7 Februari 2025

Meki Tak Jabat Lagi Kedepan Pj Wali Kota Akan Terus Kawal Pembangunan TPST RDF Lewat APBN

c1_20250203_04181032

Pj Wali Kota Malang Iwan Kurniawan akan terus mengawal program pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu - Refuse Derived Fuel (TPST RDF) yang akan menelan anggaran Rp 185 miliar.(Prokopim-dok)

Malang, 31 Januari 2025

Malangpariwara.com – Pj Wali Kota Malang Iwan Kurniawan akan terus mengawal program pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu – Refuse Derived Fuel (TPST RDF) yang akan menelan anggaran Rp 185 miliar.

Pengelolaan sampah di Kota Malang dipastikan menjadi salah satu program prioritas bagi Pj Wali Kota Malang Iwan Kurniawan. Bahkan ketika sudah tidak menjabat, Iwan mengaku siap untuk membantu mengawal program pengelolaan sampah, terutama rencana pembangunan TPST RDF (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu – Refuse Derived Fuel) yang diproyeksi dibangun pada 2026.

Iwan pun optimis TPST RDF ini bisa menekan secara signifikan jumlah timbulan sampah harian di Kota Malang yang sudah mencapai 780 ton per hari.

“Ada lahan 2 hektar di dekat TPA Supit Urang itu bisa segera dibangun TPST yang berkapasitas 120 ton per hari. Jadi selain ada sorting, komposting, ini nanti ada (hasil produk) RDF yang itu sudah ada yang mau menerima produk RDF-nya. Dari 780 ton yang belum terkelola 500 ton. Dengan TPST ini, bisa berkurang 120 ton lagi,” ungkap Iwan saat pertemuan bersama awak media, belum lama ini.

Sebagai informasi, untuk membangun TPST RDF ini memang bukan hal yang sederhana. Dari segi biaya, membutuhkan dana yang sangat besar, yakni mencapai sekitar Rp 185 miliar. Beruntung, pembangunan TPST ini direncanakan bakal menggunakan anggaran hibah dari Bank Dunia melalui Kemendagri. Pemkot Malang sendiri telah mengalokasikan Rp 55 miliar untuk tahap pertamanya.

Iwan menegaskan langkah ini penting, sebab jika hanya dengan upaya Sanitary Landfill atau menguruk dan menumpuk sampah, akan berkejaran dengan waktu. Berdasarkan analisis DLH, TPA Supit Urang bisa penuh dalam waktu hanya enam tahun saja jika tidak ada inovasi lagi.

“Bagaimana ini harus bisa kita olah dan harus diminimalisir dampaknya. Ada kolaborasi Sanitary Landfill dengan pengelolaan sampah (TPST RDF). TPA Supit Urang itu sudah tertata, dan tidak ada di daerah lain yang seperti itu. Bahkan, saya sudah muter kemana-mana, kalau di daerah lain, itu masuk saja sudah becek. Kalau di Supit Urang kan tidak,” tandasnya. (Djoko W/PROKOPIM)