Tim Universitas Brawijaya Jadikan Desa Luworo sebagai Model Pengelolaan Limbah Organik Berkelanjutan

Malangpariwara.com – Universitas Brawijaya (UB) terus memperluas peran sosialnya lewat program pengabdian masyarakat strategis. Kali ini, tim dari Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UB mengembangkan program pengelolaan limbah organik berkelanjutan di Desa Luworo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun.

Program ini dipimpin Ari Irawan, SE., MM., bersama tim dosen. Mereka adalah Lusy Deasyana Rahma Devita, S.AB., M.AB., Inggang Perwangsa Nuralam, SE., MBA., Ph.D., Brillyanes Sanawiri, SAB., MBA., Ph.D., Dr. Supriono, S.Sos., MAB., serta mahasiswa FIA UB.

Fokus utamanya adalah mengubah limbah organik menjadi sumber daya bernilai lewat metode biokonversi magot dan biopori berbasis mikrobiologi.

Ari Irawan menjelaskan, Desa Luworo menghasilkan banyak limbah rumah tangga dan pertanian, namun pengelolaannya masih sederhana.

“Permasalahan utama yang dihadapi masyarakat Desa Luworo mencakup rendahnya kesadaran lingkungan, minimnya pengetahuan teknis mengenai pengelolaan limbah, serta belum tersedianya fasilitas pengolahan yang memadai,” jelasnya saat ditemui di lokasi pengabdian.

Program ini hadir dengan solusi konkret, yakni budidaya magot sebagai pakan alternatif ramah lingkungan, dan pemanfaatan biopori untuk menghasilkan pupuk organik.

Lusy Deasyana Rahma Devita mengatakan, kegiatan berjalan dengan pendekatan Community Based Participatory (CBP), yang menekankan keterlibatan warga di setiap tahap. Masyarakat mendapat pelatihan manajerial bisnis, pendampingan teknologi biokonversi, serta edukasi pemasaran digital dan pencatatan keuangan.

“Kami tidak hanya mengajarkan teknik budidaya, tetapi juga membekali masyarakat dengan keterampilan bisnis agar produk hasil pengolahan limbah dapat dipasarkan secara luas dan berkelanjutan,” terangnya.

Target program ini mencakup peningkatan pemahaman warga tentang pengelolaan limbah hingga 80%, pendirian fasilitas pengolahan limbah di desa, pembentukan peraturan desa, serta lahirnya produk pupuk organik dan media budidaya magot.

Pemerintah Desa Luworo, BUMDes, dan kelompok tani juga ikut aktif dalam pelaksanaan program. Kolaborasi ini diharapkan menciptakan sistem pengelolaan limbah yang mandiri dan berkelanjutan.

Menurut Dr. Supriono, hasil kegiatan ini bisa menjadi model nasional. “Dalam jangka panjang, program ini tidak hanya memberikan dampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan warga, tetapi juga dapat menjadi model praktik baik yang dapat direplikasi di desa-desa lain dengan karakteristik serupa,” ujarnya.

Program ini juga mendukung pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Universitas Brawijaya, khususnya IKU 2 (pengalaman mahasiswa di luar kampus), IKU 3 (aktivitas dosen di luar kampus), dan IKU 5 (hasil kerja dosen dimanfaatkan oleh masyarakat), dengan melibatkan mahasiswa secara intensif minimal 20 jam setiap minggu selama satu bulan.(Djoko W)