Resmikan Kampung Semar Pj Walikota Malang: Pantas Jadi Role Model Kampung Tematik Internasional

Ket foto : Pj Walikota Malang Wahyu Hidayat saat menandatangani peresmian kampung semar go green, didampingi pembina lingkungan Bambang Irianto (baju putih) dan Muspika setempat..(Djoko W)
Selasa, 14 Mei 2024
Malangpariwara.com – Penjabat (Pj) Walikota Malang meresmikan kampung Semar sebagai kampung Go Green. Peresmian ini disaksikan langsung oleh 60 Mahasiswa dan Dosen dari National University Of Singapore dan Universitas Brawijaya.
Kampung yang kini viral sampai luar negeri ini bertempat di RT.06 RW.02 Kelurahan Arjosari Kecamatan Blimbing Kota Malang.

Menurut Pj Walikota Malang Dr Ir Wahyu Hidayat, bahwa kehadiran mahasiswa internasional merupakan kunjungan ke dua. Sebelumnya dari Amerika dan saat ini dari Singapura. Mereka ingin belajar mengenai keberhasilan merubah Mindset masyarakat membangun kampung Go Green yang mendunia.
“Peresmian kampung Semar ini merupakan replika dari keberhasilan kampung Glintung Go Green (3G). Ini merupakan inovasi dari keterbatasan lahan di perkotaan melalui konsep Urban Farming,” ungkap Wahyu, Senin (13/05/24).

Pj Walikota Malang ini juga menyampaikan, di kampung Semar ini sebelumnya wilayah kumuh yang kemudian disulap melalui swadaya masyarakat menjadi kampung hijau. Dengan demikian selain menjadi asri juga langkah ini turut mendukung program ketahanan pangan.
“Pasalnya lahan yang ada benar-benar digunakan untuk bercocok tanam, perikanan, dan pengembangan kampung konservasi air,” tukas Wahyu.
Gerakan warga di kampung Semar ini juga merupakan revolusi mental. Yakni dengan merubah pola pikir masyarakat untuk mengoptimalkan lahan yang ada.

Juga memaksimalkan air hujan dengan membuat lubang resapan(biopori) sebagai upaya menjaga air tanah.
Dalam kesempatan yang sama, Bambang Irianto sebagai pembina lingkungan Nasional penerima penghargaan tertinggi dari Presiden Joko Widodo (Kalpataru ) kategori pembina lingkungan Nasional menyampaikan bahwa membangun lingkungan, filosofinya seperti lagu Indonesia Raya. Bangunlah badannya bangunlah jiwanya.

Maksudnya ialah dengan membangun pola pikir atau mindset dengan merubah mental warga agar merasa memiliki kampungnya. Mereka akan bergerak secara swadaya untuk menghijaukan lingkungannya sendiri.
Sosio Engenering revolusi mental dan perubahan prilaku masyarakat yang dianggap luar biasa bagi berbagai universitas luar negeri.
“Perguruan Tinggi Amerika dan Singapura tertarik pada pembangunan mental yang mengarah ke SDG’s,” kata Bambang.
Ia juga menekankan kepada warga kampung Semar, bahwa gerakan menanam itu sebagai perwujudan rasa syukur kepada Alloh Subhana Wat Ta’ala.
“Dengan menanam kita akan dapat pasokan Oksigen yang semakin melimpah,” ucapnya.
Selain itu ia juga menggelorakan semangat menabung air dengan membuat sebanyak-banyaknya biopori.
“Tujuannya tak lain untuk beribadah, bukan untuk mencari piala lomba lingkungan hidup,” pungkasnya.
Pak guru biasa dipanggil (Bambang Irianto) berpesan agar kampung Semar ini mulai menerapkan tiket masuk kampung untuk tamu yang akan belajar bagaimana membangun kampung seperti Kampung Semar ini.(Djoko W)