaran tentang tingkat kewirausahaan antara lain jumlah usaha baru, keberhasilan usaha, inovasi, dukungan pemerintah dan kebijakan, budaya kewirausahaan, akses ke sumber daya, pendidikan kewirausahaan dan jejaring serta kolaborasi”, tuturnya.

Kembali Ayu Sulasari, SE. MM. menyampaikan bahwa
“Program Mahasiswa Wirausaha ini kami sudah mulai sejak tahun 2009 dalam perkembangannya sampai saat ini Pimpinan POLINEMA telah menjadikan program ini sebagai salah satu prioritas untuk membentuk ekosistem kewirausahaan dari perguruan tinggi. Terkait pendanaan meskipun tidak besar tetapi itu diberikan kepada mahasiswa yang memiliki minat berwirausaha”, ungkapnya.

Selain itu Ayu juga menambahkan terkait kategori bidang usaha tahun lalu tentang kuliner, di tahun 2024 kuliner akan masuk kategori teknologi pangan sehingga bukan hanya kuliner yang sekedar bisa masak saja untuk bikin kuliner tapi memang harus ada inovasinya. “Mungkin teknologi pengolahan untuk mesinnya atau untuk pengemasan juga untuk pemasaran. Kemudian bidang yang lain ada bidang jasa desain grafis, teknik, trainer dan lain-lain”, imbuhnya.

Ketua UPA PKK tersebut juga berharap kegiatan ini nantinya bisa menumbuhkan minat usaha bagi para mahasiswa POLINEMA yang juga dapat menjadi bekal mereka nantinya ketika sudah menjadi alumni dari POLINEMA.

“Kami berharap dengan adanya kegiatan ini adik-adik kami para mahasiswa minimal mereka memiliki jiwa wirausaha sehingga kedepan harapannya mereka bisa mengimplementasikan keahlian wirausaha dengan membuka usaha mandiri yang juga bisa membantu masyarakat untuk memberikan peluang usaha baru, artinya adik-adik kami itu tidak melulu fokusnya adalah mencari pekerjaan di industri saja, tetapi sebenarnya mereka memiliki kemampuan untuk membuka usaha sendiri dengan bekal keahlian yang sudah di dapat dari kampus”, pungkasnya.( Djoko W)

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *