Komisi E DPRD Jatim Prihatin, Ada Sekolah Luar Biasa (SLB) Tidak Punya Ruang Guru

Foto: Kunjungi SLB Lawang, Komisi E Dorong Pemprov Beri Perhatian Lebih
Jum’at, 26 Juni 2020
Malangpariwara.com –
Sungguh memprihatinkan nasib Sekolah Luar Biasa (SLB) Pembina Tingkat Nasional Bagian C yang ada di Lawang, Kabupaten Malang ini karena tidak memiliki fasilitas yang memadai.
Kondisi SLB yang beralamat di Jl. Dr. Cipto VIII /32 Lawang, Sengkkrajan, Bedali, Kec. Lawang ini, diketahui Dr. Sri Untari Bisowarno MAP, saat melakukan monitoring, Jum’at (26/6/20).
Kondisi Sekolah Luar Biasa (SLB) Pembina Tingkat Nasional Bagian C Lawang, Kabupaten Malang ini, membutuhkan perhatian lebih dari Provinsi Jawa Timur. Agar SLB tersebut, bisa memiliki fasilitas yang memadai.
Menurut wanita yang juga Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jatim itu, ada beberapa fasilitas yang sudah waktunya dilengkapi, dan ada juga yang harus dibenahi.
SLB Pembina Lawang ini, memiliki jumlah siswa tergolong banyak. Ada 184 siswa dari berbagai jenjang, dan memiliki 75 guru dan tenaga asministrasi, serta seorang kepala sekolah.
Terhadap sejumlah fasilitas yang kurang, pihaknya akan berupaya bersama dengan anggota Komisi E lainya, untuk memperjuangkan dalam penganggaran, melalui badan Anggaran agar SLB, memiliki ruang guru.

“Kami akan berjuang dalam penganggaran, agar fasilitas yang kurang bisa terpenuhi, “tuturnya.
Selain itu, dia juga berharap ada Corporate Social Responbility (CSR) dari Bank Jatim dan Perumda lainya, diarahkan untuk pembangunan sarana prasaran SLB Pembina Lawang.
Meskipun lembaga ini gratis, tetapi lanjut Sri Untari, akan lebih baik, jika ada peranan orang tua wali yang memiliki kemampuan secara materi, untuk ikut serta memberikan perhatian dalam pengadaan sarana prasarana.
Selain itu yang tidak kalah pentingnya, adalah alumni SLB itu bisa diberdayakan, oleh institusi pemerintah, sesuai dengan keahlian mereka.
Saat melakukan kunjungan, Sri Untari sempat kaget juga karena dari pihak sekolah sudah ada keinginan untuk kembali masuk. Karena selama darurat Pandemi Covid 19, mereka diliburkan.
Memasuki new normal ini ada keinginan SLB masuk sekolah. Namun Untari mengingatkan untuk mempertimbangkan segala kemungkinan yang akan terjadi.
“Kalau mau masuk sekolah, harus dilakukan rapid test terlebih dahulu, setidaknya dua kali. Ini untuk memastikan jika anak-anak tidak ada yang terjangkit Covid 19,”tukasnya.
Dia mengakui jika untuk rapid tes dibutuhkan angaran yang besar. Makanya apabila dikenhendaki pihaknya akan melakukan koordinasi dan komunikasi dengan Gugus Tugas.
“Kalau memang dirasa masuk sekolah itu lebih baik, ya mau tidak mau harus dilakukan rapid test dulu, nanti kita akan bicarakan dengan gugus tugas,”tambah Sri Untari.
Namun demikian menurut dia, senyampang masih pandemi, sebaiknya tidak dipaksakan untuk masuk terlebih dahulu, dengan tetap melakukan pembelajaran daring.
“Ya tentunya, kalau mau masuk sekolah fasilitas standar covid 19 harus dipenuhi, baik itu hand sanitazer, maupun kaos tangan, dan menjaga jarak, ini sangat penting agar tidak terjadi kontak secara langsung,” sarannya wanita yang juga sebagai ketua Kopwan SBW Malang ini.
“Kalau masih sulit untuk menghidari kontak langsung, sebaiknya mengikuti ketentuan dan ajuran pemerintah saja,’ tambahnya.
Sri untari menyarankan pihak SLB untuk melakukan ekspos melalalui medsos dengan lebih masif, terhadap keberadaan dan aktifitas siswa dengan atas ijin orang tua siswa tentunya.
“Ini sangat penting, agar makin banyak masyarakat perduli dan mengenal para siswa SLB Lawang,” pungkas Politisi senior PDIP Kota Malang ini.( JKW )