Dies Natalis UB -62 Dorong Gerakan Konsumsi Pangan Lokal

Sabtu, 26 Oktober 2024
Malangpariwara.com – Universitas Brawijaya (UB) menggalakkan Gerakan Konsumsi Pangan Lokal dengan mengenalkan kepada masyarakat makanan alternatif pengganti nasi yaitu ubi, Sabtu (26/10/2024) di koridor Gedung Rektorat lantai 1.
Dalam rangka Dies natalis ke 62 Rektor UB, Prof Widodo menyatakan bahwa kampus ini memiliki tanggung jawab besar dalam mendukung program ketahanan pangan. Maka universitas ini menggalakkan gerakan konsumsi pangan lokal.
Menurutnya gerakan ini sejalan dengan visi UB untuk berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.
“Menanam cabai dan ubi mungkin terlihat sederhana, tetapi dampaknya pada inflasi dan ketahanan pangan sangat signifikan,” ucap Prof Widodo.
UB juga melibatkan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) untuk memberikan solusi pertanian perkotaan yang efisien, yakni inovasi “Ubi dalam Karung”. Ini sebagai rangkaian peringatan Dies Natalis Universitas Brawijaya yang ke-62.
Pada kesempatan tersebut, UB membagikan bibit cabai dan ubi Varietas Brawijaya kepada 113 kelompok urban farming di kota Malang. Bibit ini diharapkan menjadi langkah awal dalam memperkuat ketahanan pangan lokal.
Sementara Ketua Pelaksana kegiatan Abdul Ghofar, SE., M.si., DBA., Ak. menjelaskan kegiatan tersebut merupakan salah satu agenda dari rangkaian acara Dies Natalis UB ke-62 yang diisi dengan pemberian bibit cabai 4000 untuk 113 kelompok urban farming di malang dan bibit ubi dalam karung 620 serta workshop.

“Kami bekerja sama dengan Dinas Pertanian Pangan dan juga Bank Indonesia (BI) memberikan bibit cabai dan ubi pada komunitas urban farming. Untuk ubinya kami sebut Varietas Brawijaya. Kita membagikan dua bibit tanaman ini karena menanam cabai dan ubi bisa menjadi salah satu alternatif ketika terjadi inflasi.” katanya.
Bibit yang dibagikan kepada masyarakat urban farming adalah jenis Ubi dalam karung yang dikembangkan oleh Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) dan mitra.
“Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) bersama mitra membuat sebuah inovasi bernama Ubi dalam Karung. Ubi dalam karung itu menggunakan metode penanaman di tanah atau lahan-lahan yang kecil,” katanya.
Pola penanaman ini dikatakan Dekan FEB sangat cocok diterapkan di kota Malang yang lahannya sudah tidak terlalu luas untuk pertanian.
Selain pembagian bibit yang secara simbolis diberikan, kegiatan juga diisi dengan pemberian materi. seperti literasi masyarakat tentang pentingnya menanam di urban farming untuk mengurangi inflasi, teknik menanam dan panen hingga bagaimana mengelolanya menjadi pangan.
Salah satu pemateri Dr.rer.pol. Wildan Syafitri, S.E.,M.E mengatakan cabai merupakan salah satu komoditi penting namun rawan mengalami inflasi yang disebakan karena faktor permintaan dan penawaran.
“Inflasi cabai itu maksudnya adalah naik harga turunnya cabai. Jadi cabai itu kalau pas panen itu harganya sangat rendah. Tapi kalau pas langka itu harganya sangat tinggi. Namun jika harganya rendah petani yang mengalami kerugian,” kata Kata Kaprodi Pascasarjana Ilmu Ekonomi tersebut
Oleh karena itu, untuk mengantisipasi terjadinya inflasi harga, maka cabai bisa diolah seperti menjadi bubuk cabai atau sambal pecel yang lebih tahan lama dan bisa digunakan setiap saat. (Djoko W)