Temukan Inovasi Hybride Cooler Portable (Hycpo) Pendingin Ikan Mahasiswa ITN Dabet Juara Satu Dalam Ajang Chemication 2019
Dua orang mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang tunjukkan hasil temuannya
.
MALANG – Memanfaatkan energi matahari dan air, dua orang mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, berhasil mengembangkan inovasi Hybride Cooler Portable (Hycpo) rancang bangun pendingin sebagi tempat penyimpanan ikan hasil tangkapan nelayan pengganti es batu.
.
Kedua orang tersebut yakni Cahyo Edi Wicaksono dan Ariq Alif Ummam, mahasiswa teknik elektro ITN.
.
Cahyo menceritakan, pembuatan Hycpo, dilatar belakangi berbagai permasalahan yang kerap dialami para nelayan, khususnya terkait penyimpanan ikan di dalam mesin pendingin.
.
Menurutnya, selama ini masih banyak sekali nelayan yang menggunakan pendingin konvensional yang menggunakan genset. Dimana dalam penggunaannya sendiri sebenarnya kurang ramah lingkungan, boros bahan bakar dan juga biaya perawatannya sangat mahal.
.
Disisi lain ada juga nelayan yang memakai pendingin seadanya dengan memanfaatkan sterofoam dan es batu, sehingga suhu didalam pendingin ikan tidak bisa bertahan lama.
.
Berangkat dari permasalahan tersebut, mereka berdua mencoba mencari solusi, dimulai dengan penggunaan energi terbarukan yang mengusung konsep utama zero emision agar tidak menghasilkan emisi sama sekali dalam prosesnya.
.
“Kita melihat Indonesia memiliki potensi Sumber Daya Alam (SDA) sangat besar dari panas matahari maupun air laut, dan kita juga ingin menggunakan pembangkit energi terbarukan, sehingga akhirnya terciptalah Hycpo untuk membantu nelayan,” jelasnya saat ditemui di kampus 1 ITN, Selasa (22/10/2019).
.
Terkait cara kerjanya, Cahyo mengatakan, Hycpo menggunakan dua sumber terbarukan berupa energi panas matahari dan air yang langsung masuk ke dalam baterai yang sebelumnya telah dikontrol terlebih dulu dalam pengecasan menggunakan komponen mosfet dan aki yang dikontrol dua relay, dengan satu sistem kontrol Arduino.
.
“Jadi untuk pengecasan aki pada relay yang pertama, berfungsi untuk menghubungkan antara sumber ke aki. Sedangkan sumber kedua antara aki ke beban,” sebutnya.
.
Jadi ketika kapal bergerak maka turbin akan berputar, disitulah kita bisa mendapat energi dari air, tandasnya.
.
Hycpo menggunakan tiga beban yakni pendingin, lampu penerangan dan lampu ketika kulkas dibuka seperti kulkas pada umumnya.
.
Pendingin ikan Hycpo sengaja dirancang hemat daya dengan menambahkan kontrol suhu. Dimana ketika pada suhu tertentu, misalnya 5 derajat celcius, maka otomatis mesin pendingin akan mati. Mesin Hycpo akan hidup lagi pada saat suhu naik lebih dari 10 derajat celcius.
.
“Oleh sebab itu untuk pengembangan selanjutnya yang kita tekankan adalah bahan dari pendingin agar bisa menahan suhu dalam jangka waktu lama, sehingga penghematan energi bisa semakin besar,” terangnya.
.
Karena saat ini Hycpo masih berupa prototype, jadi hanya bisa menampung ikan sarden 4-5 kilogram. Tapi itu masih bisa diperbesar dan dikembangkan lagi,” tuturnya.
.
Lebih lanjut, Ariq mengatakan, proses pembuatan Hycpo memakan waktu dua minggu dan menghabiskan biaya 1,9 juta rupia.
.
“Untuk pembuatan alat selama dua Minggu pengerjaan. Sedangkan total pembiayaan karena kemarin masih banyak terjadi kesalahan, kalau dihitung kotor bisa sampai 1,9 juta. Tapi kalau dihitung bersih sekitar 1,3 -1,4 juta rupiah,” akunya.
.
Sementara itu, berkat inovasi Hycpo, mereka berdua berhasil memperoleh juara satu dalam ajang Chemication 2019 yang diselenggarakan di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran.(*) (JKW )