15 Maret 2025

Politeknik Negeri Malang (Polinema) Tancagas Capai Peringkat Pertama Bidang Kemahasiswaan Sebagai Perguruan Tinggi Vokasi Terbaik

MALANG – Tercecer di peringkat 99 tak membuat Politeknik Negeri Malang ( Polinema ) untuk menyerah. Lantaran posisi terbawah dari 100 peringkat yang biasa di umumkan Kemenristekdikti, melecut semangat Pilinema untuk meraih prestasi tertinggi.

Kemenristekdikti merilis Pemeringkatan Perguruan Tinggi Non-Vokasi dan Vokasi 2019, termasuk PTN dan PTS, pada 6 September lalu.

Dalam rilis kategori Pemeringkatan 100 Perguruan Tinggi Vokasi (Politeknik dan Akademi) Terbaik 2019, Politeknik Negeri Malang (Polinema) berhasil menduduki peringkat pertama bidang kemahasiswaan sebagai perguruan tinggi vokasi terbaik se-Indonesia di antara ribuan Politeknik dan Akademi di seluruh Indonesia.

“Sebelumya, Kemenristekdikti mengumumkan pemeringkatan perguruan tinggi secara umum. Pada 6 September lalu, diumumkan Perguruan Tinggi Vokasi yaitu untuk Politeknik dan Akademi. Alhamdulillah, kita menduduki peringkat pertama. Ini prestasi membanggakan bagi bidang kemahasiswaan, dimana ini juga berkat banyaknya prestasi mahasiswa,” seru Wakil Direktur II, Dr Eng Anggit Murdani, ST, MEng, kepada Malangpariwara.com saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (13/09/2019).

Dikatakan Anggit Murdani, Kemenristekdikti hanya mengumumkan Perguruan Tinggi non Vokasi pada 2018. Namun, pada 2017 diumumkan Perguruan Tinggi non Vokasi dan Vokasi, dimana Polinema saat itu hanya menempati urutan ke-99. “Tentunya ini suatu kemajuan yang sangat membanggakan. Dengan diumumkannya raihan tersebut, tentunya akan mendorong dan memacu kinerja Perguruan Tinggi untuk lebih baik.

Sementara bagi Polinema sendiri, mempertihankan peringkat pertama itu lebih berat dibanding upaya capaian peringkat tertinggi. Namun bagaimanapun juga tugas kami adalah mengamankan dan mempertahakan posisi pertama dengan lebih meningkatkan kinerja dan selalu mengevaluasi Dan meningkatkan strategi seperti saat berjuang untuk meraih hasil puncak,” terang Anggit biasa dipanggil.

Dalam pemeringkatan tersebut, lima besar perguruan tinggi vokasi terbaik diduduki oleh Politeknik Negeri Malang (Polinema), Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Politeknik Negeri Sriwijaya (Polsri), Politeknik Negeri Bandung (Polban), dan Politeknik Negeri Jakarta (PNJ).

Wakil Direktur II, Dr Eng Anggit Murdani, ST, MEng, didampingi Kabag Humas Polinema, Joko Santoso,

Saat didampingi Kabag Humas Polinema, Joko Santoso, Anggit memaparkan bahwa poin pemeringkatan, menyasar pada kelembagaan 20 persen, pengakuan rekognisi / penghargaan non lomba (nasional dan internasional) 10 persen, lomba diluar Kemenristekdikti 30 persen dan didalam Kemenristekdikti (Belmawa) 40 persen.

“Faktor utama penentu pemeringkatan tersebut ialah kinerja atau raihan mahasiswa selama menempuh studi di perguruan tinggi vokasi tersebut. Dengan titik berat pada output dan outcome mahasiswa,” papar Anggit.

Politeknik Negeri Malang telah mengeluarkan anggaran sebesar 8 M diperuntukkan bagi 13 UKM, 7 HMJ dan 2 lembaga BEM. Ditingkat Polinema itu anggaran terbesar, namun sangat jauh dari PTN lainnya.

Untuk terus mendukung dan meningkatkan prestasi mahasiswa, Direktur Polinema mengeluarkan kebijakan anggaran berbagai aktifitas dan penghargaan bagi mahasiswa untuk terus berprestasi, baik di bidang akademik maupun non akademik di level internasional, nasional, dan propinsi. Tergantung grade dan relevansinya.
“Hasilnya bisa kita rasakan bersama saat ini dengan Skor Kemahasiswaan Polinema 1,9 sekian,” ungkapnya.

Sebelum menutup wawancara Anggit menyampaikan berbagai upaya Polinema untuk melakukan pembinaan Mahasiswanya agar memiliki Prestasi dan siap bersaing di dunia kerja nantinya.

“Beberapa hal kongkrit yang akan diupayakan Polinema adalah membina para mahasiswa sesuai dengan minat dan bakatnya masing-masing. “Softskill sangat berpengaruh. Bagi perusahaan, mahasiswa yang lolos PIMNAS, softskill dan hardskillnya pasti diyakini terbaik. Sehingga mereka mudah dan siap diterima perusahaan, karena perusahaan sudah percaya akan kemampuannya. Dan pendidikan karakter itu bagian dari softskill,” tegasnya.(*) (JKW)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *