1 Juli 2025

Sempat Tertahan, Triwulan III-2022, Diperkirakan KDU Akan Meningkat

IMG-20220713-WA0046

Foto: Deputi Kepala Perwakilan BI Malang, Cicilia Melly A.H.(BI Malang)

Rabu, 13 Juli 2022

Malangpariwara.com – Kegiatan Dunia Usaha Triwulan II – 2022 Tertahan, namun optimisme berlanjut pada Triwulan III-2022.

Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) merupakan salah satu survei dengan periode publikasi triwulanan yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dini mengenai indikasi perkembangan kegiatan ekonomi di sektor riil secara triwulanan.

Deputi Kepala Perwakilan BI Malang, Cicilia Melly A.H. menyampaikan bahwa hasil SKDU BI Malang mengindikasikan kinerja kegiatan usaha pada triwulan II – 2022 tertahan. Namun demikian, diprakirakan kegiatan dunia usaha akan kembali meningkat pada triwulan III – 2022.

“Hal tersebut tercermin dari SBT sebesar 35,08%, meningkat dibandingkan SBT -10,16% pada triwulan II – 2022 dan SBT -6,25% pada triwulan III – 2021,” urainya.

Kinerja kegiatan usaha triwulan II-2022 yang tertahan tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar -10,16%, menurun dari SBT 6,93% pada triwulan I – 2022. Tertahannya kinerja kegiatan dunia usaha pada triwulan II – 2022 terindikasi terutama pada sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, Perdagangan Besar dan Eceran, serta Transportasi dan Pergudangan.

Sejalan dengan kinerja kegiatan usaha, kapasitas produksi terpakai dan rentabilitas atau kemampuan perusahaan untuk mencetak laba pada triwulan II-2022 tercatat lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya.

Sementara itu, Cicilia menambahkan bahwa kondisi keuangan dari aspek likuiditas dan akses kredit masih cukup baik dengan akses terhadap kredit perbankan yang relatif normal.

Tertahannya kinerja kegiatan usaha sejalan dengan tingginya inflasi berbagai negara maju dan domestik yang mempengaruhi permintaan ekspor dan domestik.

Inflasi berbagai negara mitra dagang seperti AS dan Eropa tercatat tertinggi sejak beberapa tahun terakhir. Inflasi Juni 2022 nasional dan berbagai kota IHK tercatat di atas target inflasi yakni 3±1%.

Inflasi nasional pada bulan Juni 2022 mencapai 4,35% (yoy) dan merupakan yang tertinggi sejak Juni 2017.

Dikatakan Cicilia, inflasi di Kota Malang dan Kota Probolinggo yang menjadi wilayah kerja Bank Indonesia Malang masing-masing tercatat sebesar 5,30% (yoy) dan 4,60% (yoy).

Berdasarkan sektor ekonomi, penurunan kegiatan usaha terjadi pada sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (SBT -9,02%), Perdagangan Besar dan Eceran (SBT -1,24%), Transportasi dan Pergudangan (SBT -0,06%).

Peningkatan harga pakan dan harga pupuk menjadi faktor penghambat kinerja sektor Pertanian. Harga pupuk meningkat sejak 2021 sebagai dampak meningkatnya harga bahan bakar, gangguan cuaca, serta berlanjut di 2022 akibat pengaruh tak langsung dari konflik Rusia-Ukraina.

Tiongkok sebagai pemasok sumber Urea juga melakukan pembatasan ekspor hingga Juli 2022. Selain itu, kualitas dan produktivitas komoditas holtikultura khususnya cabai rawit dan bawang putih menurun pada triwulan II – 2022 akibat kemarau basah.

Faktor penghambat kinerja lain diantaranya menurunnya produk turunan sapi akibat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang ternak sapi.

Penurunan kinerja sektor Perdagangan Besar dan Eceran sejalan dengan menurunnya konsumsi masyarakat akibat tingginya inflasi yang menurunkan daya beli dan permintaan.

Kenaikan tarif listrik 3.500 VA ke atas turut mempengaruhi penurunan konsumsi masyarakat. Penurunan penjualan produk otomotif akibat waktu indent yang cukup lama turut menahan kinerja sektor Perdagangan Besar dan Eceran.

Selain itu, pemberlakuan PPN 11% dan berhentinya PPN BM mobil turut menahan kinerja Perdagangan.

Penurunan kinerja sektor Transportasi dan Pergudangan sejalan dengan kenaikan harga BBM khususnya Pertamax per 1 April 2022 yang meningkatkan biaya distribusi dan kenaikan harga avtur yang mendorong kenaikan harga tiket transportasi udara.

Jam operasional dan jumlah maskapai yang terbang dari dan ke bandara Abdulrahman Saleh Malang masih terbatas dan belum kembali ke default-nya.

Selain itu, kinerja sektor Transportasi yang tertahan juga sejalan dengan moderasi permintaan pasca HBKN Idul Fitri.

Penurunan yang lebih dalam tertahan oleh perbaikan kinerja Industri Pengolahan (SBT-10,75%), Konstruksi (SBT 9,05%) dan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (SBT 2,40%).

Industri Pengolahan terindikasi meningkat terutama didorong oleh kinerja Industri Pengolahan Makan dan Minum. Kenaikan kinerja konstruksi sejalan dengan penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN) di wilayah kerja BI Malang yakni Tol Pasuruan-Probolinggo pada tahun 2022.

Sementara perbaikan kinerja Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sejalan dengan meningkatnya mobilitas yang mendorong permintaan di tengah longgarnya PPKM pasca terkendalinya kasus Covid-19 Omicron.

“Ke depan, kinerja usaha diprakirakan akan menguat dan mencatatkan kinerja positif sengan SBT sebesar 35,08% pada triwulan III-2022, meningkat dibandingkan SBT -10,16% pada triwulan II – 2022 dan SBT -6,25% pada triwulan III – 2021. Kembali menguatnya kegiatan usaha di triwulan III – 2022 sejalan dengan meningkatnya confidence pasar sejalan dengan terkendalinya Covid-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 dan terus berlanjutnya akselerasi vaksinasi terutama booster menuju endemi,” tandas Deputi Kepala Perwakilan BI Malang.(Djoko Winahyu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *