Napak Tilas Raden Wijaya UB Sukses, ini Kata Prof Dr M Sasmito Djati, MS

Foto bersama sebelum di berangkatkan Rektor UB Napak Tilas Raden Wijaya dari Trowulan ke UB.(Djoko W)
Sabtu, 7 Januari 2023
Malangpariwara.com – Memperingati Lustrum XII atau Dies Natalis Ke-60, Universitas Brawijaya menggelar berbagai kegiatan diantaranya pertandingan olah raga, seminar internasional, tetenger bumi (menanam pohon buah nusantara), jalan sehat, baksos untuk Ojek Online wanita, penampilan seni, dan skrining tes kesehatan bagi sivitas UB.

Yang menarik ada kegiatan Napak Tilas Raden Wijaya dipimpin langsung oleh Warek UB Prof Dr M Sasmito Djati, MS berlari sambil membawa bendera Pataka start dari Situs Kerajaan Majapahit di Trowulan Mojokerto dan berakhir di Kampus UB Malang (3-5/1/2023).

Kepada Malangpariwara.com Prof Sasmito panggilan akrabnya mengatakan “semua atlet sangat antusias. Itu yang menurut saya menjadi kekuatan,” katanya.
Menurut mantan atlit beladiri silat ini waktu yang ditempuh ternyata diluar prediksi.
“kita rancang sebetulnya 50 km itu biasanya 12 jam, ternyata kemarin 12 jam lebih sedikit itu sudah menempuh 73 km. Jadi jauh lebih cepat,” ujarnya.

Meskipun cuaca di pemberangkatan sangat berat karena suhunya dan kelembabannya tinggi dan banyak truk dan lain sebagainya terutama polusi asap kendaraan 25 pelari tetap semangat.
Di kebun raya Purwodadi diisi dengan penanaman pohon buah Nusantara (Asoka, Kateng, Dewandaru, Kepel dan Tabebuya Emas) serta pemberian santunan kepada Personel Ibu-Ibu Ojek Online.
“Meskipun capek tetapi teman-teman tetap merasa bahagia sekali, itu yang kita rasakan. Misi kita bukan hanya berlari tetapi kita juga melakukan amal kepada Ibu-ibu ojek online. sehingga sampai di finis pun itu di luar target. Artinya lebih cepat daripada yg kita canangkan,” ungkap Prof Sasmito.
Dikatakan Prof Sasmito Djati, gol dari kegiatan ini membangun cita cita Raden Wijaya melalui mendidikan utamanya Universitas Brawijaya.
“Raden Wijaya itu kan pendiri kerajaan Mojopahit ketika kita mendirikan kerajaan pasti punya mimpi besar. Dan kenyataannya memang mimpinya besar. Sehingga Raden Wijaya itu menjadi icon yang harus di perjuangkan.
Karena kalau kita bicara Brawijaya ada Brawijaya 1-5 setelah itu ada keruntuhan,” bebernya.
UB punya misi besar ingin membangun cita-citanya mencontoh Raden Wijaya. Negeri ini negeri kepulauan keberagaman, keanekaragaman manusianya juga macam macam. Berbeda agama suku dan lain sebagainya.
” Semua itu menurut saya akan menjadi karakter Universitas Brawijaya. Memang harus menghargai keberbedaan. Demikian juga dengan teknologi teknologi, di visi misi kita kan juga harus didasari oleh pengembangan budaya.
Jadi teknologi science itu didasari oleh budaya kita,” tandasnya.
Prof Sasmito berharap kegiatan ini menjadi kegiatan tahunan.
“Harapannya kegiatan ini setiap tahun diselenggarakan supaya kita selalu berpikir karakter kita, sejarah kita dan lain sebagainya. Sehingga tidak lupa.
Karena nanti ketika kita sudah menjadi PTNBH semuanya itu menjadi global,” terangnya.
“Dengan berkarakter Brawijaya kita harapkan nanti kita bisa menjadi Universitas yang punya karakter, punya perbedaan, tetapi tetap berfilsafat Bhineka Tunggal Ika. Jadi kita meneladani cita-cita Luhur Raden Wijaya yang punya cita-cita besar untuk berkarya bagi bangsa dan negaranya,” tandasnya mengakhiri.(Djoko W)