UB Tambah Dua Profesor Lintas Ilmu dari Fakultas Pertanian dan Fakultas Ilmu Administrasi

Dua Profesor Lintas Ilmu dari Fakultas Pertanian dan Fakultas Ilmu Administrasi UB yang akan dikukuhkan Lusa.(Djoko W)

Jum’at, 11 Agustus 2023

Malangpariwara.com – Universitas Brawijaya (UB) mengukuhkan dua profesor lintas ilmu dalam bidang ilmu Kebijakan Publik dan bidang ilmu Sosiologi Pertanian, Minggu (13/08/2023) di Gedung Samantha Krida.

Sebelum pengukuhan kedua Profesor menggelar Jumpa pers, Jum’at (11/8/23).

Prof. Mangku Purnomo, S.P., M.Si., Ph.D. dikukuhkan sebagai Profesor aktif ke 31 di Fakultas Pertanian (FP) dan Profesor aktif ke 174 di Universitas Brawijaya serta menjadi Profesor ke 328 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh Universitas Brawijaya.

Prof. Drs. Andy Fefta Wijaya MDA., Ph.D. dikukuhkan sebagai Profesor aktif ke 14 di Fakultas Administrasi (FlA) dan Profesor aktif ke 175 di Universitas Brawijaya serta menjadi Profesor ke 329 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh Universitas Brawijaya.

Prof. Mangku Purnomo, S.P., M.Si., Ph.D, (foto: Djoko W)

Di katakan Prof. Mangku Purnomo, S.P., M.Si., Ph.D, dalam orasi ilmiahnya nanti dirinya akan memberikan pemaparan berjudul ”Perhebat Pembangunan Pertanian Dengan Pendekatan Tekno – Saintifik Progresif”
Paska reformasi, pendekatan Teknokratik dan saintifik cenderung ditinggalkan dalam perumusan kebijakan pembangunan termasuk di sektor pertanian, hasilnya, kebijakan menjadi tidak akurat dimana pedesaan tetap menyumbang angka kemiskinan, stunting, dan illiterasi tertinggi.

Pada kasus tersebut pendekatan yang digunakan adalah Tekno-saintifik Progresif (TsP), yang merupakan proses rekontruksi konsep-konsep populer dalam pembangunan pertanian seperti konsep kawasan, level gerakan, aktor, kelompok, kelembagaan usaha, serta konsep belajar petani/penyuluhan.

Tekno-saintifik Progresif (TsP) memungkinkan konsep-konsep utama yang digunakan dalam pembangunan pertanian menjadi konsep yang “hidup” yang terus menyesuaikan dengan dinamika sosial ekonomi masyarakat sehingga selalu relevan digunakan
Dengan melakukan perombakan definisi berbagai konsep utama dalam pembangunan pertanian dengan menggunakan perkembangan teori sosial terkini, maka strategi menjadi lebih relevan dengan dinamika masyarakat.

Akurasi terjadi karena konsep-konsep utama menjadi konsep “hidup” dan “dinamis” sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

Terdapat tiga tahap Tekno-saintifik Progresif (TsP) yaitu rekontruksi konsep, modeling konsep, dan strategi implementasi pada skala tapak, ketiga tahapan ini sangat berguna untuk memastikan program pembangunan menjadi lebih akurat dan efisien, karena mendarat dengan akurat pada masyarakat sasaran.

“Akurasi inilah yang akan menjadi kunci bagi keberhasilan suatu program pembangunan pertanian,” tandas Prof. Mangku Purnomo.

Prof. Drs. Andy Fefta Wijaya MDA., Ph.D.(foto: Djoko W)

Sementara, Prof. Drs. Andy Fefta Wijaya MDA., Ph.D. dikukuhkan sebagai Profesor aktif ke 14 di Fakultas Administrasi (FlA) dan Profesor aktif ke 175 di Universitas Brawijaya serta menjadi Profesor ke 329 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh Universitas Brawijaya.

Dalam orasi ilmiahnya
Prof. Drs. Andy Fefta Wijaya., Ph.D. nantinya akan memberikan pemaparan berjudul “Kebijakan Publik Dalam Model Collaborative Governance Plus Multi Helix”
Pengembangan kebijakan publik dalam model collaborative governance plus multi helix (CGPMH) adalah sebuah kerangka kerja yang menggabungkan pendekatan kolaboratif dan melibatkan aktor helix diberbagai sektor dalam kebijakan publik.

“Kebaruan dari model ini mengkombinasikan antara konsep collaborative governance (prinsip yang mengikat, kesepakatan bersama, dan kapasitas untuk melaksanakan tindakan bersama) dan konsep helix (pemerintah, masyarakat sipil, sektor swasta, akademisi, media dan helix lainnya) yang selama ini kajiannya dilakukan sendiri-sendiri
Kekuatan utama dari Collaborative Governance Plus Multi Helix (CGPMH) ini adalah masing-masing pemangku kepentingan membawa pengetahuan, pengalaman, dan perspektif yang unik dalam kebijakan public sedangkan kelemahannya dapat menghabiskan waktu dan sumber daya yang cukup lama, serta memerlukan kemampuan tata kelola yang baik dalam melibatkan partisipasi seluruh pemangku kepentingan dalam rangka mencapai kesepakatan bersama,” urainya

Model ini juga mengakui pentingnya pembelajaran, eksperimen, dan evaluasi berkelanjutan dalam kebijakan public, dengan melibatkan pemangku kepentingan yang berbeda, model ini memungkinkan pertukaran pengetahuan, pengalaman, dan pembelajaran sehingga kebijakan publik berkualitas dapat terus berkembang, diperbaiki, dan disesuaikan dengan perubahan kondisi dan kebutuhan masyarakat. (Djoko W)

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *