Organda Desak Pemkot Malang Perbarui Tata Kelola Transportasi Jelang Operasional Trans Jatim

MALANGPARIWARA.COM – Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Malang mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Malang segera memperbaiki tata kelola transportasi publik agar sistem baru itu berjalan adil dan terintegrasi.

Rencana operasionalnya Bus Trans Jatim ini membuka peluang kepada sejumlah sopir angkutan kota (angkot) di Kota Malang untuk bergabung sebagai pengemudi bus.

Sekretaris Organda Kota Malang, Purwono Tjokro Darsono menyebutkan bahwa sebanyak 17 sopir angkot akan direkrut menjadi sopir Trans Jatim melalui seleksi yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Disisi lain, Purwono menambahkan masih ada sebanyak 800 armada angkot eksisting yang beroperasi dan perlu diarahkan agar tetap berdaya saing dalam sistem transportasi perkotaan yang mulai bertransformasi.

“Rata-rata angkot di Kota Malang sudah berusia 27 tahun. Perlu disesuaikan dengan lalu lintas dan mobilitas masyarakat,” kata Purwono, Sabtu (1/11/2025).

Purwono mengatakan bahwa Organda mengusulkan agar angkot difungsikan sebagai feeder atau pengumpan Trans Jatim. Menurutnya, saat ini tengah mengkaji rute Borobudur-Universitas Brawijaya (UB) yang diharapkan bisa mengurangi kendaraan pribadi oleh mahasiswa.

“Kami coba rute pendek seperti Borobudur- UB, lalu keluar Suhat-Borobudur. Harapannya, mahasiswa tidak bawa kendaraan sendiri,” jelasnya.

Purwono mengungkapkan Pemkot Malang tengah menyiapkan desain rute baru yang mencakup jaringan feeder bagi Trans Jatim. Nantinya, feeder akan menghubungkan kawasan permukiman dan aktivitas ekonomi dengan koridor utama bus.

“Jalur bus nanti melayani rute dari Terminal Batu, Landungsari hingga Hamid Rusdi. Feeder yang dibutuhkan 100 unit,” ungkapnya.

Purwono menegaskan bahwa pembenahan tata kelola transportasi harus dilakukan secara menyeluruh agar tidak menimbulkan masalah sosial baru, seperti kecemburuan antar sopir akibat ketimpangan rekrutmen maupun kesejahteraan.

“Pemkot Malang harus serius melakukan perubahan tata kelola, ini bisa jadi solusi kemacetan dan meningkatkan kesejahteraan sopir. Tetapi jika tidak proaktif dan kreatif akan menimbulkan permasalahan baru,” tegas Purwono.

Sementara itu, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang sudah melakukan uji coba terhadap rute yang akan dilewati Bus Trans Jatim. Hal ini sebagai langkah konkrit dari persiapan integrasi sistem transportasi.

Kepala Dishub Kota Malang, Widjaja Saleh Putra mengatakan bahwa uji coba rute Trans Jatim ini untuk memastikan rute dan titik pemberhentian bus.

“Uji coba jalur sudah kami lakukan dengan satu armada bus. Rutenya melewati jalan Hamid Rusdi, Mayjend Sungkono, Ki Ageng Gribig, hingga kembali ke Balai Kota,” jelas Widjaja.

Widjaja menegaskan bahwa saat ini proyek integrasi transportasi masih dalam pembahasan bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur selaku penanggung jawab utama. Ia memastikan Pemkot Malang akan menjaga agar seluruh pihak, terutama sopir angkot tetap mendapatkan peran dalam sistem baru ini.

“Tuntutan dari pihak sopir adalah agar mereka tetap dilibatkan dalam operasional setelah konversi. Kami pastikan prosesnya berjalan adil,” pungkas Widjaja.( Djoko W )