Pj. Walikota Malang Kembali Tekankan Warung Tekan Inflasi Jadi Solusi Naiknya Harga Bahan Pokok di Kota Malang

Pj.Walikota Malang Wahyu Hidayat saat menjawab pertanyaan wartawan.(Djoko W)

Kamis, 14 Maret 2024

Malangpariwara.com – Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat mengatakan bahwa warung tekan inflasi (WTI) akan kembali dioptimalkan untuk mengendalikan kenaikan harga bahan pokok di Kota Malang.

Hal tersebur disampaikan Wahyu usai mengikuti rapat koordinasi (rakor) terkait pengendalian inflasi bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) secara daring pada Rabu (13/3/2024).

“Jadi nanti strateginya dari Warung Tekan Inflasi (WTI) itu komoditinya akan kami tambah, mulai hari ini,” ujar Wahyu.

Terkait hal ini, Wahyu mengatakan, bahwa pihaknya berencana untuk mencari sistem kerjasama antar daerah. Terutama pada daerah penghasil komoditi.

“Saya minta Pak Kadiskopindag untuk mulai mencari sistem kerjasama antar daerah. Jadi mana saja daerah penghasil komoditi tersebut yang mempunyai harga jual rendah,” terang Wahyu.

Tujuannya, agar kebutuhan pemenuhan komoditi yang mengalami kenaikan harga, dapat lebih terkendali. Terlebih jika memang harga suatu komoditi yang didapat, memiliki harga lebih rendah dari pasaran.

“Sehingga kami akan beli dari sana, dan selanjutnya dijual di WTI dengan harga di bawah rata-rata. Supaya bisa mempengaruhi harga pasaran,” tutur Wahyu.

Hal tersebut diharapkan secara berkelanjutan agar tingkat inflasi di Kota Malang tetap terkendali. Terutama saat Bulan Ramadan, saat harga bahan pokok cenderung mengalami kenaikan.

“Rakor melalui zoom bersama Pak Irjen Kemendagri, itu mengingatkan kepada kita karena ada beberapa komoditi yang saat ini sedang naik, tapi harapannya masih bisa dikendalikan,” jelas Wahyu.

Dirinya menjelaskan, ada beberapa bahan pokok yang harganya terpantau naik. Dan membutuhkan intervensi langsung dari pemerintah. Seperti untuk komoditi beras yang diintervensi melalui beras SPHP.

Tapi kalau untuk (harga) beras saat ini sudah tidak terlalu tinggi. Yang tinggi ini tadi komoditi cabai, terutama cabai rawit, kemudian ada komoditi gula, telur, ditambah lagi daging ayam,” pungkas Wahyu.(Djoko W)

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *