6 Calon PMI nya Kabur, PT CKS Bantah Ada Penganiayaan dan Intimidasi

Gunadi Handoko, kuasa hukum PT CKS.(ist)
Kamis, 22 Februari 2024
Malangpariwara.com – PT Citra Karya Sejati (CKS) membantah adanya upaya penganiayaan dan intimidasi terhadap 6 orang calon pekerja migran Indonesia (PMI) yang tengah dibina. Setelah sebelumnya, keenam calon PMI itu viral lantaran kabur di tengah proses pelatihan.
Melalui Kuasa Hukum nya, Gunadi Handoko, PT CKS mengatakan bahwa intimidasi yang diakui oleh 6 calon PMI tersebut salah persepsi. Dimana menurutnya, dalam aktivitas pelatihan dan pendidikan, ada beberapa hal terkait kedisiplinan yang harus dipatuhi oleh para calon PMI.
“Misalnya dalam pelatihan ada kesalahan yang harus dilakukan teguran, menurut saya itu adalah hal wajar. Karena tentu ada pendidikan soal kedisiplinan,” ujar Gunadi, Kamis (22/2/2024).
Ia menjelaskan, insiden tersebut terjadi pada 24 Februari 2024 lalu. Dan terjadi selama pukul 2.00 hingga 4.00 dini hari. Keenam calon PMI ini meninggalkan tempat pelatihan melalui jendela di lantai 4.
“Hal itu sangat disayangkan, karena tentu saja itu menyalahi prosedur. Karena sebelum mereka gabung juga telah dibuat perjanjian terkait hak dan kewajiban masing-masing pihak yang harus ditaati bersama,” terang Gunadi.
Berdasarkan pendalaman yang dilakukan olehnya bersama PT CKS, ada beberapa hal yang menjadi catatan bagi keenam calon PMI tersebut. Terutama yang disinyalir membuat insiden tersebut terjadi.
Yang pertama, dari enam calon PMI tersebut ada satu orang ber- isial VW yang ternyata sebelumnya pernah menjadi PMI sebanyak dua kali. Namun sayangnya, dalam dua kesempatan itu, VW juga menyalahi prosedur dengan melakukan aksi serupa, yakni kabur.
“Ini sudah dua kali, yakni di Singapore dan Taiwan. Kalau seperti ini, sebenarnya siapa yang tidak taat prosedur,” jelas Gunadi.
Selain itu juga seorang calon PMI yang berinisial L. Dari catatannya, diketahui bahwa L ternyata memilih menjadi PMI untuk menghindari masalah yang sedang dihadapi di daerah asalnya, yakni Mataram.
“L ini di Mataram sedang dicari orang karena sedang terlibat arisan bodong. Ini yang disebut mempengaruhi teman-temannya,” imbuh Gunadi.
Selain itu menurutnya, alasan para calon PMI ini kabur juga bermacam-macam. Mulai dari tidak kerasan, tidak nyaman, merasa tidak cocok dan alasan lain yang berujung hingga tak ingin melanjutkan.
“Termasuk katanya tak segera dikirim ke majikannya. Nah disini untuk hal tersebut juga tergantung majikan, mau apa tidak dengan pekerja seperti itu,” imbuhnya.
Saat ini, keenam calon PMI tersebut telah menyatakan pengunduran diri. Hal itu juga dinyatakan dalam sebuah surat pernyataan yang ditandatangani di atas materai.(Djoko W)