Malangpariwara.com –
Universitas Brawijaya (UB) kembali meneguhkan eksistensinya di kancah internasional melalui keberhasilan dosen memperoleh pendanaan riset sebesar USD 30.000.
Pendanaan diberikan oleh lembaga internasional ISIF Asia Grants di bawah naungan APNIC Foundation, organisasi berbasis di Australia yang bergerak di bidang pengembangan infrastruktur dan teknologi internet di kawasan Asia-Pasifik.
Pendanaan ini diberikan untuk mendukung proyek inovatif bertajuk LLMNetOps:
Strengthening Network Operations Knowledge through Locally-Hosted Generative AI, sebuah inisiatif kolaboratif yang memadukan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dengan sistem pengelolaan jaringan berbasis lokal.
Dalam wawancara bersama tim, Achmad Basuki, S.T., MMG., Ph.D selaku Project Leader LLMNetOps menyampaikan, proyek ini berfokus pada penguatan kapasitas sumber daya manusia di bidang operasional infrastruktur jaringan dengan memanfaatkan teknologi Large Language Models (LLM) berbasis open-source yang dikelola secara lokal.
Tujuan utama proyek ini adalah membantu institusi pendidikan, khususnya anggota Indonesia Research and Education Network (IDREN), untuk mengoptimalkan operasional jaringan kampus melalui integrasi teknologi AI yang aman, efisien, dan tetap menjaga kedaulatan data digital.
Menurut Achmad Basuki, salah satu tantangan besar yang dihadapi institusi pendidikan tinggi di Indonesia adalah keterbatasan tenaga ahli jaringan dan ketimpangan keahlian teknis antar wilayah. Banyak institusi yang memiliki infrastruktur jaringan memadai, namun belum didukung oleh kapasitas sumber daya manusia yang kuat untuk pengelolaan secara berkelanjutan.
“Melalui proyek ini, kami ingin menjembatani kesenjangan literasi digital dan kemampuan teknis di bidang kecerdasan buatan. Kami berharap LLMNetOps menjadi langkah nyata dalam mendorong adopsi AI yang inklusif, berkelanjutan, dan relevan dengan kebutuhan dunia pendidikan,” ungkapnya.
Sementara itu, Rizal Setya Perdana, S.Kom., M.Kom., Ph.D., dosen Fakultas Ilmu Komputer UB, menjadi salah satu anggota inti tim riset dan berperan sebagai technical expert di bidang kecerdasan buatan (AI) dan Large Language Models (LLM).
Rizal menjelaskan bahwa gagasan proyek ini berangkat dari realitas bahwa pengelolaan infrastruktur jaringan di lingkungan perguruan tinggi memerlukan keterampilan teknis yang kompleks dan konsisten.
“Dalam operasional jaringan internet kampus, administrator dituntut mampu memonitor, menganalisis, serta menangani gangguan dengan cepat. Namun, tidak semua institusi memiliki sumber daya manusia yang cukup untuk itu. Di sinilah kami melihat potensi AI untuk menjadi solusi yang mendukung, bukan menggantikan, peran manusia,” jelas Rizal.
Lebih lanjut, Rizal menguraikan bahwa sistem AI yang dikembangkan dalam proyek LLMNetOps dirancang dalam bentuk chatbot interaktif cerdas yang mampu menganalisis kondisi jaringan secara real time, memberikan rekomendasi penanganan masalah, hingga mendukung proses pengambilan keputusan teknis oleh operator jaringan.
Dengan sistem ini, proses operasional jaringan diharapkan menjadi lebih efisien, cepat, dan minim kesalahan teknis, terutama di institusi pendidikan yang belum memiliki sumber daya ahli memadai.
Proyek ini juga melibatkan kolaborasi lintas divisi di lingkungan UB.
Selain Rizal, tim utama mencakup Alan Stevrie Balantimuhe dari Direktorat Teknologi Informasi (DTI) sebagai ahli di bidang network operation, serta Raden Arief Setyawan, Direktur DTI UB sekaligus perwakilan AI Center UB, yang bertindak sebagai fasilitator dalam tahap pilot implementation proyek di UB.
Kolaborasi ini turut diperkuat dengan dukungan Achmad Affandi, Ketua IDREN, yang membantu koordinasi lintas universitas dan memperluas jangkauan penerapan proyek ke berbagai institusi pendidikan di Indonesia.
Pendanaan dari ISIF Asia ini tidak hanya menjadi bentuk pengakuan terhadap inovasi teknologi di UB, tetapi juga mencerminkan kepercayaan dunia internasional terhadap potensi riset Indonesia dalam bidang kecerdasan artifisial dan transformasi digital.
Proyek LLMNetOps dipandang strategis karena mampu mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), di antaranya Pendidikan Berkualitas (SDG 4), Inovasi dan Infrastruktur (SDG 9), serta Pengurangan Ketimpangan (SDG 10).
Dalam wawancara terpisah, Rizal juga menegaskan bahwa proyek ini memiliki dampak luas, tidak hanya bagi UB tetapi juga ekosistem pendidikan digital nasional.
“Kami berharap hasil dari proyek ini bisa diterapkan secara berkelanjutan di berbagai universitas di Indonesia. UB memiliki komitmen kuat dalam mendorong transformasi digital dan penguatan literasi AI, terutama agar institusi pendidikan mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perkembangan teknologi global,” ujarnya.
Lebih jauh, Rizal menjelaskan bahwa proyek ini bukan sekadar riset akademik, tetapi juga implementasi nyata dari sinergi antara ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebutuhan sosial. Melalui LLMNetOps, UB berperan aktif dalam menciptakan solusi cerdas yang tidak hanya memperkuat sistem jaringan kampus, tetapi juga memberdayakan tenaga ahli teknologi informasi Indonesia untuk menjadi lebih kompeten di era kecerdasan buatan.
Ke depan, proyek ini
direncanakan akan melalui beberapa tahapan penting, mulai dari workshop pelatihan dan penguatan kapasitas, implementasi sistem di universitas mitra, hingga evaluasi dampak penggunaan AI terhadap efisiensi dan keamanan jaringan.
Dengan pendekatan berbasis kolaborasi dan pengelolaan sumber terbuka (open source?), proyek ini diharapkan menjadi contoh penerapan AI yang relevan dengan konteks lokal dan berorientasi pada keberlanjutan.
Keterlibatan UB dalam proyek LLMNetOps sekaligus menegaskan komitmen universitas dalam mendukung transformasi digital nasional, selaras dengan visi UB untuk menjadi World Class Entrepreneurial University yang unggul dalam inovasi dan riset berorientasi pada kemanfaatan masyarakat.
UB berupaya menjadikan kecerdasan buatan bukan sekadar tren teknologi, melainkan alat strategis untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas layanan pendidikan. (Djoko W)






