8 Februari 2025

14 Titik Kota Malang jadi Daerah Rawan Cuaca Ekstrem, ini Kata Aleg PKS Akhdiyat Syabril Ulum

IMG-20241119-WA0065(2)

Aleg PKS Akhdiyat Syabril Ulum sekretaris komisi C DPRD ,(Djoko W)

Selasa, 17 Desember 2024

Malangpariwara.com. – Sebanyak 14 titik di Kota Malang disebut sebagai daerah rawan terjadi cuaca ekstrem. 14 titik itu merupakan hasil pemetaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang untuk menindaklanjuti imbauan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda.

14 titik tersebut yakni di Ketawang Gede atau kawasan Universitas Brawijaya (UB), Sumbersari atau kawasan Universitas Negeri Malang (UM), kawasan Oro-oro Dowo, Penanggungan, kawasan Balai Kota Malang hingga Stasiun Kota Baru dan kawasan Kelurahan Kesatrian.

Selain itu kawasan persawahan di wilayah Gadang, Bumiayu, Mulyorejo, Bakalan Krajan, Tunggul Wulung dan Tasikmadu. Kemudian yakni di kawasan Buring yakni di sepanjang Jalan Mayjend Sungkono hingga Gor Ken Arok dan komplek Perumahan Sawojajar.

“Sudah kami share agar di kewilayahan juga siaga, utamanya di spot area rawan bencana,” ujar Kalaksana BPBD Kota Malang, Prayitno.

Sementara itu, BMKG Juanda mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang akan melanda beberapa wilayah di Jawa Timur. Cuaca ekstrem tersebut dapat mengakibatkan terjadinya bencana hidrometeorologi.

Seperti hujan lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung hingga hujan es. Imbauan tersebut disampaikan melalui pernyataan resmi BMKG Juanda.

Dimana disebutkan bahwa cuaca ekstrem berpotensi melanda hampir seluruh kota yang ada di Jawa Timur, termasuk Kota Malang. Ditambah dengan beberapa wilayah memasuki puncak musim hujan pada periode ini.

“Adanya beberapa fenomena gelombang atmosfer seperti Kelvin, Equatorial Rossby dan MJO yang melintasi Jawa Timur mengakibatkan peningkatan pertumbuhan awan-awan penghujan di wilayah Jawa Timur,” ujar Kepala BMKG Juanda, Taufiq Hermawan melalui pernyataan resminya.

Selain itu, kondisi ini didukung dengan aktifnya Monsun Asia yang menambah suplai uap air. Serta suhu muka laut di perairan sekitar Jawa Timur yang hangat sehingga terjadi peningkatan suplai uap air ke atmosfer untuk pertumbuhan awan.

Selain itu wilayah Jawa Timur masih terkena dampak tidak langsung bibit siklon tropis 93S yang berada di Samudera Hindia Barat Australia. BMKG Juanda mengimbau masyarakat dan instansi terkait agar senantiasa waspada terhadap potensi cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang selama sepekan ke depan.

Terlebih untuk wilayah dengan topografi curam/bergunung/tebing diharapkan lebih waspada terhadap dampak yang dapat ditimbulkan akibat cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang serta berkurangnya jarak pandang.

Terlisah Anggota DPRD Kota Malang Akhdiyat Syabril Ulum FPKS ikut ambil suara.

Menurut Aleg PKS Dapil Kedungkandang yang saat ini menjabat sebagai sekretaris Komisi C Ini mengingatkan untuk jajaran Pemerintahhan untuk segera melakukan tindakan preventif.

Menurut kami, informasi pemetaan awal terhadap terjadinya perubahan iklim adalah informasi yang sangat berharga.

Pohon roboh menimpa mobil di terusan Dieng beberapa waktu lalu.( Djoko W)

“Saya berharap jajaran pemerintah terutama dari stakeholder terkait seperti BPBD, kelurahan, kecamatan, DLH dan dinas lainnya dapat segera melakukan tindakan preventif, tentunya pak PJ dan pak sekda perlu turun tangan sebagai leading pimpinan di kota malang,” tegasnya.

‘Saya berharap peran pemerintah kota dalam hal penanggulangan dini potensi bencana dapat segera dipersiapkan yaitu berupa peringatan dini, pemangkasan pohon tua dan ranting keting yang rawan tumbang, pengontrolan arus lalu lintas, penanganan banjir ketika hujan deras tiba,,” ujarnya

“Sehingga rasa aman dan nyaman dapat dirasakan masyarakat kota Malang apalagi sebentar lagi momen nataru akan tiba,” pungkas Ulum .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *