Bayi Singa Putih TSP Lahir di Tengah Pandemi Covid 19
Foto: Bayi Singa Putih Breeding Taman Safari Prigen usia dua bulan
Rabu, 3 Juni 2020
Malangpariwara.com –
Gembira suka cita, itu yang dirasakan keluarga besar Taman Safari Prigen ( TSP ) merupakan salah satu unit lembaga konservasi Taman Safari Indonesia (TSI) Group yang didirikan pada 29 Desember 1997 ini, dengan kelahiran bayi singa putih yang lucu.
Bayi Singa putih mulus diberi nama Gisel yang menggemaskan ini kini usianya menginjak dua bulan.
Kelahiran Gisel dari indukan betina bernama Ghost dan pejantan bernama Kaka ini, membuktikan kesuksesan Taman Safari Prigen dalam breeding (pengembangbiakan) satwa yang dibangun di atas lahan seluas 250 hektar di kaki pegunungan Arjuna, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
General Manager Taman Safari Prigen, Diaz Yonadie, mengatakan bahwa Gisel lahir dengan normal pada 8 April 2020 lalu dengan berat 1,5 kg.
Proses kelahirannya ditangani secara langsung oleh drh Hanifa Agus Setyawan dan Ponasri, keeper (perawat satwa).
“Dalam pemantauan selama hampir 2 bulan ini kondisi bayi dalam keadaan sehat dan dalam pengasuhan induknya. Dia terpantau menyusu setiap 2 jam sekali dan beraktifitas normal. Untuk penanganan dan perawatan induk betina pasca melahirkan, kita berikan suplemen penambah volume ASI yaitu moloco,” terang drh.Hanifa
“Setelah vaksinasi saat berusia 3 bulan, si bayi Singa Putih ini akan di lepas ke exhibit untuk berkumpul bersama kelompoknya”, timpal Kurator Taman Safari Prigen, drh Ivan Chandra.
Bayi Singa Putih, Gisel ini masih dalam perawatan induknya yaitu Ghost. Tentu dengan dibantu oleh keeper, paramedis dan dokter hewan. Setiap hari, Gisel menyusu langsung ke induknya hingga nanti berusia sekitar satu tahun.
Sementara itu, Manager Edukasi TSP, Eko Windarto menuturkan, Gisel yang berjenis kelamin betina ini bisa dikatakan dewasa saat umur 3-4 tahun. Sedangkan untuk jantan berusia 4–5 tahun. Masa kebuntingan singa kurang lebih 105 – 115 hari atau 3,5 bulan.
“Singa merupakan satwa nocturnal atau aktif di malam hari dan hidupnya berkelompok. Dalam sekawanan singa terdapat satu pemimpin yaitu singa yang berjenis kelamin jantan. Serta memiliki daerah teritorial,” jelas Eko.
Menurut Eko, singa putih merupakan satwa anti mainstream. Hal ini dikarenakan warna rambutnya. Satwa karnivora tersebut memiliki habitat asli di Timbavati, Afrika Selatan.
Ia bukan satwa albino atau satwa yang memiliki kekurangan zat warna kulit. Singa putih justru merupakan hasil mutasi langka yang terjadi pada singa kruger (Panthera leo krugeri). Mereka banyak ditemui di beberapa konservasi alam liar di Afrika Selatan dan di kebun binatang di seluruh dunia.
Meskipun dalam kondisi penutupan sementara untuk memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19, Taman Safari Prigen tetap memelihara satwa baik dari segi pemberian pakan, perawatan hingga pengobatan terutama untuk satwa-satwa yang sedang mengandung dan melahirkan. Sebagai lembaga yang fokus pada konservasi, kelahiran satwa merupakan salah satu indikator keberhasilan dalam menyelamatkan dan mencegah satwa-satwa yang terancam punah.
Untuk di ketahui, TSP merupakan rumah bagi lebih dari 3.000 satwa dari 200 spesies yang berasal dari berbagai penjuru dunia, seperti gajah Sumatera, jerapah, lumba-lumba, Penguin Humbolt, dan aneka jenis satwa lain.
Taman Safari Prigen juga menjadi taman safari terbesar dan terluas di Asia dengan koleksi satwa terbanyak. Di sini, pengunjung akan diajak untuk lebih dekat dengan satwa melalui Safari Adventure. Selain itu, terdapat program menarik lainnya seperti Animal Educational Show, dimana terdapat pertunjukan maupun aksi satwa yang memukau. Ditambah dengan fasilitas lainnya yang akan menghadirkan pengalaman liburan tak terlupakan bagi setiap anggota keluarga, seperti Tiger Cave Restaurant, Safari Water World, Dolphin Bay.( JKW )