Enam Wilker BI Malang Trend Positif Transaksi Penggunaan QRIS Bertumbuh Pesat

Deputi Kepala Perwakilan BI Malang Dedi Prasetyo saat menjawab pernyataan wartawan.( Djoko W)
Minggu, 25 Desember 2024
Malangpariwara.com – Deputi Kepala Perwakilan BI Malang Dedi Prasetyo menyampaikan bahwa Transaksi Penggunaan Quick Response Indonesian Standard (QRIS) di wilayah kerja Bank Indonesia Malang menunjukkan hal yang menggembirakan.
Terbukti dari 7 kota yang termasuk wilayah kerja BI Malang, 6 diantaranya mengalami trend peningkatan transaksi, dimana terlihat dari perbandingan data pada Januari 2024 dan Oktober 2024.
Hal ini disampaikan Deputi Kepala Perwakilan BI Malang Dedi Prasetyo, dalam paparannya Diseminasi perkembangan ekonomi terkini, Sabtu (14/12/2024).
Dikatakan Dedy”Transaksi pengunaan QRIS terkonsentrasi di Malang Raya, namun pada wilayah sekitarnya mengalami pertumbuhan cukup tinggi.
“Di Kota Malang, transaksi pengunaan QRIS mencapai 66 persen. Disusul, dengan Kabupaten Malang dengan besaran penggunaan transaksi QRIS sebesar 11 persen dan Kota Batu sebesar 7 persen.
Setelah itu, diikuti oleh Kota Pasuruan dengan penggunaan QRIS untuk transaksi sebesar 6 persen, Kabupaten Pasuruan 4 persen, Kota Probolinggo 4 persen dan Kabupaten Probolinggo sebesar 2 persen,” bebernya.
Kota Malang saja sudah 2 per 3 nya (66%), Kabupaten Malang 1 per 9 nya (11%) jumlahnya sudah 77 persen, belum lagi ditambah Kota Batu sebesar 7 persen, maka sudah 84 persen. Malang Raya mendominasi untuk penggunaan transaksi QRIS.
Namun, dilihat dari pertumbuhannya, dilihat dari data per 24 Januari 2024 dan 24 Oktober 2024, hampir semua wilayah mengalami peningkatan dalam penggunaan transaksi QRIS. Masing-masing kabupaten secara year on year (Yoy) lebih tinggi dibandingkan Januari 2024 dengan total 170 persen pada Oktober 2024. Sementara pada Januari 2024 sebesar 132 persen.
“Yang menarik, pada dua kota, yakni Kota Probolinggo dan Kota Pasuruan transaksinya begitu tinggi pada Oktober 2024. Kota Probolinggo sebesar 329 persen dan Kota Pasuruan sebesar 310 persen. Hal ini mengindikasikan tingkat akseptasi masyarakat Kota Probolinggo dan Kota Pasuruan terhadap transaksi digital QRIS mengalami peningkatan.
“Secara trend ini memang signifikan,”tukasnya.
Sementara itu, untuk Kota lainnya juga mengalami trend positif pada Oktober 2024 dibandingkan dengan data Januari 2024. Kota Malang mengalami trend kenaikan 172 persen (Januari 2024 134 persen) , Kota Batu sebesar 209 persen (Januari 2024 120 persen). Sedang Kabupaten Malang, masih cukup rendah dibandingkan kota lainnya, yakni 110 persen (Januari 2024 150 persen).
Kemudian, untuk Kabupaten Pasuruan, transaksi QRIS sebesar 161 persen (Januari 2024 sebesar 135 persen dan Kabupaten Probolinggo 149 persen (Januari 2024 sebesar 68 persen).
Melihat hal ini, BI Malang akan terus berupaya dalam mendorong peningkatan transaksi dengan QRIS. Hal ini salah satunya dilakukan dengan terus mengedukasi perbankan maupun bukan perbankan untuk dapat bisa menekan pengenaan biaya tambahan.
“Banyak bermunculan keluhan pengenaan biaya tambahan untuk QRIS, kita sudah imbau perbankan dan bukan bank untuk edukasi kembali agar tak dikenakan biaya tambahan,”tandasnya.( Djoko W)