Pemkot Malang Siapkan Langkah Antisipasi Inflasi Jelang Pilkada
Jum’at, 20 September 2004
Malangpariwara.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang menyiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasi adanya inflasi jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Malang 2024 mendatang. Hal itu dilakukan untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pangan agar tetap stabil.
Pj Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan, menyampaikan bahwa menjelang Pileg atau Pilpres lalu, ada beberapa kendala yang pasti dihadapi. Dimana hal itu sempat mempengaruhi inflasi. Sedangkan saat ini, menunrutnya angka inflasi di Kota Malang sudah cukup bagus.
“Angka inflasi Kota Malang 1,83 m to m, sekarang 1,88 m to m. Ini menunjukkan ada peningkatan daya beli terhadap masyarakat Kota Malang. Kalau turun terus kasian pelaku usaha daya belinya kurang. Saya berharap angka itu nantinya tetap terjaga agar ideal,” ujar Iwan.
Sehingga, dengan berbagai persiapan yang dilakukan oleh Pemkot Malang, nantinya ada langkah strategis dan kongkret yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya pergerakan inflasi. Termasuk pada moment jelang Pilkada Serentak ini.
“Nah ini kan bisa terjadi kekurangan bahan pokok sembako di lapangan atau pasar. Karena diborong untuk diberikan kepada masyarakat pra sejahtera. Sehingga jangan sampai habis di pasaran, apalagi masyarakat tidak semua menerima bantuan,” tutur Iwan.
Iwan menuturkan bahwa jika terjadi kelangkaan bahan pangan di lapangan, akan berimbas pada terjadinya peningkatan harga. Untuk itu dalam hal ini, keterjangkauan dan ketersediaan bahan pangan harus terus dijaga.
Dirinya pun tak berharap bahwa gelaran pesta demokrasi mendatang malah berdampak pada inflasi. Sehingga menurutnya perlu disiapkan langkah-langkah strategis sebagai bentuk antisipasi.
“Untuk stok sejauh ini aman karena baru akan kampanye di 25 September mendatang dan setelah kampanye itu yang harus kita jaga. Makanya HLM ini untuk antisipasi langkah-langkah itu supaya lebih terjaga pengendalian inflasinya,” jelas Iwan.
Untuk komoditi yang perlu diwaspadai, menurutnya mulai dari beras, minyak goreng, gula dan sebagainya. Kota Malang sendiri juga bukan sebagai kota yang memproduksi sembako. Namun lebih kepada daerah yang mendapat supply dari daerah lain.
“Itu juga menyebabkan tingkat potensi harga melonjak dan itu pasti karena kita bukan yang memproduksi. Kalau untuk beras dan cabai kita punya lahan untuk produksi, itu akan cepat diintervensi dan harga lebih murah. Kalau supply dari wilayah lain itu yang mengakibatkan potensi harga tinggi, sehingga mengakibatkan inflasi tidak terkendali dengan baik,” pungkas Iwan.(Djoko W)