Menko PMK: Kampung Tangguh Contoh Revolusi Mental
Foto: Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Walikota Sutiaji, Dandim 0833, Kapolres Malang Kota tinjau GWS RW 5 Purwantoro
Rabu, 3 Juni 2020
Malangpariwara.com – Dimulainya kehidupan normal baru (new normal life) menjadi momentum untuk semakin meningkatkan kesadaran terhadap revolusi mental. Hal tersebut sebagaimana telah dibuktikan oleh Kampung Tangguh Mandiri (KTM) RW 5, Kelurahan Purwantoro, Kota Malang sebagai salah satu dari 3 kampung replikasi Glintung Go Green.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menilai semangat gotong-royong yang ditunjukkan warga KTM Kelurahan tersebut telah mencerminkan upaya dalam menjalankan gerakan nasional revolusi mental.
“Tadi saya lihat di sini ada ‘mlijo’ gratis atau pasar gratis. Masyarakat siapa saja yang membutuhkan bisa ambil sembako di sini, yang mampu juga bisa ikut menyumbang. Saya kira inilah bentuk revolusi mental yang bisa kita jadikan contoh,” ujarnya usai meninjau Kehidupan Normal Baru di KTM tersebut pasca pelonggaaran PSBB oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Bahkan tidak hanya itu, Muhadjir juga sangat mengapresiasi langkah yang dilakukan KTM RW 5, Kelurahan Purwantoro, Kota Malang dalam menyiapkan rumah isolasi bagi ODP/PDP/pun masyarakat yang disinyalir terinfeksi Covid-19.
“Sudah tepat, rumah isolasinya jangan bagus-bagus. Kalau terlalu bagus, malah kerasan di sana,” kata Muhadjir disambut tawa rombongan.
RW tangguh itu juga punya tim terlatih untuk pemulasaraan jenazah Covid-19. Muhadjir menyaksikan peragaan penanganan jenazah Covid-19. Jenazah pertama dimasukkan plastik dari arah kepala, lalu dikafani, dan dilapis plastik lagi.
“Terakhir, kalau tidak ada peti, dimasukkan kantong jenazah sebelum dikubur,” kata satu dari tiga petugas berbaju “astronot”.
Dalam peragaan, jenazah diganti boneka ukuran manusia. Kampung itu sendiri bebas Covid-19, namun telah siap bila ada kedaruratan.
Sebagaimana diketahui, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa telah menetapkan kebijakan berakhirnya PSBB sejak 31 Mei lalu dan kemudian dilanjutkan dengan masa transisi menuju Kehidupan Normal Baru lebih kurang selama tujuh hari.
Menurut Menko PMK, Kehidupan Normal Baru artinya masyarakat hidup normal kembali dengan tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat. Tidak cukup memakai masker, cuci tangan, menjaga jarak, atau menghindari kerumunan tetapi lebih spesifik mematuhi aturan selama berada di area publik.
“Sebetulnya yang dimaksud normal kembali itu ya menuju normal. Tetapi memang masih belum bisa penuh karena masih harus bersama-sama Covid-19 maka normalnya itu harus dengan syarat-syarat tertentu antara lain mematuhi protokol kesehatan,” tegasnya.
Kendati demikian, dalam upaya pemulihan dampak ekonomi akibat Covid-19, pemerintah akan memperpanjang periode pemberian bantuan sosial. Salah satunya bantuan sosial tunai yang awalnya hanya sampai Juni akan diberikan hingga bulan Desember mendatang. Hanya bantuan yang diberikan dari semula Rp 600 ribu berkurang menjadi Rp 300 ribu, pengurangan ini seiring geliat ekonomi setelah pemberlakuan Kehidupan Normal Baru.
“Pengurangan ini untuk seluruh indonesia. Sementara hingga kini, Bantuan Sosial Tunai dari Kemensos ini sudah (tersalurkan) mendekati 90% sedangkan sisanya 10% itu masuk wilayah remote area yang sulit dijangkau dan presiden sudah menyetujui untuk tidak diberi bertahap persatu bulan tapi langsung tiga bulan sekaligus khusus wilayah tersebut,” pungkas Menko PMK.
Pada kesempatan itu, Muhadjir didampingi Wali Kota Malang Sutiaji juga melakukan peninjauan ke Kantor PT Pos Indonesia di Jl. Merdeka Selatan No. 5, Malang, guna memastikan pencairan Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk wilayah sekitar. (JKW)