Sambut Dies Natalis ke-11, FKH UB Gelar Lokakarya Nasional Konservasi Penyu Malang Selatan



KABUPATEN MALANG –  Dalam rangka mendukung Program Konservasi Sumber Daya Alam, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya menyelenggarakan acara Lokakarya Konservasi Penyu di Malang Selatan.( Pantai Bajul Mati) Minggu (14/06/2019).

Kegiatan ini  berkolaborasi dengan Bajul Mati Sea Turtle Conservation (BSTC) dengan melibatkan Instansi Pemerintah, Institusi Pendidikan serta LSM yang meminati dan bergerak di bidang Konservasi.

Kegiatan ini juga merupakan pembuka dari Rangkaian Kegiatan Dies Natalis ke-11 FKH UB yang puncaknya akan dilaksanakan pada bulan September nanti.

Ketua pelaksana Lokakarya Nasional Konservasi Penyu di Malang Selatan, drh. Albiruni Haryo, M.Sc mengatakan, bahwa Kegiatan yang mengusung tema “Pemetaan Permasalahan dan Penetapan Langkah Strategis dalam Konservasi Penyu di Malang Selatan” ini dilaksanakan selama 2 (dua) hari, yaitu pada tanggal 14-15 Juli 2019, dimana pada tanggal 14 Juli 2019 berupa kegiatan Visitasi Lapang dan Workshop yang dilaksanakan di Pantai Bajul Mati, Kabupaten Malang.

“Bentuk kegiatan yang dilaksanakan yaitu dengan melakukan Visitasi Lapang mengenai kegiatan atau upaya konservasi penyu di Malang Selatan yang telah dilakukan oleh pihak BSTC,” ujar drh. Albi kepada Malangpariwara.

Dalam kegiatan Visitasi ini nampak  dihadiri oleh beberapa Instansi Pemerintah yang berwenang seperti BBKSDA Provinsi Jawa Timur, BKSDA Resort Malang, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur, Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Malang, Dinas Pariwisata Kab. Malang, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang, Dinas Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Malang.

Kegiatan ini juga melibatan beberapa Institusi Pendidikan serta LSM yang meminati dan bergerak di bidang Konservasi.

Sementara itu, Dekan FKH UB Dr. Ir Sudarminto Setyo Yuwono, M.App.Sc. menjelaskan, dalam kegiatan visitasi lapang ini diharapkan dapat memberikan gambaran kongkrit bagaimana kondisi serta permasalahan di lapangan, khususnya yang berkaitan dengan konservasi penyu.

Permasalahan tersebut selanjutnya akan didiskusikan bersama dalam kegiatan Lokakarya yang dilaksanakan Senin ( 15/07/ 2019) di Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya Malang.

Pada kegiatan Workshop dan Visitasi Lapang juga dilakukan pemeriksaan satwa yang ada disana.

“Kegiatan pemeriksaan medis dilakukan oleh Tim Dokter Hewan yang berasal dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya yang akan dibantu oleh para Dokter Hewan alumni FKH UB yang telah bekerja di dunia konservasi satwa liar,” sebut Sudarminto.

Sudarminto menambahkan, Kegiatan Lokakarya dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya Malang. Pada kegiatan yang juga masih melibatkan Instansi Pemerintah, Institusi Pendidikan serta LSM yang meminati dan bergerak di bidang Konservasi ini akan dibahas beberapa permasalahan terkait Konservasi penyu, meliputi ancaman populasi penyu yang jumlahnya semakin menurun, aktifitas yang mengancam populasi penyu, aktifitas yang dilakukan di kawasan pesisir, optimalisasi titik pendaratan penyu, penguatan dan pendampingan SDM di lapangan, serta regulasi dan tata kelola kebijakan.

Output yang diharapkan dari kegiatan Lokakarya ini adalah adanya pemetaan permasalahan di lapangan dan terwujudnya suatu kesepakatan bersama terkait langkah strategis yang sinergi dari semua pihak untuk mewujudkan keberlanjutan kegiatan konservasi penyu khususnya di Malang Selatan.

Pihak Lembaga Pemerintah yang di undang terdiri dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Tmur, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resort Malang dan Sempu, Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar Wilayah Kerja Jawa Timur, Dinas Kelautan dan Perikanan, UPT P2SKP Pondokdadap, Perusahaan Hutan Indonesia (Perhutani), Dinas Pariwisata Kabupaten Malang, Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD), dan Dinas Lingkungan Hidup.

Sementara  pihak LSM yang diundang terdiri dari Clungup Mangrove Conservation (CMC) Sendang Biru, The Aspinall Foundation Javan Langur Centre Malang, Forum Komunikasi Kader Konservasi (FK3I), Kelompok Masyarakat Pengawas Kabupaten Malang, Sahabat Alam Indonesia dan penggiat Konservasi Penyu Serang serta Kili-kili.

Insitusi Pendidikan yang juga berpartisipasi dalam acara ini terdiri dari Universitas Brawijaya Malang, Universitas Airlangga Surabaya, Universitas Negeri Malang, Universitas Islam Negeri Malang, Universitas Muhamadiyah Malang, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Universitas Machung, Universitas Merdeka Malang, Institut Pertanian Malang dan Institut Teknologi Nasional Malang.

Adapun pihak professional yang juga terlibat dalam acara ini yaitu Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Jawa Timur II.


Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk partisipasi aktif FKH UB, sekaligus tanggung jawab sosial dari multipihak sebagai upaya penyelamatan penyu sebagai satwa dilindungi.
Mengingat merupakan satwa di lindungi melalui peraturan nasional maupun internasional.

Namun, karena banyak permasalahan dari berbagai segi, upaya perlindungan dan penyelamatan sering mengalami hambatan. Hal ini juga menjadi isu internasional dimana dalam mencari solusi membutuhkan peran, kerjasama serta koordinasi dari multipihak.

Diketahui didunia terdapat 7 jenis penyu, 6 diantaranya ditemukan di Indonesia, dan 3 jenis bisa ditemukan mendarat di sepanjang garis pantai Malang Selatan. Sehingga kegiatan Konservasi Penyu sangat diperlukan.(JKW)

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *