Malangpariwara.com – Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPRD Kota Malang menggelar tasyakuran atas dianugerahkannya Gelar Pahlawan Nasional Tahun 2025 kepada sejumlah tokoh bangsa, Jumat (21/11/2025).
Utamanya, tokoh yang memiliki kedekatan sejarah dengan PKB dan Nahdlatul Ulama (NU) yakni K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Syaikhona Kholil, termasuk Marsinah.
Sebagaimana diketahui, Presiden Prabowo Subianto telah menetapkan sepuluh tokoh sebagai Pahlawan Nasional pada 10 November 2025 di Istana Negara.
Penetapan tersebut tertuang dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 116/TK/Tahun
2025.
Inisiatif Fraksi
Ketua Fraksi PKB DPRD Kota Malang, Saniman Wafi, S.Tr.Par., mengatakan tasyakuran ini merupakan inisiatif fraksi setelah tokoh-tokoh yang dekat dengan NU dan PKB.
Di mana mereka resmi menerima gelar Pahlawan Nasional.
“Kegiatan yang sebagai rasa syukur. Rasa syukur kami karena beliau-beliau ini adalah pahlawan dan inspirator bagi Partai Kebangkitan Bangsa,” ujarnya.
Saniman memaparkan nilai-nilai perjuangan tokoh-tokoh tersebut.
Pertama, Syaikhona Kholil yang memiliki peran menanamkan cinta tanah air, menjadi rujukan para ulama, dan memantik perlawanan santri terhadap penjajah.
Kedua, Gus Dur. Menurut Saniman, pendiri PKB sekaligus Presiden ke-4 RI itu berperan besar dalam menjunjung tinggi kemanusiaan, demokrasi, dan keberagaman.
Tak hanya itu, ia juga menyebut Marsinah sebagai pahlawan buruh perempuan yang berani menyuarakan kebenaran hingga akhir hayatnya.
Menurut Saniman, keberanian dan keteguhan sikap Marsinah menjadi pelajaran penting bagi para legislator dan aparatur pemerintahan.
“Beliau tidak memperdulikan dirinya, bahkan nyawanya sampai hilang. Menurut kami, tindakan beliau ini dalam menyuarakan kebenaran, harus benar-benar kita taladani ke depannya,” jelas Saniman.
Saniman berharap nilai-nilai perjuangan tiga tokoh tersebut dapat menjadi pegangan bagi kader PKB dalam melaksanakan tugas pemerintahan dan pelayanan publik.
Sejarah Perjuangan
Senada dengan Saniman, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PKB Kota Malang, H. Fatchullah, menegaskan sejarah perjuangan para tokoh yang menerima gelar Pahlawan Nasional.

Yang merupakan fondasi penting untuk memahami nilai keadilan dan keberpihakan pada rakyat kecil.
“Dari masa ke masa, pasti ada orang yang berjuang habis-habisan. Oleh karena itu, kita sebagai pemegang terlibat di dalam pemerintahan harus sadar bahwa dari masa ke masa pasti ada orang yang mau memperjuangkan sebuah keadilan,” ujarnya.
Fatchullah menyorot peran besar Syaikhona Kholil yang memberi pondasi kuat bagi lahirnya Nahdlatul Ulama.
Menurutnya, kontribusi besar sang ulama menjadi alasan kuat bagi kader-kader PKB untuk terus menjaga nilai kebangsaan dan komitmen pada NKRI.
Terkait Marsinah, yang masih memunculkan perbedaan pendapat di tengah masyarakat.
Fatchullah menegaskan bahwa pemberian gelar pahlawan merupakan bentuk apresiasi negara. Pro-kontra menurutnya adalah hal lumrah.
“Gelar pahlawan itu bagian dari yang memberikan apresiasi yang sangat tinggi di Indonesia ya. Tetapi kalau PKB kemarin ya ziarah ke makamnya, datang ke keluarganya,” terangnya.
Ia juga menilai bahwa pelurusan sejarah terkait kasus Marsinah merupakan ranah nasional, namun PKB tetap memberikan penghormatan melalui ziarah dan kunjungan ke keluarga almarhumah.
Saat ditanya tentang jasa Gus Dur terhadap PKB, Fatchullah menyebutnya tidak ternilai.
“Termasuk bagaimana Gus Dur mendidik juniornya istilahnya ya. Junior-juniornya tahan terhadap gangguan. Di politik kan mesti ada gangguan-gangguan. Beliau caranya mendidik kader-kadernya itu tidak seperti pada umumnya begitu,” tandasnya. (Djoko W)






