Ini Salah Satu Guru Besar UMM yang Hobi Sebar Virus Menanam
Foto: Jabal Tarik dengan hidroponiknya
Jum’at, 5 Juni 2020
Malangpariwara.com –
Di sela kesibukannya mengajar, meneliti dan mengabdi, Guru Besar Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Prof. Dr. Ir. H. Jabal Tarik Ibrahim, M.Si punya hobi yang tak boleh ditinggalkan yaitu “menanam”.
Di sekitaran rumahnya, bersama warga RT 04/ RW 09 Kelurahan Tulusrejo, Lowokwaru, Kota Malang, Jabal menggerakan warga untuk menanam. ‘Virus’ ini ia sebar sejak hijrah ke Malang beberapa dekade silam.
Lahir dari keluarga petani di daerah Probolinggo, Jabal muda sudah sangat tertarik untuk mengembangkan pertanian di Indonesia. Kondisi petani yang kurang paham bagaimana mangatur pertanian, menjadi titik fokus Jabal. Karena itulah, harapan yang telah dipupuknya sejak kecil kini diwujudkan. Dimulai dari lingkup terkecil di sekitar kediamannya, Jabal menebar misi khusus pertanian disamping menyalurkan hobi.
“Sejak kecil saya punya kebiasaan bertanam. Ketika punya rumah di Malang, saya kehilangan tempat untuk bertanam, maksudnya sawah dan tegalan. Akhirnya saya menanam di depan teras rumah, ada tanah sedikit ukuran tiga kali lima belas meter. Melebar ke kavling sebelah yang kebetulan saya beli juga selebar 150 meter persegi,” kata Guru Besar bidang Sosiologi Pertanian, dihubungi Selasa (3/6/20) kemarin.
Sayur yang ia tanam beragam, seperti cabai, terong, sawi, kacang panjang dan ketela pohon, bahkan pohon kelor. Kemudian, tanaman-tanaman tahunan di samping rumah sisi yang lain. Ada belimbing, belimbing wuluh, sirsak dan sebagainya. Letaknya di luar rumah. Namun, siapa saja warga di wilayah kediamannya yang ingin mengambil, seluruh buahnya ia Ikhlaskan.
“Semua free, semua boleh mengambilnya,” tukasnya.
Tak berhenti di situ, Jabal sangat pintar memanfaatkan lahan untuk dijadikan lahan pertanian. Di lahan kosong belakang rumah yang masih berupa semak-semak, diungkapkan dosen Fakultas Pertanian dan Peternakan ini, ia bersama ketua RT yang kebetulan sarjana pertanian, berinisiatif mengajak warga untuk membuat pertanian hidroponik yang dikelola oleh seluruh pengurus RT. Lubangnya dibuat agak banyak.
Ada lima ribu lubang yang dibiayai oleh ketua RT bersama beberapa pengurus RT yang lain. Karena kebetulan, ada warga di wilayah RTnya yang juga hobi bertanam. Total ada lima orang yang hobi menanam kemudian merealisasikan ide untuk membuat pertanian hidroponik yang dikelola oleh pengurus RTsetempat. Hasilnya akan dijual kepada warga atau pihak yang bisa membeli produk hidroponik yang non pestisida.
Lebih jauh Prof. Jabal menjelaskan bahwa menguatkan ketahanan pangan di saat adanya pandemu Covid-19 sangatlah penting. Untuk menjadi salah satu topik pembahasan. Tujuannya adalah mendorong masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi secara mandiri, serta meningkatkan produktifitas masyarakat di rumah. Misalnya dengan berkebun sistem aquaponik dan hidroponik di rumah dan lahan terbatas. ( JKW )