Debat Publik Ke-2 Pilkada Kota Malang, AbaDi Koalisi Bersama Masyarakat Tegaskan Kembali Komitmen Peduli Wong Cilik
Minggu, 10 November 2024
Malangpariwara.com – Debat publik kedua untuk Pemilihan Calon Walikota dan Wakil Walikota Malang berlangsung hangat di Hotel Grand Mercure Malang Mirama pada Sabtu malam 9/10/2024.
Tiga pasangan calon (Paslon) yang berlaga, yaitu Paslon nomor urut 1 Heri Cahyono dan Ganis Rumpoko, Paslon nomor urut 2 Wahyu Hidayat dan Ali Muthohirin (WALI), serta Paslon nomor urut 3 Abah Anton dan Dimyati (ABADI), berhadapan debat, saling bertanya dan menjawab.
Dalam hal ini pasangan calon nomor 3, Abah Anton dan Dimyati atau ABADI tampil penuh percaya diri. Kompak mengenakan Hem putih dan kopyah hitam sebagaimana gambar untuk surat suara ABADI tangkas menjawab semua pertanyaan yang mengusung tema Meningkatkan pelayanan pada masyarakat dan menyelesaikan persoalan-persoalan daerah.
Sementara itu, pasangan calon lain, seperti Heri Cahyono-Ganis Rumpoko dan Wahyu Hidayat-Ali Muthohirin, juga tidak ketinggalan untuk memaparkan program-program unggulan mereka yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup warga Malang.
Isu komitmen peduli wong cilik yang menjadi closing statement ABADI ditegaskan kembali oleh Abah Anton dalam konferensi pers. Terutama Gajinya yang untuk rakyat.
Sebuah janji yang diusung dan pernah dibuktikan untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakat bawah yatim dan fakir miskin di Kota Malang. Sebagaimana ketika dulu dia pernah menjabat sebagai walikota di tahun 2013 – 2018.
Menurutnya, kesejahteraan warga tidak cukup hanya dengan perbaikan infrastruktur atau layanan publik saja, melainkan juga harus melalui jaminan pendapatan yang lebih layak.
“ Saya tegaskan kembali bahwa gaji saya adalah untuk rakyat, untuk yatim fakir miskin dan dhuafa ini adalah wujud dari perhatian kami kepada rakyat kecil yang selama ini sering kali terabaikan. Kami ingi seluruh lapisan masyarakat bisa menikmati hasil pembangunan, tidak hanya kalangan tertentu saja,” tegas Abah Anton.
Datang tidak hanya didampingi pemandu sorak yang sangat heboh dan tim pemenang, ABADI juga diikuti barisan tokoh ulama duduk diantara kursi peserta penonton. Ikut pula dalam konferensi pers. Abah Anton menyebut ini adalah bukti kepercayaan masyarakat terhadap pencalonan ABADI.
“Alhamdulillah, ini membuktikan kepercayaan para ulama kita dan masyarakat Kota Malang. Saya yakin beliau-beliau ini tahu mana yang benar atau salah,” ujar Abah Anton penuh keyakinan saat konferensi pers seusai debat.
“Dukungan masyarakat yang besar ini menandakan bahwa masyarakat masih merindukan pemimpin yang tahu rakyat dan mau bisa kembali ke masyarakat,” lanjutnya.
Abah Anton bagi pendukungnya dirindukan karena merakyat dan sering blusukan ke tempat tinggal warga langsung. Bertanya masalah rakyat dan responsif atas masalah-masalah yang dihadapi warga.
“Abah itu dulu sering blusukan, misal ada warga sakit langsung ditengok disumbang, ikut sholat di masjid juga lalu kalau masjid atau mushalla kurang layak langsung dibantu spontan,” ucap Nur Hidayah asal Jodipan yang ikut jadi pemandu sorak ABADI.
Dengan semakin mendekatnya hari pemungutan suara, debat publik ini menjadi sesuatu yang penting bagi ketiga pasangan calon untuk memperkuat basis dukungan mereka. Para calon berlomba-lomba menampilkan program-program yang dianggap paling menjawab kebutuhan masyarakat.
Debat kali ini diharapkan dapat membantu masyarakat Kota Malang dalam menentukan pilihan, sekaligus sebagai ajang bagi calon-calon pemimpin untuk menunjukkan komitmen mereka terhadap kemajuan kota dan kesejahteraan warganya. (Djoko W)