WNS RW 19 Purwantoro Kembangkan Urban Farming Jadi Objek Wisata

Warga RW 19 WNS apel pagi sebelum kerjabakti( foto: Djoko Winahyu/Malangpariwara)

Minggu, 31 Mei 2020

Malangpariwara.com – Berangkat dari kegagalan ciptakan kampung ijo royo royo tahun 2014 silam, RW 19 Kelurahan Purwantoro yang lebih dikenal dengan nama WNS ( Wonosari ), mulai berbenah diri dengan konsep yang matang menjadi kampung yang mengembangkan Urban farming.

Kota Malang terkenal dengan kepadatan penduduknya, sehingga bercocok tanam di daerah tengah perkotaan tentu terdengar susah bagi sebagian besar orang. Namun hal tersebut tak menjadi alasan warga perkotaan, khususnya WNS RW 19 Kelurahan Purwantoro Kecamatan Blimbing Kota Malang, untuk tidak bercocok tanam.

Kampung ini berhasil menjilma menjadi kampung yang asri, hijau dan dipenuhi aneka sayur mayur berkat buah karya tangan para warganya yang tergabung dalam kelompok tani khususnya lewat ibu-ibu PKK. Perkumpulan ibu-ibu rumah tangga tersebut berhasil membuka peluang dari lahan sempit di perkotaan disulap menjadi perkebunan yang asri dan menghasilkan sumber pangan berupa sayuran. Tidak hanya menanam di pekarangan, namun warga WNS ( Wonosari ) juga menanam sayur mayur di sudut kiri kanan gang, sehingga terbentuk lorong sayur yang asri dan segar.  
Poktan GARUDA adalah salah satu Kelompok Tani yang ada di kelurahan Purwantoro tepatnya di lingkungan RW 19.

Sarapan di kebun usai kerjabakti dengan jaga jarak sambil berjemur

Ketua Kelompok Tani “GARUDA”, Hanifah menjelaskan bahwa ide awal pencetusan kelompok tani garuda dilatarbelakangi oleh kesadaran masyarakat akan masalah ketahanan pangan serta bahaya global warming, kemudian didukung dengan adanya lahan kosong yang merupakan bekas bongkaran rumah menjadikan warga mulai aktif menanam sayur hingga sekarang.

Walapun menanam di lahan yang berukuran sempit, dan menerapkan konsep urban farming, kebun sayur mampu menghasilkan sayuran yang memiliki kualitas baik serta beraneka ragam, mulai dari kembang kol, sawi, kubis, cabai, terong, tomat, dll. Hal ini dikarenakan setiap proses penanaman berbagai sayuran sangat diperhatikan oleh para anggota. Setiap hari, anggota kelompol tani dijadwalkan untuk menyiram. Sepekan sekali, semua anggota bekerja bakti merawat sayuran.

Hari ini Minggu( 31/5/20) warga WNS RW 19 melakukan kerjabakti massal re-call memory sebelum adanya wabah Covid-19.

Dengan semangat ibu ibu kerjabakti

“Dari poktan, PKK, Dasa Wisma yang terdiri dari warga tiga RT berkumpul lagi kerja bakti seperti dulu sebelum ada Corona. Tapi tetap jaga jarak. Ini namanya taman sayur dan buah,” tandasnya sambil menunjuk kebun sayuran.

Kampung ini kata dia merupakan binaan Bambang Irianto yang juga sebagai inisiator Glintung Go Green (3G). Bambang didapuk sebagai pembina sekaligus pembimbing untuk percepatan pengembangan kampung.

“Pak RW dulu awalnya juga mengawali. Baru menularkan ke orang lain. Warga bergerak juga untuk menghijaukan daerah sekitar rumahnya masing-masing,” pungkas Hanifah.

Senada dengan pernyataan ketua Poktan GARUDA, Suheri istri Ketua RW 19 juga menjelaskan bagaimana sulitnya merubah mindset warga. Awalnya Ketua RW 19, ( Mohamad )tahun 2014 lalu mengeluarkan Kas sebesar 1,6 jt dan bantuan dari pemerintah kota untuk penghijauan dan ternak lele tetapi gagal.

” lya gagal mas, tanaman semuanya kering rusak mati, lele tidak bisa berkembang akhirnya vakum. Beruntung Bapak tidak putus asa segera bangkit, tentunya dengan perjuangan yang keras memberi contoh menghijaukan rumah terlebih dulu,” ungkapnya.

Meskipun warga yang bergerak didominasi oleh para lansia, pihaknya tak putus asa. Justru semangat juang semakin digenjot untuk terus mengembangkan Kampung WNS.

“Kami ingin memberikan contoh kepada yang lain. Ini lo lansia bisa bekerja dan bergerak tidak hanya diam di rumah,” tegas Suheri.

Sementara itu Lurah Purwantoro Moch Hadi, mengatakan bahwa Kampung Tangguh yang betul-betul mandiri disiapkan melalui swadaya dan gotong royong warga. Seperti yang dilakukan warga RW 19, Kelurahan Purwantoro, Blimbing, Kota Malang ini.

Perkumpulan warga bergerak melakukan kerja bakti di kampungnya untuk menyiapkan Kampung Tangguh menjadi Kampung Tematik yang dapat menjadi salah satu destinasi wisata di Kota Malang.

“Kita akan mengembangkan kawasan ini menjadi suatu kawasan wisata seperti Glintung Go Green (3G). Nantinya diharapkan menjadi role model pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Purwantoro,” ujar Lurah Purwantoro Moch Hadi, Minggu (31/5/2020) ditengah tengah kerjabakti bersama warga RW 19 WNS.

Ia mengatakan kekompakan warga sangat luar biasa apalagi di tengah pandemi Covid-19 ini. Warga berkomitmen menciptakan Kampung Tangguh Mandiri yang nantinya bermuara kepada kebermanfaatan untuk warga itu sendiri.

“Kita kemarin ditinjau langsung oleh Gubernur Jatim. Harapan kami nantinya suatu kawasan Glintung ini bisa menjadi kawasan kampung tangguh yang mandiri. Karena dengan adanya kampung tangguh mandiri bisa membantu warga yang terdampak Covid-19 dapat tercover untuk kebutuhan hidup sehari-hari,” tambahnya.

Ia berharap 24 RW dan 157 RT di Kelurahan Purwantoro ini mampu menangkap potensi seperti yang dilakukan di Glintung Go Green. Ia mengaku banyak RW yang berinisiatif untuk maju dan mau bekerjasama dengan Glintung Go Green.

Kerjabakti massal ini dibuka dan ditutup dengan apel terlebih dahulu diikuti seluruh warga ( Lansia ) dan makan bersama di kebun sayur usai kerjabakti yang tentunya dengan mengikuti aturan protokol kesehatan dengan menjaga jarak.

Petugas keamanan juga ikut kerjabakti

Kerjabakti ini tidak hanya diikuti warga setempat, tetapi juga dihadiri Lurah Purwantoro Moch Hadi, Babinsa Purwantoro Serma Hendra, Babinkamtibmas Sertu Pudji, serta Ketua Kader Lingkungan Purwantoro/Pembina Lingkungan Tingkat Nasional Ir.H.Bambang Ir.( JKW )

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *