Waspada Covid 19 Masih Ada Tetap Patuhi Protokol Kesehatan

Foto: Foto: Petugas Gabungan saat melakukan operasi Yustisi Prokes Jaring warga yang abai pakai masker. Malang Jawa Timur(ist)
Selasa, 29 Juni 2021
Malangpariwara.com –
Virus Corona Makin Mengganas,
Wajib Waspada dan Tetap Patuhi Protokol Kesehatan
“Kami mengimbau seluruh warga untuk tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat.”
Pesan tersebut akhir-akhir ini terus disampaikan Satgas Penanganan Covid-19 Kelurahan Bandulan, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Di tengah kembali melonjaknya kasus konfirmasi positif, warga diimbau untuk selalu waspada.
Presiden RI Joko Widodo
Apalagi dengan kehadiran varian baru Covid-19. Seperti yang diketahui Presiden Jokowi mengumumkan telah ditemukan dua kasus varian baru virus corona, B117, di Tanah Air, pada 4 Maret 2021.
Mutasi virus corona itu telah menjangkiti dua warga Karawang, Jawa Barat yang baru saja melakukan perjalanan internasional menggunakan penerbangan Qatar Airways dari Arab Saudi.
Pasca-terdeteksinya dua kasus baru tersebut, pemeritah Indonesia memperketat kedatangan pelaku perjalanan dari luar negeri, terutama yang berasal dari Inggris. Tetapi pada akhirnya, kebijakan tersebut menjadi sia-sia.
Berdasarkan laporan dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan, terdapat empat kasus B1351 dan 32 kasus B1617 di Indonesia, sehingga total terdapat 36 kasus Variant of Concern (VoC) di Indonesia.
Sebagai informasi, Variant of Concern atau VoC adalah varian yang memiliki mutasi yang bisa memengaruhi kemampuan penularan, kepekaan alat tes, tingkat keparahan gejala, hingga kemampuan virus menghindar dari sistem kekebalan tubuh. Mayoritas sebaran kasus VoC berasal dari perjalanan keluar negeri atau imported case.
Lantas, apa itu B117, B1351, dan B1617 serta seberapa bahaya varian baru virus corona tersebut? Berikut ini adalah ulasannya.
B117 yang disebut juga 20I/501Y.V1, pertama kali ditemukan di Inggris Raya pada September 2020. Berdasarkan hasil penelitian, B117 lebih cepat menyebar sekitar 40 sampai 80 persen daripada varian aslinya, SARS-CoV-2.
Meski begitu, virus yang juga dikenal dengan nama varian Inggris itu tidak lebih mematikan dibandingkan yang sebelumnya. Sampai saat ini, B117 terdeteksi sudah menyebar di lebih dari 100 negara di dunia.
“Belum ada hasil penelitian yang mengatakan bahwa varian ini lebih ganas dan menyebabkan sakit yang lebih parah. Virus ini tetap dapat di deteksi dengan swab antigen dan swab PCR,” ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes, dr. Slamet, MHP.
Sementara itu, B1351 pertama kali ditemukan di Teluk Mandela, Afrika Selatan pada awal Oktober 2020. Sejak terungkap ke publik, mutasi baru virus corona tersebut dengan cepat menyebar hingga ke-97 negara di dunia, satu di antaranya adalah Amerika Serikat.
Berdasarkan hasil penelitian, B1351 berbagi mutasi dengan B117 dan memengaruhi netralisasi beberapa antibodi. Varian baru dari Benua Afrika itu juga bisa memperparah penyakit pasien dengan lebih cepat.
Adapun varian B1617 pertama kali terdeteksi di India pada 1 Desember 2020. Varian ini juga disebut sebagai mutan ganda karena bermutasi dari dua varian virus yakni E484Q yang berasal dari Afrika Selatan dan Brasil serta L452R dari California.
Akibat adanya mutasi kedua virus tersebut, varian B1617 lebih mudah menyebar dibandingkan yang sebelumnya. Pasalnya, mutasi E484Q membuat virus memiliki pengikatan sel yang lebih baik dibanding sebelumnya, adapun L425R meningkatkan transmisi virus dan mengurangi kemanjuran antibodi.
Varian B1617 menyebar dengan cepat di India, bahkan hingga mengakibatkan tsunami COVID-19. Varian B1617 ini dikhawatirkan bisa berdampak pada kemanjuran vaksin. Hal tersebut diutarakan Imunolog Dr Alain Lamarre dari Institut national de la recherche scientifique (INRS), Kanada.
Akan tetapi, klaim tersebut masih harus dilakukan pembuktian lebih lanjut. Hingga kini, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, varian B1617 telah tersebar di 17 negara.
Sementara itu, menurut data Covid-19.go.id, jumlah kasus positif di Indonesia semakin meningkat. Kasus konfirmasi positif mencapai 2.156.456 kasus, 1.869.606 sembuh, dan 58.024 meninggal dunia.
Kementerian Kesehatan mencatat pada Selasa (29/06/2021) hingga pukul 12:00 WIB, kasus Covid-19 nasional bertambah 20.467 Dengan begitu total kasus yang tercatat sepanjang pandemi berlangsung mencapai 2,156 juta kasus.
Jumlah kasus positif ini didapatkan dari pemeriksaan 143.957 spesimen, dengan kasus suspek Covid-19 sebanyak 132.723 orang. Pasien sembuh juga terus bertambah 9.645 sehingga saat ini total pasien yang telah sembuh mencapai 1,869 juta.
Sayangnya, lonjakan kasus yang terjadi belakangan ini juga berkontribusi pada peningkatan kasus kematian. Kemenkes mencatat kasus kematian bertambah 463 kasus. Dengan begitu kasus kematian secara nasional mencapai 58.024 kasus.
Oleh karena itu, menjaga diri dengan menerapkan Prokes sangatlah penting untuk dilakukan mulai dari mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak, dan menggunakan masker.(JKW)