Hari Santri Dimata Suryadi Politisi Partai Golongan Karya Malang

Upacara peringatan hari santri di Balai Kota Malang

.

MALANG – Hari Santri Nasional diperingati setiap tanggal 22 Oktober dan tahun ini merupakan Hari Santri Nasional ke 4.

.
Pada kegiatan tersebut berbagai kegiatan mengenai santri digelar. Bahkan beberapa sekolah bernuansa Islami memerintahkan muridnya memakai baju ala santri dan santriwati.

.
Seperti diketahui Hari Santri Nasional ini merupakan penghargaan pemerintah terhadap peran para santri yang ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

.
Salah satu anggota DPRD Kota Malang dari Partai Golkar ( Suryadi ) menganggap bahwa Jadi Santri Itu Amanah, Peringatatan Hari Santri menjadi momen yang penting khususnya bagi mereka yang pernah merasakan dunia menjadi santri.

Pakai jas Hitam anggota DPRD Kota Malang Suryadi

.
“Adanya hari santri ini tentu menjadi momen berharga . Saya dulu juga pernah mondok dan menjadi santri. Disitu ada banyak nilai yang kita pelajari dan bermanfaat jika kita terjun didunia masyarakat dan jangan lupa jadi santri itu seperti mengemban amanah,” katanya saat ditemui disela-sela pelaksanaan Apel Hari Santri Nasional di Balaikota Malang.

.
Menurutnya, santri mengemban amanah yang cukup berat karena harus selalu tampil sebagai teladan yang baik.

.
“Mengenang semenjak jadi santri idealnya selalu tampil sebagai teladan yang baik bagi umat apalagi ketika turun di tengah – tengah masyarakat,” ungkapnya.

.
“Ketika melihat dalam kehidupan sehari-hari apa yang dilakukakan seorang santri memang harus mencerminkan yang namanya ‘Akhlakul Karimah’ karena mereka telah digembleng secara khusus selama bertahun-tahun dalam lingkungan taat beragama serta mendapatkan pengetahuan agama yang lebih baik dari masyarakat pada umumnya,” Imbuh pria yang pernah meraih murid teladan berturut-turut selama 2 kali di Pondok Pesantren Aqidah Usymuni Tretate Pandian Sumenep itu.

.
Saat ini Suryadi menjabat sebagai anggota DPRD sehingga memiliki amanah untuk menunjukan jika santri idealmya, selalu tampil sebagai teladan yang baik.

.
Tentunya harus mencerminkan keteladanan bagi umat, gaya kesederhanaanya, Qona’ahnya (menerima apa adanya) dan istiqomah harus senantiasa terpatri.

.
Insyaallah dan bissmillah saya akan melaksanakannya,” tutup alumni IKIP Budi Utomo tersebut.(*) ( JKW )

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *